Qistiijyn

“Kami dari 27 bulan Mei...”

Eca dongakan kepala, memperhatikan seorang remaja memakai kaos kutang lepek dengan topi sedikit kumal yang dipakai terbalik, memetik gitar sambil nyanyi.

“Bulan Mei... ayo dong bantai kami, kalau elo punya nyali!”

Perempuan cantik itu melirik sinis. Bagaimana bisa dia nyanyi seperti itu, padahal suaranya bagus, petikan gitarnya terlihat ahli... OH WOW otak Eca kotor! Lihat saja si cantik ini sampai meneguk ludahnya, tapi... tapi lagu yang dinyanyikan sangat tidak nyaman didengar. Ia kesal!

“Dek, kamu ngamen?”

“Gak Tante, saya cuma lagi cari uang pakai cara halal.”

“Ya... dengan ngamen, kan?”

“Ya Tante lihatnya apa?!”

Astaga galak banget pengamen cilik ini.

Cilik? Iya badannya memang kecil, bukan bukan kecil pendek bak kurcaci, tapi kurus dan ya... lumayan tinggi. Tapi lagi lengan tangan yang terekspos cukup berisi. Bikin tante tante satu ini tertarik untuk ia ajak pulang ke apartment mewahnya.

“Mau 5 juta gak?”

“Gimana, Tan?”

“Ikut pulang, hibur saya nanti dikasih 5 juta.”

“Hibur pakai ini...?” Remaja itu angkat gitarnya.

Eca memutar bola matanya, “Mmm— ya bisa jadi.”

Pengamen jalanan mana yang diiming-imingi uang senilai lima juta tapi nolak? Apalagi cuma bermodalkan gitar yang katanya untuk menghibur.

Satu kata yang bikin Eca keluar dari tempat tinggal mewahnya dan memilih nongkrong di pinggir jalan yaitu galau. Eca galau ditinggal berondong kesayangannya nikah. Iya, berondong itu laki-laki simpanan yang ia biayain hidupnya, ia beri hadiah hadiah mahal yang tak ternilai harganya. Setelah menjadi berondong kesayangan selama hampir tiga tahun kemudian laki-laki muda itu memilih untuk menikah dengan kekasihnya. Sungguh kasihan Tante Eca.

Dengan begitu Eca menepikan mobil mewahnya di pinggir jalan, dan datang lah pria muda yang mengamen dengan lagu jelek itu! Ia rasa remaja ini bisa menggantikan mantan berondong kesayangannya... hmm apakah mungkin...?

“Seatbelt-nya dipasang sayang.”

“Umh—”

“Gini—” Eca dekatkan tubuhnya, tarik seatbelt kemudian memasangkan untuk calon berondongnya. Pengamen jalanan itu tak berkutik, memperhatikan gerak gerik Eca dengan seduktif, tubuhnya dekat sekali, sampai dia bisa merasakan nenen sekal itu menggesek bahunya. Terlebih Eca hanya kenakan tanktop berwarna merah menyala tanpa bra, dengan celana pendek di atas lutut, buat beberapa bagian intimnya terekspos bebas.

“Nama kamu siapa?”

“Marki Tan—”

“Oh Marki... umur berapa?”

“Tahun ini 19 Tante.”

“Ooh udah gede ya,”

Apanya? Mata Eca turun ke bawah. Terdapat gelembung pada bagian di tengah celana si remaja.

“Gede?”

“Kamu udah gede.” Kata Eca, lalu ia keluarkan kekehan ringan, mau gak mau laki-laki muda bernama Marki ini ikut terkekeh kecil sambil garuk tengkuknya yang gak gatal.

“Saya Eca ya, tapi panggilnya Mami.”

“M–mami...?”

“Iya kaya gitu.”

“Kenapa?”

“Kenapa apa?” Eca tarik seatbelt-nya sendiri kemudian mulai melajukan mobilnya.

“Kenapa panggilnya mami?”

“Suka aja.”

Hening. Marki sibuk memperhatikan mobil yang dia naiki, mewah, super mewah.

“Kamu bisa lho naik mobil ini terus, tapi ada syaratnya.”

“Apa?”

“Tinggal di rumah Mami.”

”.....”

“Ayo masuk Mark— Mami panggil kamu Mark aja gapapa kan?”

Pemuda itu hanya mengangguk. Langkah kakinya mengikuti si pemilik rumah, entahlah kemana perginya.

“Kamu mandi dulu ya, disana.” Eca mendorong pelan badan Marki menuju kamar mandi tepat di belakang dan tentu saja tanpa adanya jarak. Iya, bukan kedua telapak tangan yang dorong punggung sempit bocah itu, tapi nenen mengkalnya! Tetek besar itu menubruk punggung si remaja yang masih mematung di tempatnya.

“Ayooo~ Mark.”

Mami MAmi MAMiii MAMIIII! Panggilan itu benar-benar mengendap di kepala Marki.

Dia berdiri di bawah shower, basahi rambut hitamnya kemudian disibak ke belakang sambil mengibas kepalanya ke kanan dan ke kirin secara bergantian.

“Mami mami susu gedemu ini lho, gak mau pergi dari otak gue, anjing!”

“Bangsat ini teteknya masih nempel dipunggung.”

“Oalah asu asu...”

Remaja itu mengumpat kesal melihat bagian selangkangannya menegang hanya dengan merasakan nenen gede yang masih berasa nemplok dipunggungnya.

Sebetulnya sudah tegang dari masih di dalam mobil sih... dan dia rasa Mami Eca sudah tahu, maka sebab itu si tuan rumah menyuruhnya untuk mandi terlebih dahulu.

Perlahan tangannya turun ke bawah, mengurut batang penisnya yang semakin lama semakin mengeras, semakin bertambah tegang.

Marki bukan bocah polos yang gak tahu apa-apa. Laki-laki hampir sembilan belas tahun ini tentu sudah mengetahui banyak hal tentang ini dan itu, tentang hubungan orang dewasa, tentang ia yang dibawa ke tempat tinggal mewah ini pun sudah paham maksud dan tujuan si Tan— Mami Eca. Tapi remaja ini akan berpura-pura polos di depan maminya, pura-pura gak tahu apapun supaya Mami Eca senang. Karena pada dasarnya, tante-tante itu menyukai remaja polos, sebab ia sendiri yang akan menodai berondongnya. Ia yang akan mengajari berondongnya dari skil biasa sampai jadi luar biasa hebat.

