Terminal Malam

Jadwal pemotretan telah selesai, Donghyuck bergegas ke kamar mandi, mengganti pakaian yang sudah ia siapkan untuk menemui si Mas Kenek Kopaja yang ditemui dua minggu lalu. Jantungnya berdebar, senyumnya tak luntur sedari pagi. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Atau hanya napsu yang membara? Entahlah yang pasti Donghyuck pernah merasakan jatuh hati tapi rasanya gak sebinar ini. Ya mungkin cinta, mungkin nafsu, dan bisa jadi memang keduanya.

Ah iya, Donghyuck juga sudah beri tahu managernya untuk pulang lebih dulu pakai taksi atau kendaraan lain sebab mobilnya akan ia pakai laju menuju terminal untuk menemui Mas kenek pujaannya, yang ia ketahui bernama Mark—Mas Mark.

“Bawa kondom gak ya..? Emang Mas Mark mau pakai kondom? Ah gak usah lah.” Pemikiran Donghyuck memang seputar sex, sex, dan sex saja kalau urusannya sama si Mas Mark.

Sekarang sudah sampai di terminal, touch up lagi make up nya sebelum meninggalkan mobilnya.

Disisi lain Mark di dalam markas lagi bermain kartu, serta berbincang bersama rekan kerja lainnya, sampai tiba Pak supir yang dari luar memanggil “Mark, ada yang nyariin tuh di luar, cantik wuh bodynya sexy abiss, aduh siapa tuh Mark?” Goda Pak Supir di ujung kalimat.

“Tinggal dulu ya,”

Kawannya mengangguk, beri hormat dan di akhiri jempolan. Mark bergegas keluar.

“Hai!” Sapa Donghyuck lebih dulu, dengan nada suara melengking, serta godaan kecil seperti kedipan mata. Ia berdiri di samping kopaja yang terparkir, Mark dekati Donghyuck.

Mark meneguk ludah melihat pakaian yang dipakai cewe itu; dress ngepres badan berwarna merah menyala memberi sinyal godaan. Potongan leher dress itu rendah sekali, mempertontonkan setengah dada montoknya, pun kakinya pakai sepatu heels yang lumayan tinggi buat kakinya semakin jenjang, begitu terbuka menampakan paha yang mulus. Mark berdeham keras guna membalikan kewarasanya yang hampir hilang.

“Kenapa mas?” tanya Donghyuck. Badan maju, menghimpit si Mas Mark yang berdiri dengan tangan bersila, badannya nyender di kopaja.

“Eh em–nggak!”

Penampilan Mark jelas jauh beda sama Donghyuck, seperti biasa Mark dengan pakaian kumel dan bau keringat, tapi justru penampilan itu yang buat Donghyuck suka.

“Mau kamu apa nyari saya terus?” Tanya Mark.

Donghyuck hedikan bahu, bola matanya berputar ke kiri dan ke kanan seakan lagi mikir jawaban atas pertanyaan Mark. “Mau mas.” Jawab Donghyuck singkat.

“Hyuck—”

“Lho Mas Mark udah tau nama aku?” Donghyuck berseru ria, padahal Mark cuma sebut setengah namanya.

Ya gimana gak tahu... kegiatan cutinya Mark terganggu, lagi lagi para sahabatnya telvon, ngasih tahu kalau ada cewe cantik dan super seksi nyariin namanya Lee Donghyuck.

Mark ngangguk, “Donghyuck—” yang disebut namanya langsung tubruk badan Mark, buat yang didorong terhempit antara Kopaja dan badan Lee Donghyuck. Donghyuck udah gak sabar, denger Mas Mark sebut namanya aja udah bikin bawahnya becek! Suaranya seksi banget bangsat Mas Mark!!

Mark yang gak ada persiapan apapun kewalahan dapati serangan dadakan di bibirnya. Donghyuck gila, seperti orang kesetanan. “Hyuck— mhh...” Mark coba dorong dada Donghyuck, tapi tangan itu malah ditarik sama si gemini, bawa tangan itu pada gundukan nenennya.

“MARK GILIRAN LU NIH MARK!”

