Kontrakan Mas Kenek

“Bang lo apa-apaan sih?”

“Ini demi kebaikan karir lo Hyuck, lo gak bisa terus-terusan berhubungan sama manusia di bawah lo gitu. Lo itu model terkenal, apa kata nitizen kalau tau seorang Lee Donghyuck ngejar cintanya kenek kopaja? Dia miskin, kalangan bawah, orang gak mampu, gak pantes dapat cinta dari lo.”

Marah, Donghyuck marah banget kali ini sama managernya. Bisa-bisanya dia tega nyuruh mas kenek kopaja itu jauhin Donghyuck pakai iming-iming duit sepuluh juta. Nyuruh Mas kenek itu ngaku udah punya istri dan anak padahal kenyataannya tidak. Terus juga Mas Mark ini kenapa mau aja? Padahal cuma sepuluh juta. Donghyuck bahkan bisa kasih lebih dari itu. Donghyuck bisa kasih 100 juta, bisa kasih mobil, bisa kasih rumah, atau sepuluh kopaja sekalipun Hyuck akan kasih, semuanya, apapun yang Mas Mark mau Donghyuck akan kasih.

Lagi lagi Donghyuck berhasil godain supir yang perutnya membuncit seperti orang hamil delapan bulan.....padahal cuma modal duduk di pahanya dan sesekali gesek-gesek nenen di lengan pak supir. Kali ini Hyuck minta imbalan alamat Mas Mark.

Donghyuck gak peduli ini sudah larut, ia ingin cepat-cepat menemui Mas Mark. Kangen, Donghyuck kangen banget sama Mas Mark. Sudah lebih dari bulan sejak pertemuan terkahir kalinya pada malam itu di terminal.

Tok tok tok “Mas Mark...” Gak ada jawaban apapun dari dalam, pintu dari kayu yang sudah lapuk itu Donghyuck dorong pelan-pelan “lho gak dikunci....”

Kakinya perlahan masuk. Ini memang gak sopan, tapi gimana dong..... Donghyuck udah gak sabar nemuin Mas Mark!

“Nghhh~~Hyuck!”

Donghyuck terlonjak kaget, suara geraman rendah terdengar dari satu satunya kamar yang Donghyuck lihat. Maka dengan perlahan Donghyuck dekati kamar itu, membuka kenop pintu yang lagi lagi gak terkunci.

Lebih terkejut lagi melihat pemandangan di dalam kamar itu....... Mas Mark...... lagi coli...??

“Mas—”

“Iya Hyuck—suara kamu anghh nyangein banget! Sayang~hh Iya aaahh~~ terus sayang kaya gitu!!”

“Mas Mark!”

Barulah si Mas Mark sadar, dia buka matanya begitu kagetnya lihat sosok Lee Donghyuck berdiri di ambang pintu kamarnya. Jadi.....suara mas yang barusan Mark dengar itu bukan Mark yang halu? Tapi suara dari orangnya langsung!

“Mas coli bayanginnya aku...?” Telak Hyuck. Mark buru-buru narik selimut, nutupin setengah badannya yang polos.

“Eh—Hyuck maaf—itu kamu ngapain kesini? Kan saya udah bilang saya udah punya istri dan anak.”

“Kalau udah punya istri ngapain coli? Memek istrinya gak enak?”

“Donghyuck!”

“Aku nanya mas...”

“Kan mas ldr sama istri,”

“Oh iya? Kalau gitu pakai memek aku aja nih,”

Donghyuck gabung ke atas kasur lapuk, dan sedikit bau apek itu. Di tarik selimut yang nutupin bawahnya Mas Mark, badannya dengan sigap jongkok di hadapan Mas Mark bibirnya udah nyentuh kepala kontol Mas Mark, Hyuck ciumi, “Hyuck, engga! Say–saya gak mau, nanti istri saya marah, Hyuck!”

“Udahlah kan istri mas di kampung, dia gak akan tau.” Donghyuck masih pura-pura gak tau kebohongan itu.

“HYUCK! Gak! Saya gak mau! Donghyu–aahhh~~! Anjing anjing enak banget mulut kamu Hyuck!”

Donghyuck jilat-jilat penis Mas Mark yang udah keras banget. Ini pasti udah coli dari tadi tapi belum keluar-keluar...... “Aku kangen Mas...”

“Mas juga kangen kamu sayang....” tangan Mark neken kepala Hyuck, membenamkan kontol yang udah tegang banget itu ke dalam mulut Donghyuck.