Tok tok tok! “Mark mandinya udah, sayang?”

“Aahh~ anjing anjing Mami engh...”

“Mark...?”

“Mau bucat umnhhh.... nghhh aahh...!”

“Mark keluar ya...?”

“Asu aahhh keluar di mulut lu aja Eca bangsat gue pejuin tetek gede lo mnhhh aaaahhh—”

“Marki?”

“Iya Mami, ini lagi pake handuk.”

Krek! Pintu kamar mandi dibuka, tepat setelah pintu itu terbuka ada Eca di depannya. Mark meneguk ludahnya, gugup, dengan padangan terdunduk. Perempuan paruh baya itu cuma pakai handuk putih yang gak mampu menutup sepenuhnya tubuh montok itu. Setengah nenennya menyembul keluar, dengan handuk yang panjangnya jauh di atas paha. Kalau saja si mami menungging sedikit saja, itu pantat montoknya bakal terkespos bebas.

“Emhh~” Eca mendekat, hirup tengkuk leher pemuda itu sampai si empunya memejam.

“wangi banget nih yang habis mandi..”

Dia mengangguk lucu sembari terkekeh kecil, “Hehehe iya Mami...”

Eca usap lembut rambut basah si remaja, usapannya turun sampai ke punggungnya yang polos tanpa sehelai benangpun disana. Marki hanya kenakan handuk kecil, yang digunakan untuk menutupi bagian bawahnya saja. Handuk putih bersih itu melilit pinggang sampai setengah paha. Bagian atasnya terbebas dari kain hangat itu.

Si mami sekali dua kali melirik dari atas sampai bawah, memperhatikan lekuk tubuh si remaja yang polos tanpa kain. Rata, memang perutnya sangat rata, tapi tenang berondong Eca sebelumnya pun badannya gak beda jauh sama Marki, tapi setelah hidup bersama, simpanannya itu jadi spek luar biasa ; otot tercetak dijelas di perutnya, bisep menyembul besar, dan dada bidang yang akan tetap terlihat jelas walau kenakan baju longgar. Gak lupa wajah kusamnya akan jadi segar nan super tampan. Apalagi wajah Marki yang sudah tertata ; alis terukir rapi, hidungnya menjulang, dagu yang tegas, juga bibir yang apik. Semua akan beres dalam waktu dekat.

“Mm— mami mau mandi?”

“Iya nih, tapi kok mager ya...”

“Ya udah kalau gitu gak usah man—”

“Kamu mandiin boleh gak?”

Mark kerutkan dahi, apa katanya tadi? Mandiin? Minta dimandiin...??

“Iya Mark, mandiin mami... mau, ya?”

Bajingan! Di bawah sana yang cuma tertutup handuk kecil mengacung... lagi.....

Laki-laki waras mana yang di hadapkan sama perempuan cantik dengan body apik tanpa busana ini gak ereksi? Tentu saja bukan Marki, dia masih waras dan masih memiliki akal yang sehat, gak mungkin kontolnya ini akan diam saja dipertontonkan badan semok Mami Eca. Tapi untung sekarang Mark berdiri di belakang Eca, tepat di belakangnya, memegang busa sabun yang akan dibalur ke punggung mulus si mami.

“Kok diem, kenapa sayang?” Ia putar badan, otomatis selangkangan Marki kesenggol bokong semok Eca.

“Aahhh—”

“Aduh... kesenggol...”

Tatapan Eca turun ke bawah, bersamaan tangannya, menyapa penis berondong barunya itu yang masih terbalut handuk kecil. Ia elus gundukan besar dari luar, buat bocah sembilan belas tahun ini memejam, sembari menahan erangan.

“Keluarin aja, Mark, gak usah ditahan.”

“Mam—mnhhhh...”

“Iya sayang? Enak ya dielus-elus gini?”

Netra laki-laki muda itu terpejam, kepalanya mendongak ke atas, dengan mulut yang terbuka keluarkan geraman rendah, kedua tangannya meremat ujung handuk, menahan handuk kecil itu supaya tidak lepas dari pinggangnya.

Eca semakin mendekat, elusan halus pada gundukan selangkangan remajanya sudah berganti menjadi remasan. Ia genggam batang yang menyembul, kemudian meremas testisnya dengan telaten. Lalu bubuhkan kecupan basah di tengkuk leher Marki. Kecupan kecupan basah yang semakin lama menurun, menurun sampai pada puting si remaja, ia jilati benda kecil itu buat pria muda di hadapannya semakin terbang melayang.

Figur si cantik menarik tangan yang paling muda, buat handuk yang sedari tadi ditahan pakai tangannya kini merosot ke bawah, berlebur basah di bawah lantai yang licin. Tangan pria muda didaratkan tepat di atas teteknya yang sudah mengeras, pun minta diremas.

“Aaahhh sayaaangg jangan kenceng-kenceng remesnya... sak—mnhhh sakitt...”

Peduli setan sama rasa sakit, tangan bocah itu keburu gatel denger lengguhan Eca yang terlampau enak didengar, bikin nambah sange, bikin pengen terus menerus meremat keras gundukan nenen besar ini sampai si empunya mendesah tanpa ampun.

“Jago ya kamu...”

Mark diam-diam menahan senyum dibalik erangan rendah yang terus keluar dari mulutnya. Batang berurat yang semakin mengacung tegak itu diurut sama tangan lembut Eca, dikocok perlahan, hingga lubang pipisnya digelitik manja, dienakan begitu hebat.

Di bawah guyuran shower keduanya saling mencumbu, bergelut lidah, saling menyesap, dengan kedua tangan yang tak biarkan diam, terus bergerak buat sang lawan menerima gejolak nikmat dari tubuhnya. Eca tempelkan memeknya yang udah becek itu di salah satu paha Marki, kemudian ia gesekan penuh semangat.

“Gatel Mark.... memek mami gatel mnhhh~ “ Kurang. Eca merasa kurang kalau cuma digesekan di paha sekal remajanya ini. Maka sebelah kakinya diangkat di atas bahu Marki, kemudian menuntun tangan bocah itu untuk ngerjain memeknya yang udah becek total, mengeluarkan lendir lengketnya tanpa henti.