Suara dari salah satu teman Mark terdengar, Mark langsung dorong Donghyuck kemudian ditarik ia bawa masuk ke dalam kopaja yang sunyi, berjalan mengendap- ngendap memasuki kendaraan yang terparkir itu.

Setelah masuk Mark langsung dorong Donghyuck sampai terjatuh pada salah satu kursi penumpang, ia turunkan resleting pada bagian punggung Donghyuck, si gemini yang paham langsung berdiri, perosotkan dressnya sampai semata kaki, sebelum balik duduk ia lepas celana dalamnya. Sekarang satu-satunya benda yang masih nempel di badannya cuma heels.

Mark jongkok, menyambar memek Donghyuck yang sudah basah, berlendir. Ia lebarkan labianya, jari telunjuk mencolek lendir, dan menyerahkan pada Donghyuck. “Jilat!” Pinta Mark, yang langsung dituruti.

“Memek lonte, belum di apa-apain aja udah bocor!” Mark angkat satu kaki Donghyuck yang masih kenakan heels. Ia dekatkan mukanya, jilat memek bagian luarnya, becek. Mark buka labianya memperlihatkan memek kedutan Donghyuck udah banjir. Mark julurin lidahnya lagi, menyedot memek tembam itu masuk menyesapi lendir yang terus ngalir. Lidahnya bergerak lincah, menyedot memek bocor sampai sang empunya menggeleng nikmat, dongakan kepala dan pejamkan mata sangat erat. Kedua tangannya pegang rambut Mark, mendorong kepala itu supaya semakin masuk ciumi dan sedot sedot memeknya. “Mas—nghh pelan pelan~~”

Mark semakin rakus, bibirnya gak berhenti ciumi memek harum dan sedikit bau amis khas memek orang kaya, pasti sering dirawat makanya harumnya enak. Mark terbuai, ia menyukai harumnya memek Donghyuck.

Satu tangan Mark merambat naik, berhenti di gundukan nenen besar itu. Ia remas pelan, nenen itu, cubit dan tarik nipplenya. Kemudian ia tampar pentil berwarna ping itu sampai Donghyuck kelurkan lenguhan. “Aahh~ mh—mass~~!!”

Mulutnya gak berhenti ngerojorok memek Donghyuck, lidahnya bergesek–dari atas ke bawah, bawa masuk lendir yang terus ngocor ke dalam mulutnya. Lidah Mark mencolok lubang kawinnya berkali kali, ia gigit kecil kelentit kecil yang nyempil itu sampai merah.

Setelah dirasa puas, Mark jauhkan muka diganti dengan tangannya. Ia berdiri sedikit bungkukan tubuh supaya mempermudah untuk menyusu. Pertama-tama Mark tampar nenen besar yang ngegantung bebas itu sampai Donghyuck memekik, rasakan antara sakit dan enak yang bersamaan. Mark kecupi puting Donghyuck, jilat jilat sampai basah, gigit kecil kemudian ia tarik, kemudian kembali diesap seperti bayi lagi nyusu. Sedangkan di bawah jari jari kotornya menerobos masuk ke dalam liang kawin si gemini, merojok lubang memek becek itu pakai dua jari, jempolnya mengusap kasar kelentitnya.

“Kamu seksi banget...” bisik Mark.

Ahh gila! Donghyuck udah gila, kewarasannya entah kemana, ini berlebihan, dia gak bisa menerima ini semua dalam waktu bersamaan! Donghyuck sudah gila!! Ingat! Donghyuck gila karena permainan mulut dan tangan kotor mas kenek. Ditambah lagi suara dalam Mas Mark... Ugh! Donghyuck gak waras!

“Aahh! Mas Markk~~ aahh ahh enak! Enak bangett!! Fuck fuck enak banget nghhh mass—!!”

“Jangan terlalu kenceng, suka ada yang lewat samping sini.” Bisik Mark, Donghyuck langsung bekap mulutnya sendiri pakai satu tangan yang bebas. Satu tangannya digunakan buat ngelus-ngelus rambut Mark, sesekali ia dorong kepala itu buat Mark semakin tenggelam di nenen besarnya.

