Sesampainya didepan apart sang kekasih, Juno langsung memencet beberapa angka diatas tombol password apartment.

Sarah yang mendengar bunyi tiitt~ dari arah pintu apart dirinya langsung berlari, berlari menuju pintu apartemen tersebut. Sesampainya di depan pintu sarah menubruk tubuh tegak Juno, sedangkan Juno yang menyadari itu langsung sigap menangkap tubuh kekasihnya.

“Aduh, pelan pelan sarr.”

“Ih aku tuh kangen banget bangettttt sama kamu tau, sayang. Kamu gak Deket Deket sama cewek murahan itu kan?”

“Hahaha siapa cewek murahan?” Juno terbahak bahak melihat tingkah lucu pujaan hatinya.

“Ih itu lho istri kamu.” dijawab dengan nada sedikit tekanan.

“Namanya meika sayang, bukan cewek murahan.”

“Yaa terserah aku mau manggil dia apa. Lagian omongan aku bener kok, dia tuh murahan, buktinya orangtuanya jual dia ke kamu dianya mau mau aja. Murahan kan sayang.”

“Iyaa iyaa terserah kamu deh” Juno mengalah, lalu mengecup sekali bibir kekasihnya.

“Kok gitu doang?”

“Apanya?”

“Ciumnyaa.”

“Oh, hahaha kamu mau yang lama? Iyaa?”

Sarah menjawabnya dengan anggukan lesu.

“Pesen makan dulu yuk, aku lapar nih, kamu mau makan apa?”

“Aku kan udah bilang mau makan kamu, sayang.”

“Sarahhhh.”

“Hehehe iya deh, pesen aja samaan kaya kamu.”

“Oke.”

.

.

Sembari menunggu makanan datang, kedunya memilih berbaring diatas kasur. Tangan kanan juno digunakan sebagai bantal Sarah, sedangkan tangan kirinya memeluk mesra pinggang kekasihnya, sarah.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing.

Sebenernya akhir akhir ini juno tengah memikirkan ucapannya bang Marka “mau sampai kapan lo kaya gitu, istri lo dirumah Sendirian.”

Namun lagi lagi Juno menepisnya, “lagian Meika juga tau kalau gue masih pacaran sama Sarah kan. artinya gue gak selingkuh dong? Dan ini salah Meika juga, kenapa dia masih mau dijodohin sama gue, padahal jelas jelas dia tau kalau gue punya pacar.”

“Kamu capek banget ya sayang.” Suara Sarah membuyarkan lamunannya.

“matanya kamu serem kaya panda tau, melingkar item. Boboknya kurang kamu ya?Utututu sayangnya sarah, kasian, sini peluk duluuu.”

Juno hanya menanggapinya dengan kekehan.

Kemudian tangan Juno mengeratkan pelukannya pada pinggang Sarah.

“Sayangku kamu jangan Deket Deket ya, sama dia.”

“Gimana gak Deket, kan aku sama dia satu rumah sar.”

“Ya pokoknya kamu menjauh, menjauh dari cewek muraha itu.”

“Hahaha iya iyaaa, bawel banget sih, kamu.” Ucap Juno sembari Mencubit hidung mancung kekasihnya, gemas katanya.

“Aku besok mau jalan jalan sama temen temen aku, sayang.”

“Iya, besok sebelum aku pergi aku Tranfer ya ke rekening kamu.”

“Iyaa yey yey, Makasih sayang. Cup.” Sarah Mengecup bibir Juno, mengecapnya penuh penekanan, berharap sang lawan ikut andil dalam permainan.

Ting!

“Bentar sar, bentar hp aku bunyi”
Juno melepas diri dari Sarah, kemudian mengambil handphone miliknya.

“Ishh!” Tentu saja Sarah sebal, sedang asik dengan kekasihnya ada saja yang mengganggu. Mengebalkan.

“Sarah, sayang, aku harus pulang. Maaf ya gak jadi nginep malam ini, besok deh, besok aku usahain ya”

Ucapnya terburu buru, kemudian pergi meninggalkan Sarah begitu saja.

Baru saja akan membuka pintu, panggilan dari Sarah membuatnya berhenti.

“Juno!” Juno tau, kalau Sarah sudah memanggil nama dirinya dengan sebutan nama artinya kekasihnya ini sangat amat kesal.

Juno mengehela nafas, kemudian membalikkan tubuhnya, kembali mendekat kearah sarah.

“Maaf, sayang, aku buru buru.” Mengusap lembut kepala kekasihnya.

“Janji besok jadi ya? Aku gak mau ditinggal mendadak kaya gini lagi lho, Sayang.” Sedih, batinya sangat sedih.

“Iyaa, sayang.” Kemudian Juno mengecup lembut dahi sarah, sekali lagi mengusap lembut kepalanya.

“Ohh, iya, besok jangan lupa tranfser yaa, sayang.”

“Iya, gak akan lupa kok. Udah yaa” Kali ini Juno benar benar pergi meninggalkan Sarah.