“Kobelin sayang, memek mami gatel banget...” Figur pria muda itu menurut, meraba vagina maminya, lalu menampar kencang sampai keluarkan bunyi nyaring yang terlampau becek.

“Mami kaya lacur,”

“Mami akan jadi lacur kamu hari ini.” Cup!
Kecupan mendarat di bibir Mark.

“Eunghhh~ “ lengguhan itu lolos begitu Mark menekan keras klitoris Eca pakai jempolnya yang kasar. Kemudian dipetik pakai dua jarinya bak jari tebal itu memetik senar gitar miliknya. Digenjreng ke atas lalu ke bawah begitu terus sampai si empunya meracau keenakan.

“Aahh~ fuck! Iya sayang kucekin terus itil mamihhh...”

“Genjrengin terus memek mami sayang mnh~ aahh! Marki... iyah iyaa nghhhh...”

Laki-laki muda itu semakin semangat genjrengin memek becek Eca, saking beceknya sampai keluarkan bunyi clok clok clok sangat keras. Sebelah tangannya meremas gumpalan nenen besar yang menggantung, mencubit pentilnya yang sudah mengeras, kemudian dipelintir buat sang mami menggelinjang hebat menerima segala sentuhan dari berondong barunya itu.

“Shah ahhh Markii~~”

“Banjir banget memeknya mih.”

Perlahan jemari nakal itu masuk tanpa izin, merojok lubang memek banjir Mami Eca, lubangnya ngeces terus gak berhenti ngeluarin lendir lengket, mengotori tangan si remaja yang udah mulai ngocok lubang berlendir. Tubuhnya semakin merapat, sampai teteknya teegesek dada si remaja, buat putingnya makin menegang. Kedua tangannya bertaut, melingkar di leher jenjang Marki, ia hirup leher berondongnya yang mengeluarkan aroma sabun miliiknya bercampur aroma khas lelaki muda itu. Netranya memejam, kepalanya mendongak ke atas dengan mulut yang terbuka, lidahnya terjulur keluar, sampai dagunya basah terken tetesan liurnya sendiri.

“Mhhmh aahh~ sayang iyah- nghh aahh iya disana fuck Marki kamu jago banget ngobelin memek mamihh aahhhhh~~!!”

“Mark ahh mami mau pipis~!”

“Pipis aja Mami, pipis ditangan aku.”

Eca menjerit, tubuhnya bergetar hebat akhirnya memeknya ngocor, basahi tangan Marki yang masih rojokin lubangnya, gak peduli sama jeritan-jeritan mami yang makin kencang, pun meracau gak karuan.


“Mamii~ “ rengeknya lucu, ia dekati maminya yang terduduk di depan cermin, lagi moles mukanya sehabis mandi.

“Iya sayang?”

Dirangkul pundak Eca, remaja itu bubuhkan kecupan basah tepat di tengkuk leher sang mami, ia hirup aroma memabukan yang terkuar di tubuh molek, buat perempuan paruh baya itu memejam, tubuhnya meremang.

“Boleh gak...?”

“Hmmm nghh... boleh gak apa sayang?”

“Nenen hehe..”

Eca menarik bibirnya membentuk bulan sabit, lalu berdiri, meninggalkan meja rias mewahnya, ia berpindah ke atas tempat tidur. Tangan lentiknya melambai, memanggil berondong barunya yang masih mematung di depan cermin.

“Sini nenen, nenen yang puas ganteng, kenyot puting mami sampai kamu puas sampai kamu kenyang, ya?” kata mami, sembari menurunkan tali piyama tipis dari bahunya.

Begitu kedua tapi tipis jatuh, Marki langsung meremas gumpalan besar itu, selang gak lama mulutnya sudah tersumpal sama tetek montok si mami. Putingnya dikenyot bak lelaki muda itu bayi yang lagi nenen di ibunya. Sedang perempuan yang dipanggil mami itu melayani dengan baik, menerima segala perlakuan berondongnya, telapak tangannya mengusap lembut rambut Marki yang setengah basah.

Ceo assistant pt 2

Hara Belivira selaku istri dari Pak Mark Lee, pada pagi ini berkunjung ke kantor, dengan niatan menemui salah satu karyawan suaminya yang bernama Haechan.

Terdengar jelas suara ketukan sepatu merah mewah dengan hak tinggi yang dipakai wanita paruh baya itu untuk menelusiri seisi kantor.

Kehadirannya tentu disapa hangat sama siapapun yang bertemu dengannya, “Selamat pagi Bu Hara,”

“Pagi, Pak Mark ada?”

“Beliau belum datang bu, tapi kalau mau nunggu di ruangannya silahkan, disana ada Haechan assistant Pak Mark yang bisa nemenin ibu.”

Wanita paruh baya dengan lipstik merah merona singgungkan senyum, lalu mengangguk ramah. Kemudian berlalu pergi untuk masuk ke ruangan suaminya.

“Haechan ya?”

Haechan berjenggit kaget, netranya memejam meyakinkan dirinya akan baik-baik saja berhadapan sama istri dari lelaki yang ia goda.

“Bu maaf saya bisa jelaska—”

Tuk! Satu langkah

Tuk! Tiga langkah

Tuk! Empat langkah

Tuk! Lima langkah

Plak! Lima langkah sampai tepat di hadapan Haechan, perempuan itu beri tamparan pada sebelah kiri, sampai tubuh kecil pria manis itu terhuyung ke samping.

.

.

“Udah bangun?”

Haechan mengerjap, menelusuri seisi ruangan, ia menghela napas lega mengetahui masih berada di kantor ruangan atasannya.

Sedetik kemudian dibuat tersentak— kedua tangannya diikat ke belakang, kedua kaki —masing-masing pergelangan terikat dengan jarak cukup jauh buat kakinya terbuka lebar, tubuhnya polos tanpa sehelai kain pun yang menutupi. Bokongnya terasa dingin sebab bersentuhan langsung sama lantai, kakinya mengangkang lebar— “Sshhh aahhh.... Ini ap— ” Bajingan! Bahkan lubang pantatnya terdapat vibrator yang bekerja kencang menghantam dinding analnya.

“Suka kan kamu dimainin kaya gini?” Hara berdiri tepat di hadapan Haechan, mau tak mau pria manis itu menengak ke atas untuk menemui wajah menyebalkan istri dari bosnya.