Sampai tiba si kenek nambah jari satu lagi... total ada tiga jari di dalam memek Hyuck. Mark semakin brutal merojok pepek tembam yang terus terusan bocor. Suara kotor itu semakin terdenger kenceng, clok clok clokk becek, becek banget memeknya. Mark tampar kasar memek itu sampai merah, dan bunyi plak plak yang lumayan kenceng, Donghyuck memekik lagi. Sakit perih tapi enakk!

Badan Donghyuck bergeter kelojotan, napasnya memburu, sampai tiba dimana memek itu keluarkan air mancur Cuuuurrrrr Squirt! Donghyuck berhasil squirt lagi, ah tidak! Mark berhasil buat Donghyuck squirt lagii!! Mark keluarkan tiga jarinya, cuuurrrrrrrr bocor! Memeknya makin bocor, ngocorr deress. Si cowo leo itu tampari memek sang lawan main dengan kasar, buat memeknya yang lagi ngocor deress jadi makin deres dan kenai bajunya.

“Basah baju saya, Hyuck...” titah Mark. Donghyuck gak peduli, ia sudah lemas.

Mark ajak Donghyuck berdiri, padahal dia sudah lemas bukan main walau permainan belum sampai ke inti. Donghyuck belum dientot! Memeknya belum dicolok kontol Mas Mark?? Dan bahkan, ia belum lihat punya Mark??? Pakaian Mark masih lengkap, tapi Donghyuck sudah lemas.

Sekarang gantian, Mark yang duduk, Donghyuck jongkok di depannya. “Sepongin kontol saya.” Hyuck segera turunkan celana Mark, bersamaan dengan celana dalamnya. Ia teguk ludahnya kasar, bola matanya membola, “gede banget...”

“Masukin semuanya ke mulut kamu bisa kan?” Tanya Mark. “Masa lonte gak bisa.” Telak Mark sebelum Donghyuck menjawab apapun.

Bukan masalah gak bisa, tapi Donghyuck itu sudah lemas!! Terlebih kakinya terasa pegal karena sepatu heelsnya gak dilepas.

Donghyuck raih penis Mark, genggam erat penis panjang nan berurat itu kemudian diurut naik turun secara perlahan, genggamannya semakin erat, ia dekatkan muka, kecupi palkonnya sampai Mas Mark mendongak. “Masukin hyuck.” Titah Mark. Donghyuck jilati kontol Mas Mark dari kepala sampai ujung, ia gerayangi dua bola kembarnya, remas remas pelan kemudian masukin ke dalam mulutnya. Donghyuck ngulum kontol bagian testisnya udah kaya ngemut lolipop. Sedang batangnya masih ia urut pelan, naik turun tempo teratur. Sekarang pindah, Hyuck keluarkan testis Mark dan mulai jilati bagian palkon, lidahnya berputar jilati lubang kencing Mark otomatis jambak rambut Hyuck merasakan sengatan bagian selatnya. “FUCK! Lee Donghyuck bangsat mulutnya lac–aahhh~ anjing! Lacur! Lacur bangsat!!”

Hyuck masukin batang penis Mark ke mulutnya, selang beberapa detik ia pompa maju mundur kontol ngaceng berurat milik Mas Mark. Mark gak sabar, jambakan di rambut Hyuck makin kenceng, ngontrol gerakan kepala yang maju mundur itu makin cepet sampai Donghyuck tersedak ludahnya sendiri. Pipinya merah sebab kena tamparan kulit Mark berkali-kali. Terus bukannya pelanin tempo genjotan, Mark malah dorong kontolnya masuk makin dalem ke tenggorokan Donghyuck dan nahan kepala itu, mendiamkan kontolnya terjepit mulut lacur Donghyuck. “Bangsat enak banget mulut lonte!”

Donghyuck pukul perut Mark ngasih isyarat kalau mulutnya butuh dibebaskan, hidungnya sudah merah, napasnya tersenggal, air mata ngalir dari pipi Mark melihat itu langsung lepasin dan tarik balik kontolnya dari mulut Hyuck.