Donghyuck tersenyum penuh kemenangan, di lepas kontol Mas Mark dari mulutnya kemudian kembali bersuara. “Mas enakan di sepongin istri mas atau enakan di sepongin aku?”

“Kamu, istri mas gak ada,” entah sadar atau nggak Mark ngomong gitu. Karena posisinya si Mark lagi merem keenakan kontolnya di jilatin sama lidah lacur Donghyuck.

“Gak ada?” Tanya Hyuck memastikan.

“Iya gak ada. Mas masih lajang dek...”

“Duitnya buat apa?” Tanya Donghyuck lagi. Lidahnya masih lincah, memanjakan kontol Mas Mark.

“Bayar hutang, mas kalah judi terus dek...mas butuh duit banyak.”

“Sepuluh juta cukup mas?”

Mas Mark cuma ngangguk, mulutnya dipakai buat desah.

“Adek kasih lebih tapi mas diem aja mau gak?” Tawaran menggirukan itu diangguki Mas Mark. Toh itu menguntungkan, kontol tenang hatipun senang.

Terlebih Donghyuck yang gak kalah senang karena ia mendapatkan mainan baru.

Donghyuck melepaskan penis Mas Mark dari mulutnya, berpindah poisisi, menduduki kontol tegak si Mas. Mark dengan sigap menangkap pinggang Donghyuck.

Donghyuck letakan tangannya pada sisi kanan dan kiri muka Mas Mark, dikecupnya sekali bibir hitam itu...... cup! kecup dua kali, cup! tiga kali, cup! cup! cup! berkali-kali, sampai kecupan itu perlahan berubah jadi hisapan, lidahnya melumat dengan agresif, Mark yang peka langsung imbangi gerakan bibir dan lidah Donghyuck.

“Mas—nghh~~~” Tangan Mark merambat naik, meremas nenen montok Donghyuck yang masih tertutupi kaos croptop super tipis berwarna putih, si empunya melengguh keenakan.

“Mas aahhh~~! Becek memek Hyuck!”

Si gemini tuntun tangan Mas Mark buat sentuh kelaminnya yang sudah becek. Mark elus-elus memek hyuck dari luar celana dalam, gak perlu lucuti bawahnya sebab rok yang Donghyuck pakai terlampau pendek, otomatis rok itu nyingkap ke atas, memperlihatkan celana dalam berwarna senada sama kaosnya yang sudah basah.

“Enak dek?”

Tanpa melepas ciumannya Donghyuck mengangguk semangat. Enak! Apapun yang di jamah sama tangan Mas Mark semuanya akan menjadi enak. Nafsu Hyuck makin meningkat, si gemini yang gak sabaran menarik kaosnya, melucuti semua bahan yang nempel di badannya. Pas semuanya udah lepas, Hyuck tarik kontol si Mas kenek yang masih berdiri tegak, ia selipkan ke bawah kemudian ia duduki sampai kontol itu tergencet antara memek becek dan bokong mulus Donghyuck.

Hyuck gerakan bokongnya maju mundur secara perlahan, menggesek memeknya di atas kontol ngaceng Mas Mark.

Mark tarik tangan Donghyuck, menaruh tangan cantik itu pada bahunya. Sedang si Mas Mark menarik pinggang gemini untuk semakin dekat sampai sampai nenen si manis yang terus berguncang nempel sama dada bidangnya. Gerakan pinggang si cantik semakin kencang, Mark semakin kuat menahan pinggang Donghyuck, bikin yang di bawah semakin memanas akibat tekanan yang terlalu kuat.

“Ughh—mas nghh~~ gatel! Memek adek gatel!”

“Sini mas garukin sayang—mas garuk pakai kontol mau?”

Donghyuck ngangguk goblok! Gini nih kalau udah nempel sama kontol Mas Mark, seorang Lee Donghyuck yang sangat pintar dalam segala hal langsung berubah jadi manusia paling goblok!

Mark dongakan kepalanya ke atas, menikmati pijatan kontolnya lewat esek-esek memek tembam Donghyuck. Posisi kaya yang sekarang bikin Mark hampir gila, walau cuma digesek gesek tapi rasanya gak kalah nikmat sama yang masuk ke liang kawin Donghyuck. Kontolnya terus-terusan di gesek sama memek basah, becek dan hangat si cantik, terhempit antara bokong semoknya yang mulus. Jangan lupakan tetek gede Donghyuck yang terus berguncang menabrak dada bidang Mark tanpa henti. Bangsat ini terlalu nikmat!!