Tangan cantik Hara menggenggam ponsel canggih, yang Haechan yakini ponsel itu dipakai untuk mengontrol alat getar yang menyumpal lubang analnya.

“Jawab dong, manis.”

Haechan menggeleng. Ia memang suka dientot brutal dan diperlakukan layaknya lonte sama siapapun yang berduit, tapi bukan begini. Ia tak merasakan kenikmatan sedikitpun, cuma ada sakit dan rasa takut gerogiti tubuhnya.

“AAHHH! Saakitt sakit anghh~ bu— sakit...” Hara injak ujung penis Haechan yang terkapar di atas lantai pakai ujung sepatunya yang runcing.

“Sakit? Bagian mana yang sakit?”

Ia menggeleng ribut. Sakit! Seluruh tubuhnya terasa sakit, pipi kanan kiri terasa kebas, sebelah paha atas terdapat memar, dan ujung penisnya memerah juga basah, kelaminnya terus-terusan keluarkan cairan.

“Hara!”

“Oh fuck! penyelamat kamu datang.” lalu diangkat satu kaki yang menginjak kecil ujung penis Haechan.

Netra perempuan cantik itu menatap tajam mata elang suaminya yang baru datang.

“Kamu apa-apaan sih?!”

“Apa-apaan gimana sih, Pah! Mamah cuma hukum lonte kamu itu.”

“Gak, gak perlu,” taktik Mark melepas ikatan pergelangan kaki Haechan, lelaki manisnya sudah terkapar lemah.

“Kalau gitu kamu yang hukum.”

Sontak secara bersamaan Mark maupun Haechan membeku, menatap intens perempuan itu, untuk menagih kejelasan.

“Maksud kamu?”

“Ya kamu hukum dia sendiri—” kakinya menjauh dari kedua pria itu, mendekat ke meja kerja Mark kemudian mendudukan dirinya di atas kursi sambil menyilangkan lengan tangan di atas dada.

“Aku mau lihat bapaknya anak-anak seks sama simpanannya.”

”....”

“Ayo, Mark!”

Dasar perempuan gila! Istri mana coba yang mau nyaksikan permainan panas suami dengan selingkuhannya selain Hara Belvira— istrinya sendiri.

Biarpun begitu Mark bergerak menurunkan celana bahan beserta celana dalam, lalu memposisikan tubuh jangkungnya di depan Haechan yang masih termenung di bawah lantai. Figur pria dewasa itu meraih penisnya yang masih lemas, kemudian ditepukan berkali-kali tepat pada belah ranum manis sang bawahan.

“Buka mulutnya, Haechan.”

Haechan patuh, ia buka sedikit dua belah bibirnya— pempersilahkan sang tuan untuk memasukan penisnya yang sedikit mulai keras itu ke dalam liang hangat mulutnya.

Mark cengkram dagu Haechan, didongakan lalu dalam sekali hentakan seluruh batang kontolnya masuk sangat dalam sampai sampai bibir lembabnya tertampar testis sang tuan, netranya melebar terkejut merasakan tenggorokannya tercekat—

“Pak— uhuk!”

“Tahan Haechan.”

“Mnnhh...”

“Jangan kena gigi.” begitu tuturnya.

Susah payah ia di bawah kungkungan Mark mengontrol diri, supaya sesuai arahan bosnya tidak kena gigi! Sedang di bawahnya terus-terusan dihantam benda kecil yang semakin lama semakin kencang getarannya, memporandakan lubang analnya.

Haechan menatap tajam mata Hara— mata mereka bertemu! Perempuan itu lagi ngontrol kecepatan mainan seks sialan itu, bersamaan dengan satu tangannya meremas gundukan nenennya sendiri dari luar dress ketat yang dikenakan.

Sodokan kontol Pak Mark di dalam mulutnya semakin cepat, Haechan pening! Wajah manisnya berkali-kali nabrak perut berotot sang CEO, netranya yang sudah merah semakin memerah, ada bulir bening yang mengalir di pipinya. Ia berkali-kali tersedak kontol besar panjang nan berurat punya sang atasan, tapi lelaki paruh baya itu acuh, malah sodokannya semakin menggila.

“Ugmmhh! Aahh! Saya mau keluar Haechan, keluarin di dalem tapi kamu telan ya?”

Ia mengangguk patuh, lalu tangan besar Pak Mark mendorong kepala assistantnya itu bersaaman menghentak selangkangannya sampai rasanya mentok, kemudian spermanya nyembur di dalam sana, memenuhi mulut kecil Haechan.

“Sudah puas Har— oh my—! Kamu ngapain?”

“Lanjutin dong, enak banget nonton kalian.”

Satu kaki Hara naik di atas meja, lalu satu tangannya masuk ke dress yang dia pakai, jari-jari lentiknya ngucek memeknya yang sudah becek.

Istri gila! Dia nontonin suaminya disepong cowok sambil colmek?!

“Aahh! Pah... becek banget memek mamah.”

“Ssshhh aaahh— kalian ngapain liatin aku?! Cepet lanjutin!”

Figur pria dewasa itu menggeleng, heran sama tingkah istrinya sendiri. Tapi meskipun begitu, dia akan melanjutkan kegiatan ngentotin karyawannya ini di depan istrinya yang asik colmek, dan lagi kontolnya yang udah terlanjut ngaceng total lihat selangkangan Haechan yang amat sangat berantakan.

“Becek banget lubang kamu, Chan.”

Pak Mark sepertinya gak tahu kalau di dalam analnya itu ada benda kecil yang lagi ngancurin lubangnya. Getarannya udah gak terlalu kencang, tapi benda sialan itu gak berhenti nabrak titik enaknya sampai bikin lubangnya banjir, belum lagi penisnya yang terus keluarin cairan, ikut andil membasahi selangkangannya.

“Pak Mark AAHH! Keluarin dulu vibr— anjing!”

“Kenapa, Haechan?”

“Pak ada vibrator di dalem keluarin dul— ssshhh aahh! aaahhh~!”

“Gak usah, enak gini.”

Oh si bangsat! Gak istri gak suami sama aja!

“Fuck! Ketat banget.”

Mark goyangkan pinggulnya, mengkoyak lubang anal assistantnya yang jago muasin kontolnya.

