Sore hari di akhir pekan, ketika Mark tengah bersantai dihalaman rumah, ditemani secangkir kopi hitam, dan kepulan asap dari rokok yang terjepit diantara dua jemarinya.

Donghyuck hampiri suaminya. Ia berdiri di ambang pintu, mengelus pelan perut buncitnya, bersamaan dengan itu senyumnya merekah. Melihat lelakinya yang masih tak sadar atas kehadirannya, ia keluarkan suaranya dengan sangat halus.

“Mas...” Panggil si cantik perut buncit itu.

Dengan begitu figur lelaki bersandang suami mantan model cantik ini menengok ke arahnya, senyumnya merekah. Lelaki itu dengan sigap padamkan bara api rokok, kemudian hampiri si kesayangan.

“Iya, sayang. Adek udah makan?”

Donghyuck menggeleng lemah. “Masuk dulu yuk, udah mau gelap nih.” Mark rangkul pinggangnya, digiring masuk ke dalam kediamannya.