“Adek— mas ahh— mas mau keluar....”

“Barengan mas, adek juga mau keluar—aaahhh~~!!”

Mark nahan pinggang Donghyuck supaya berhenti, kemudian menyemburkan spermanya, mengotori pahanya sendiri serta bokong semok Hyuck yang masih bertenggar di atas penis Mark. Disusul Donghyuck, menteskan sperma itu tepat di atas kontol Mas Mark.

Selang masa pelepasan keduanya sibuk menetralkan napas masing-masing.

Mark mindahin Donghyuck, yang tadinya duduk di atas pahanya ia pindahkan ke sisi kasur. “Mas sebat dulu sebentar,” yang langsung diangguki sama Donghyuck.

Si Mas Mark berdiri di depen jendela yang terbuka, membelakangi Donghyuck yang masih duduk anteng di kasur Mark sambil memperhatikan lelaki dengan punggung tegap dan keras itu. Asap dari benda nikotin yang terjepit antara dua jarinya mengahambur ke luar jendela, sebagian ada yang masuk ke dalam kamarnya.

“Kamu tau dari mana alamat mas, dek?” Mark sesap lagi rokoknya, sebelum berbalik badan menatap Donghyuck, asapnya ia hembuskan ke udara. Donghyuck yang lihat pemandangan itu, seketika otaknya langsung konek ngentot sambil lihat si mas nyebat ughh......

“Mas duduk sini aja,” Donghyuck nepuk sebelah kasur.

“Nanti asapnya kena kamu. Kamu gak ngerokok toh?”

“Ngerokok kok,” Hyuck berdiri, mendekati si Mas Mark yang masih berdiri membelakangi jendela, mata elangnya memperhatikan gerak gerik si cantik yang semakin mendekat. Ia mengerut bingung, melihat Donghyuck jongkok di depannya.... “rokok ini,” jawab Hyuck dengan bangganya genggam penis si leo yang mulai melemas.

“Hyuck.....” tangan nakal Hyuck mengocok kontol Mark yang semula mulai melemas seketika bangkit lagi.

“Mas capek, dek....”

“Mas duduk aja, aku yang kerja kan?”

Dan disinilah mereka, di sofa ruang tamu, dengan Mark yang duduk santai sambil lebarkan kaki, lebarkan tangan, dua jarinya menjepit rokok yang menyala, matanya memejam menikmati goyangan si manis di atasnya—di atasnya ada Donghyuck yang sibuk bergerak, maju mundur, naik turunkan badannya dengan memek tembam super becek tersumpal kontol ngaceng si Mas Kenek.

Mark hisap benda nikotin pada jepitan jari tengah dan telunjuk, asapnya ia semburkan di depan muka Donghyuck, “pinternya mas, pinter banget ngenakin kontol. Enak sayang?”

Donghyuck ngangguk goblok. Memutar bokongnya, menjepit lebih kuat lagi kontol si Mas di dalam memeknya. Bokongnya semakin nungging ke atas, membenamkan kontol berurat Mas Mark.

Posisi kaya gini benar-benar bikin Donghyuck mabuk. Kontol Mas Mark yang masuk lebih dalam, sampai mentok. G-spotnya berkali kali kegaruk sama kontol besar si mas, bikin memek tembamnya makin kedutan, sampai sampai kontol besar itu nyeplak di perutnya. Bokong semoknya terus bertabrakan sama paha sekal si Mas Mark, ciptakan suara plak! plak! Antar kulit ketemu kulit bikin suasana semakin panas. Di ruang tamu itu gak ada AC, cuma ada kipas angin yang menyala suara putaran kipas angin itu bersahutan sama suara desahan Donghyuck.

Belum lagi pemandangan di depannya....Mas Mark nyebat..... mata Donghyuck dipenuhi kabut nafsu. Panas, gerah. Memeknya gatel, semakin kontol Mark kenain G-spotnya semakin gatal.

Sekali-kali Mark menangkap tetek Hyuck yang berguncang, menyedot nenen besar itu bikin Donghyuck makin semangat menggila ngulek kontol Mas Mark.

Permainan panas itu berlanjut, berganti berbagai gaya, sampai suara pintu tetangga kontrakan Mark terbuka, menunjukan waktu malam sudah berubah menjadi pagi, keduanya ambruk bersamaan.