Semua tali yang mengikat tubuh Haechan sudah terlepas. Figur sang assistant terlentang, dengan kaki dilipat ke atas sampai kenai dahinya, betis rampingnya dicengkram tangan besar Pak Mark. Haechan gak bisa berkutik. Lalu lubang analnya dihajar habis-habisan sama atasannya itu tanpa ampun, bersamaan dengan mainan seks yang masih tertanam di dalam lubang beceknya, buat Pak Mark semakin menggila, sebab kontolnya di dalam sana gak sekali dua kali bertabrakan sama benda getar itu. “Menambah sensai yang luar biasa.

Mark menggulingkan tubuhnya ke samping bersamaan kedua lengan kekarnya membawa tubuh si manis terduduk di atas perutnya—mengganti posisi, kini Haechan yang berada di atas, menduduki perut Pak Mark buat penis besar berurat di dalam analnya masuk lebih dalam merojok lubangnya.

“Ayo gerak kaya biasa kamu genjotin kontol saya, Haechan.”

Haechan ragu untuk gerak, kepalanya berputar ke belakang melihat istri dari bosnya, betapa terkejutnya... seluruh pakaian yang sedari tadi menutupi tubuh apik Hara sudah terlepas, dua tangannya meremas gundukan teteknya sendiri, kemudian yang bikin Haechan makin terkejut itu.... wanita itu lagi gesekin memeknya di salah satu ujung meja tempat Pak Mark bekerja.

“Anggap aja disini cuma ada kita berdua.”

Ya! Memang harus begitu, karena wanita paruh baya itu sibuk dengan dirinya sendiri.

“Ya gitu sayang mnhhh aaahhh... “

Haechan dengan berani menggoyangkan pinggulnya, ngulek kontol Pak Mark di dalam lubang beceknya. Jiwa lacurnya keluar, goyangan bokongnya semakin kencang, dua tangan cantik bertenggar dimasing-masing bahu kekar Mark, lalu tubuh polosnya menggeliat ke belakang buat kontol Pak Mark terbenam semakin dalam, pun goyangannya semakin semangat.

“Bangsat sempit banget lubangnya aaahhh—”

“Aaahh~! Pak Mark eunghhh~ en aahh aahh— Bu...”

“Udah kamu enakin aja kontol suami saya, Haechan. Saya cuma minta dijilatin memeknya.”

Ini semua terlalu gila buat Haechan!

Hara duduki muka Mark, jatuhkan memeknya yang banjir lendir itu tepat di depan mulut suaminya, lalu pinggangnya bergerak menggesek kelamin beceknya, dari mulut ke hidung— kaya lagi main perosotan.

“Mnhhh— Ra...”

“Ughhmnhh~~ iya gitu Pah! Aahhh... enak banget itil mama dikenyot mulut papah.”

“Jangan digigit Mark!”

Haechan gak pedulikan itu, justru ia semakin menggila, seakan lagi balapan ngenakin lelaki yang ditunggangi dua orang itu. Dengan gencar ia menggenjot tubuhnya di atas perut Pak Mark, menjepit kontol keras atasannya yang semakin membesar di dalam liang beceknya.

Tangan Hara gak tinggal diam, dia merambat meraih kontol Haechan yang ikut bergerak mengikuti arah genjotannya. Jari-jari lentiknya menggenggam penis bawahan suaminya, lalu dibawa untuk dia kocok, ujung kontolnya yang becek penuh lendir itu digelitik pakai jempolnya yang terdapat nail art,kemudian puting mencuatnya dijilatin, disesap sama bibir tebal Hara. Haechan menggila, tubuhnya meliuk, nikmat sangat luar biasa seluruh titiknya tersentuh.

Pinggang Mark ikut bergerak, mengejar pelepasannya yang hampir sampai, merojok lubang ketat itu semakin brutal, pun Haechan gak berhenti goyang di atas kontol Pak Mark, gerakan keduanya ke arah yang berlawanan.

“Aaahhh~ ena— mnhhh aaahhh enak keluar aku mau keluarr..!!”

“Bareng Chan aahhhh...”

Keduanya keluar bersama, badan Haechan bergetar di atas badan atletis atasannya. Bokongnya kotor terdapat sperma Pak Mark yang sengaja disemburkan tepat di depan gumpalan tembam itu.

“Mnghh manis peju Haechan,”

Kedua lelaki yang baru selesai dengan pelepasannya itu dibuat kembali terkejut, pasalnya istrinya Pak Mark itu lagi jilatin sperma Haechan yang ngotori perut rampingnya...

Mas kerupuk

Setelah tenggelam dalam bekuan cukup lama si mas penjual kerupuk itu pun tersadar, lalu membalikan badan— hendak meninggalkan tempat pelanggan barunya, gak peduli sama kerupuk yang belum dibayar, yang pasti dia ingin secepatnya pergi. Tapi nahas tindakannya kalah cepat sama si empunya rumah. Echan narik mas kerupuk sampai terjatuh di atas sofa empuk di dekatnya, lalu dengan cepat ia duduk di atasnya.

“Mau kemana sih, Mas? Buru-buru amat.” dua tangan cantik menyangga kedua pipi lawannya, lalu dekatkan birai bibirnya, mempertemukan benda kenyal itu sama milik mas penjual kerupuk.

Semakin ditolak maka Echan semakin semangat, gejolak rasa ingin dientot si mas kerupuk kian meningkat, ditambah badan atletis si masnya begitu menggoda ; kaos kutang kumel super tipis beraroma keringat, basahnya keringat itu membuat dada bidangnya kentara sekali, pun memperlihatkan lengan ototnya yang gede buat si manis pengangguran ini makin kedutan aja tuh memeknya.

Selagi bibirnya terus bergerak menyesap bibir figur lelaki penjual kerupuk, Echan menggerakan pinggangnya, menggesek kelaminnya ke gundukan di bawah sana yang semakin lama makin terasa. Lengan tangan mengalung sempurna di leher basah keringat lelaki berkirangat asam itu. Dada montoknya didusalkan ke dada bidang si mas kerupuk. Berkat seluruh tubuhnya terbebas dari kain, semua tindakan bejatnya terasa sekali nikmatnya, sampai sampai memeknya banjir total, buat celana pendek yang dikenakan sama mas kerupuk itu basah kena lendir memek pelanggan barunya.

Echan mengerling begitu merasakan memeknya tergesek benda yang mengeras di bawah sana, keras... itu penis si mas kerupuk!

