Suara bising serta lampu gemerlap menemani pemuda yang sedang diambang kesedihannya di malam ini.
Lagi-lagi ia menuang minuman beralkohol di depan ke dalam gelas miliknya. “Hnggg— anjing!” Umpatnya untuk kesekian kalinya.
“Gue kurang apa coba?! Gue ganteng, badan gue bagus, gue kaya raya, GUE KURANG APA, ANJING! AH BRENGSEK!” Kali ini ia meneguk alkohol itu dari botolnya.
“Hnggha ah pusing banget anjing!” Dengan kemeja putih yang sudah kusut, rambut acak-acakan dan raut wajah yang sudah berantakan ia berjalan gontai, menabrak siapapun di depannya ia tidak peduli.