Selagi Donghyuck ambil napas Mark tarik badan Hyuck, membalikan badan itu tanpa aba-aba dia coblos kontol beruratnya masuk ke dalam memek becek Donghyuck. “Aaahhh~~ mas! Pelan pelann!” Mark seakan tuli, matanya udah dipenuhi kabut napsu. Tangannya gerayangi nenen besar Donghyuck dari belakang, remes remes sampai cubit dan tarik pentilnya yang udah negang dan keras banget.

Donghyuck semakin merunduk, bokongnya dinaikin lagi memudahkan Mas Mark buat masukin kontolnya lebih dalem lagi ke dalem lubang beceknya. Tangannya pegangan besi yang digunakan penghalang kursi paling depan.

Mark tumbuk keras memek Donghyuck, sampai bunyi tubrukan antar kulit perut dan bokong semok si Hyuck. Sekali-kali dia tampar bokong bulat semok itu buat sang empunya memekik keras. Donghyuck pasrah aja, toh dia keenakan lubang memek lacurnya disumpel kontol gede dan berurat milik Mas Mark.

Sebenernya Donghyuck ngerasa kakinya pegel, sepatu heelsnya masih dipakai sampai sekarang, tapi tumbukan keras di memeknya bikin ngelupain rasa pegal di kakinya itu.

Mark balikan badan Donghyuck tanpa ngelepas tautan kelaminya, dia tarik satu kaki Hyuck, di sampirkn di bahunya, terus mulai ngegenjot lagi secara brutal. “Mas~~ nghh..!”

“Enak?”

Donghyuck cuma mampu ngangguk. “Hah? Jawab lonte! Mulutnya jangan dipake buat desah doang!” Plak Plak “AAHH!!” Mark tampar dua puting Donghyuck.

“Ena—enak! Aaahh~~ enak mas!! anghhh~enak banget!!!”

“Becek banget memek kamu Hyuck!”

“Memek kamu kuat banget jepit kontol saya,”

Lagi lagi Donghyuck cuma ngangguk. Mulut lacurnya beneran cuma bisa ngeluarin ahh ahh sama lengguhan kotor doang. Mark makin menggila genjot memek itu, poisi yang sekarang bikin kontolnya mentok banget di dalam memek Hyuck, pun ngenai g-spot Donghyuck terus. Suara kecipak antar kulit makin kenceng ngisi kopaja yang terparkir rapi di halaman depan itu.

“Saya keluarin di dalem ya?”

Donghyuck ngangguk goblok. Apapaun, apapun yang mau Mas Mark lakukan dipersilakan, Donghyuck gak akan nolak!

“Jawab Hyuck! Mulutnya dipake ngomong!”

“Iyaahh boleh mas aahh! Boleh! Boleh keluarin di dalem! Pejuin—pejuin memek aku pake peju Mas Markk!!”

“Kalau kamu hamil gimana?”

“Mau! Mau dihamilin Mas Mark!! Mau ngandung anak Mas ahh fuckk! enak enak banget aahhh mass~~!!”

Benar saja, Mark sembur pejunya di dalem memek Donghyuck, bersamaan sama memek Donghyuck yang bocor lagii, ngocor deres banget kaya air mancur sampai basahi kontol Mas Mark yang masih nyolok di dalem lubang becek itu.

“Hyuck,”

“Iya mas?” Donghyuck masih lemas, selepas pelepasannya tadi yang menurutnya sangat dasyat. Gila, Donghyuck benar-benar jatuh cinta sama Mas Mark, sama permainan Mas Mark, sama jari tangan Mas Mark, sama suara dalam Mas Mark, dan pastinya sama kontol berurat Mas Mark.

“Udah ya, jangan nyariin saya lagi...”

Donghyuck yang lagi nunduk lemas langsung ngangkat kepalanya, natap mata Mas Mark seakan nanya “kenapa? Kita baru aja ngentot brutal sampai mabok peju lho?” dan Hyuck baru aja ngakui perasaan sukanya sama si Mas Mark walau baru ia akui dalam dirinya, belum ia suarakan untuk di dengar Mas Mark.

“Kenapa mas?”

Mark nunduk lesu, “saya udah punya istri dan anak di kampung Hyuck. Udah ya, jangan nyari saya lagi.”

Jdarr!! Terus Hyuck harus apa dong sekarang?