“Udah ngaceng total nih Mas,” kata Echan, di akhiri gelak tawa yang terlihat menyebalkan di mata si mas kerupuk.

“Mark.”

“Hah?”

“Mark, panggil saya Mark aja gak usah pake mas.”

Echan kecup daun telinga figur lelaki penjual kerupuk, lalu berbisik, “Mas Mark— aahhh~” suaranya mendayu, buat Mas Mark secara otomatis memejam. Merasakan setruman gairah dalam tubuhnya.

Mark membalikan badan Echan, menukar posisi dari dia yang di bawah sekarang Echan lah yang berada di bawahnya— mengukung tubuh pria manis itu, lalu satu lututnya yang tak tertutup celana menyelinap di tengah kedua paha pelanggan barunya itu, menekan kelaminnya yang terasa becek— kulit ketemu kulit, kemudian dengan binalnya Echan bergerak, menggesek memek banjirnya ke lutut keras si Mas Mark yang dihiasi rambut-rambut halus.

Figur pria matang itu mengecupi leher Echan, dijilat dan disedot sampai tinggalkan bekas kemerahan di leher mulus si empunya. Lalu semakin turun, menemui gundukan besar di dadanya.

“Kamu lonte, ya?”

Echan mengangguk semangat, lalu menyeringai dengan bangga.

Mark kembali melanjutkan aktifitasnya, meremas gumpalan nenen Echan, dikecupi perlahan dan naik sampai pada ujungnya, lalu dihisap kuat kuat pentilnya yang sudah mengeras.

Si mas kerupuk itu terlihat sangat menikmati hidangan malamnya, begitu pun sama dengan Echan... di bawah kungkungan Mas Mark, ia melebarkan kaki, membenamkan selangkangannya sampai kedua kaki jenjangnya memeluk kencang paha dan betis penjual kerupuk yang bernama Mark itu.

Echan mengerang, menggesek memeknya semakin kencang, sebab rasanya semakin gatal, ia menggila, melumuri seluruh ujung lutut keras Mas Mark pakai cairan bening kelaminnya yang terus banjir.

Sedang si Mas Mark sibuk bermain sama nenen besar pelanggan barunya itu, menjilati seluruh putingnya, sekali-kali dia gigit sampai meninggalkan bekas gigitan memutari puting berwana ping Echan. Kedua nenen besar dipersatukan di tengah sama tangan besar mas kerupuk, kemudian dia mendusal, mengimpit muka sangenya di tengah nenen montok si cantik, lidahnya terjulur keluar lalu dimasukan ke sela gundukan tetek pelanggannya, menggesek daerah mulutnya sampai si empunya mengerang merasakan gelenyar geli geli enak sebab daging bulatnya tergesek sama bulu-bulu halus daerah mulut mas kerupuk— janggut dan kumis tipisnya.

“Emnhhh Mas hhh~ Echan mau kelu—aahhh mau keluarr!”

“Aaahh pipis pipiss mau pipiss~!!”

Satu tangan mas kerupuk menyentuh memek becek yang katanya mau ngocor itu, menampar keras memek tembam sampai berbunyi nyaring, kenai klitorisnya buat si empunya menjerit.

“Ayo cepet katanya mau ngompol!” posisinya sudah di bawah, mengganti lutut keras yang sedari tadi mengganjel memek becek Echan, kini terganti pakai mulutnya.

Lidahnya terjulur keluar, mencolok-colok lubangnya, bibirnya bergerak mengecupi kelentitnya yang semakin bengkak dan memerah.

Ditadangin mulut mas kerupuk begitu Echan semakin membabi buta, pinggulnya maju mundur membantu lidah lincah mas penjual kerupuk itu menyumpal lubang lacurnya, menggaruk lubangnya yang terasa semakin gatal dan gatal sekali. Selangkangannya semakin erat membekap, ia rasakan sengatan hebat— daging tembamnya tergaruk sama kumis tipis mas kerupuk tampan inu, seluruh tubuhnya menggelinjang, merasakan nikmat luar biasa.

Aduh, bangsat, mas kerupuk jago banget ngokop memek. Echan semakin gak nyesel ngaku lonte dan berperilaku layaknya lacur murahan di depan penjual kerupuk badan mantep inu.

Bagai tersengat tubuhnya melonjak lalu meliuk, gelenyar memabukan menyelimutinya.

Currr!

“Aahh aahh nghhh mas pipis aku pipis aaahhhhh ...!!”

Semburan air mancur keluar dari lubang kencing kenai seluruh wajah tampan mas kerupuk, senantiasa dia membuka mulutnya lebar menerima kucuran cairan bening Echan, kemudian menelannya dengan mudahnya.

“Gimana toh katanya lonte, baru dientot sama lutut aja udah keluar.”

Lirikan tajam kenai sorot mata lelaki pekerja goreng kerupuk, Echan gak jawab sama kata, tapi pakai mata. Menghiraukan celoteh dari tukang penjual kerupuk itu, ia sibuk mengatur napasnya yang masih terengah-engah pasca pelepasan hebatnya barusan.

Figur pria matang itu mengerjap, merasakan sisa-sisa cairan squirting Echan yang masih tertinggal di lidahnya.

“Rasanya asem, habis makan apa kamu?”

Mark tentu bisa membedakan antara urine dan squrting. Rasa yang didapat dari cairan bening Echan itu asem dengan sentuhan manis sedikit dan berbau gandum, beda kalau air urine sudah pasti asem— asemnya bercampur pahit dan sudah pasti bau pesing.

“Sayur asem pakai sambel dan kerupuk.”

“Kerupuk?”

“Kerupuk beli di warung depan komplek.”

“Ooh... sekalian ngelonte dibujang-bujang depan gang itu ya?”

Tidak! Tapi jawaban yang diberikan Echan malah anggukan manja, sambil tersenyum lebar sampai sudut bibirnya ngebentuk bulan sabit, kemudian di akhiri kerlingan genit.

Emang! Dasar menel!

Mas Mark luput— melupakan pekerjaannya untuk mengantar kerupuk pesanan orang lain. Membiarkan motornya yang bertumpuk kaleng kerupuk besar, serta gantungan pelastik panjang berisikan kerupuk yang sudah terbungkus rapi berdiam di depan rumah Echan.

Dia keasikan mengerjakan tubuh binal pelanggan barunya.

Plak plak!

“Mnghh pelan dong, Mas... memekku bocor lagi ini ditamparin kamu terus.”

“Dasarnya memek lacur, ditamparin aja bocor.”

Telapak tangan kasar mas kerupuk mengusap lembab kelamin Echan, jari manis dan telunjuknya membelah bibir memek becek itu kemudian jari tengahnya menyusup masuk ke dalam lubang beceknya.

“Mas sshhh~ “

“Sempit gini memeknya, udah lama ya gak ngentot?”

Echan mengangguk, buat kontol besar nan panjang yang menyumpal mulutnya itu semakin masuk lenih dalam. Lalu kedua kakinya semakin terbuka lebar supaya lelaki itu lebih mudah mengerjai lubang memeknya.

Mereka berposisi 69 berbaring berhadapan satu sama lain dengan kepala yang mengarah ke arah kaki masing-masing, dan Echan berada di atas.

“Anjing— aahh!”

Echan sibuk dengan aktifitas menjilati urat-urat yang menonjol di batang penis panjang itu, buat si empunya mendesis nikmat.

Echan melirik ke bawah, melihat lelaki tampan itu memejam, mulutnya gak berhenti mengerang sepanjang jilatan jilatan lidah nakal Echan di batang kontolnya.

Ia kocok kontol Mas Mark tepat di depan mukanya, menggelitik palkonnya pakai jempol yang semula sudah ia lumuri pakai liurnya sendiri. Hingga liur itu bercampur sama cairan bening yang dikeluarkan penis mas kerupuk, menambah sensasi gila yang dirasakan empunya.

Aktifitas Mas Mark terhenti, tapi dua jarinya masih berada di dalam lubang becek memek Echan. Netranya memejam, pinggulnya semakin naik mengikuti arah kocokan tangan mulus Echan yang super handal itu.

“Udah udah mau crot...”

Sialnya, pria manis bajingan ini menutup akses keluarnya pakai telapak tangannya.

“Keluar di dalem aja Mas— sshh aahh~!”

Bangsat! Berani banget!

Echan berhasil memasukan seluruh batang kontol Mas Mark ke dalam memeknya. Lalu dengan binalnya pria manis ini bergerak lincah, mengulek kontol ngaceng mas kerupuk yang semakin membesar dan udah kedutan di dalam lubang memek si binal itu.

Kedua telapak tangan besar penjual kerupuk mencengkram masing-masing sisi pinggang Echan, membantu pria manis itu supaya lebih cepat lagi goyangin kontolnya.

“Aahh~ Mas Mark aahh~ enak enak banget kontol Mas eunghh...”

Kedua tangan Echan bertenggar di atas bahu Mas Mark, lalu muka cantiknya mendusal di leher basah keringat mas kerupuk itu. Mendusal, menciumi, sekali-kali ia jilat keringat yang menetes disana. Nenen montoknya berguncang hebat, menggesek dada bidang pria di bawahnya.

“Anjing aahh! Jangan diketatin lonte!”

“Ayo Mas katanya mau crot di dalem, aku siap hamil anak kamu.” kata Echan, diakhiri jilatan manja di leher Mas Mark.

“Bangs— AAHH! Anjing mnhhh aahh...”

Benar-benar gila, Mark menumpahkan spermanya di dalam beceknya memek Echan. Gak dibiarkan kebuang sedikit pun, Pria manis itu merapatkan pahanya.

“Ah! Mas...” Mark jatuhkan badan mungil Echan di sebelah sampai posisinya tengkurep.

“Cepet nunggung.” kata Mas Mark sambil ngocok kontolnya. Udah siap masuk lagi ke dalam lubang memek Echan.

Tentu saja Echan menurut. Kedua kakinya ia tekuk, pantatnya ditunggingkan, lalu bergoyang ke kanan dan ke kiri menggoda lelaki tampan di belakangnya.

“Gila, semok bener ni bokong—”

“Chan!”

”... Chan?”

“Nama aku Echan, Mas.”

“Ohh, Echan lonte?”

“Echan aj— AAHH! Pelan pelan anjing mas...”

“Pelan pelan apa? Memek udah lower gini mah harus dikasarin.”

Echan menjerit, kedua tangannya meremat erat kain sprei sampai kusut. Lubang memeknya dirojok dan tanpa henti sama kontol besar Mas Mark, belum lagi bokong sintalnya di tampar keras berkali-kali sama tangan kasarnya.

“Aahh Mas Mas Mark eunghh~~!”

Plakk

Plakk

Lagi lagi tamparan keras mendarat di bokong semoknya, sampai bokong tebal itu bergetar, Echan yakin tamparan tangan Mas Mark meninggalkan rona kemerahan.

Goyangan Mark semakin membabi buta, mengobrak-abrik lubang sempit Echan yang kata mas kerupuk udah lower, perut Mark berkali-kali nabrak daging tembam di depannya sampai bokong padat itu berguncang. Lalu satu tanganya beralih ke depan, meremas nenen Echan yang ikut berguncang. Dua jarinya mencubit pentil si manis yang semakin lama terasa semakin membengkak. Pentilnya dicubit kecil, kemudian ditarik tarik buat si empunya menggila, matanya juling ke atas, dengan mulut terbuka desahkan nama si penjual kerupuk tanpa henti, bersamaan dengan itu mas kerupuk mendorong kelaminnya masuk lebih dalam jelajahi isi dalam lubang memek becek Echan.

“Jadi pelanggan saya ya, Chan?”

Echan mengangguk. Mulutnya dipakai desah.

“Pelanggan dientot tiap malem, bayarnya pakai kerupuk sepuas kamu.”

Teman adik pt3

Malam ini merupakan malam minggu, dimana para anak muda menghabiskan waktu untuk berpacaran, bermesraan bersama sang kekasih, saling berbagi cinta, gak jauh beda sama dua remaja ini... mereka berencana mencumbu kakak dari salah satunya.

Pukul sembilan tadi Mark datang, lalu Jisung memberi temannya itu untuk masuk ke kamar kakanya lebih dulu.

Setelahnya dia menyusul. Jisung lihat Kak Haechan udah berantakan, badan polos, sekitar mulutnya basah kena liur, dan bagian selat sampai paha berluber bercak cairan putihnya sendiri.

Mark masih kocokin penis Kak Haechan, gak peduli sama figur lebih tua yang udah geter-geter gak karuan pasca pelepasannya yang tak kunjung selesai. Spermanya luber kemana-mana.

“Udah uda— aahhh~~ Mark eunghh~ ! udahhh...” satu tangan menjulur mencoba menghentikan aksi teman adiknya di bawah sana.

Sebelum tungkainya berjalan ke kamar sang kakak, Jisung menelan ludahnya kasar, lalu masuk hampirin keduanya. Duduk di belakang Kak Haechan kemudian kedua tangannya meraup nenen, putingnya yang mencuat dicubit-cubit kecil sama tangan besar si adik buat si empunya berjengit kaget.
Dia mendekat ke leher jenjang figur sang kakak, menghirup aroma semerbak wangi manis tubuh Kak Haechan, dikecupi belakang lehernya dengan sensual, pun kegiatan tangannya tetap berjalan.

Haechan terkulai lemas— gak berdaya, tubuhnya meliuk-liuk merasakan sensasi berlebihan, semua titiknya terjamah, belum lagi analnya terdapat vibrator yang kini menghantam dinding lubang beceknya semakin kencang. Badannya bergetar hebat sebelum akhirnya semburkan spermanya lagi dan lagi kenai tangan Mark.

Kak Haechan udah keluar kedua kalinya, remaja yang tangannya terkena semburan sperma itu terkekeh. Netra elangnya menatap Jisung, ngasih kode kalau mereka harus segera memulai garap kakak manisnya ini.

“Aahhh~ !! Jisung...”

Jisung tarik keluar mainan seks yang sedari tadi nyumpal lubang anal Kak Haechan. Yang ngontrol vibrator itu Jisung.

Badannya terlentang pasrah dengan paha terbuka, dua tangannya dicengkram dan dibawa ke atas kepala sama adiknya, putingnya yang mencuat itu dijilatin seksama, terkadang putingnya digigit lalu ditarik sampai Haechan menjerit. Sedang di bawah ada Mark, remaja itu menahan kedua kaki figur lebih tua supaya tetap terbuka lebar, lidahnya terjulur jilatin sisa sperma yang ngotorin sekitaran paha mulusnya. Daging gak bertulangnya semakin lincah bergerak—naik, menyentuh lubang senggama pria manis yang sudah kedutan minta diisi pakai lidah ganas si remaja.

Jisung itu adik yang baik, menghormati sang kakak layaknya menghormati kedua orang tuanya, tapi bukan berarti Jisung gak pernah kegoda sama tebaran pesona kakanya. Gak sekali dua kali Jisung lihat badan polos Kak Haechan, ia sering nonton drama setelah mandi di ruang televisi hanya memakai sehelai handuk, badannya masih basah bekas mandi. Jisung refleks meneguk ludah, kemudian berlalu pergi menghindari daerah panas ini.

Lagi, Kak Haechan sering pakai celana yang berukuran super mini, menutup setengah pahanya saja tidak mampu saking mininya. Belum lagi ketika sang kakak itu tidur. Remaja satu ini pernah nanya sama kakaknya ; kenapa sih kaka suka tidur sambil telanjang?

kata Kak Haechan ; dek kita tuh seharian udah pakai baju, jadi pas tidur ya harus buka semua biar badan kita istirahat dari pakaian. Lagian kan pas tidur bakal ketutup selimut. Iya sih, memang pas tidur pakai selimut, tapi masalahnya selimutnya Kak Haechan itu berhasil nutupin tubuh polosnya gak bertahan lama, paling dua sampai tiga jam saja ia terlelap udah terskingkap kemana-mana itu selimut. Jisung sering masuk ke kamar Haechan, sekedar nyari snack, atau minjem kaos kaki ketika remaja itu kehabisan stock bersih di lemarinya.

Jisung awalnya biasa saja, lama kelamaan menganggu pikirannya. Kemudian setelah lulus dari SMP dia sudah berani mastrubasi sambil bayangin badan polos Kak Haechan. Pun sampai sekarang. Jisung kira selamanya dia cuma bisa coli bayangan badan kakanya, tapi rupanya.... hari ini.... menit ini.... detik ini.... berkat sahabatnya— Mark.... dia berkesempatan mencicipi tubuh sang kakak.

“Mngghh~ dek...”

Puting mencuatnya dijilatin sama si adik, seperti jilatin es krim rasa cokelat kesukaannya, kanan kiri secara bergantian, gak sekali dua kali jilatin itu diganti sama gigitan kecil. Di bawah sana Mark garap anal Kak Haechan, sekitarannya dijilatin sensual, lubangnya lagi di colok-colok, diberantakin sama jari panjang si remaja ; dua jari masuk, ngobrak-abrik sampai rusak supaya muat dimasuki dua penis sekaligus.

Mark ngangguk meyakinankan Jisung, dengan posisi badan sang kakak udah nungging, sedang yang lebih muda di belakang sedikit ragu, netranya gak lepas memandang takjub lubang anal di depannya, udah kedutan dan terlihat sedikit longgar, satu tangannya ngocok penisnya sendiri agak kaku.

Si remaja itu meremas bongkahan montok, membelah dua buah bokong tebal— memperlihatkan lubang anal kedutan kakanya lebih jelas ke dirinya sendiri. Setelahnya bokong itu bergoyang lucu, digoyangkan sama pemiliknya guna menggoda yang lebih muda. Tapi remaja itu justru menampar keras bokong sintalnya sampai tinggalkan kemerahan bekas tangan besarnya. “Jangan kaya lonte ka.” tuturnya tegas. Si empunya langsung berhenti dari aktifitas goyang-menggoyang.

Jisung ulangi, kali dia membuang rasa ragu dan kaku itu, dia kocok kontolnya penuh semangat. Setelah dirasa sudah puas, perlahan penis panjang berurat itu dimasukan ke dalam lubang anal Kak Haechan, dimasukan sangat pelan— perlahan-lahan masuk semua batangnya, menyisakan testis yang menabrak kulit sekitaran anal kakanya.

Selagi lubangnya digarap sama sang adik, penisnya di bawah sana kocok bersamaan sama penis teman adiknya. Mark genggam dua penis itu, saling menabrak antar palkon miliknya sama palkon figur lebih tua.

Haechan menggila, badannya meliuk, mulutnya menganga, neteskan liur sampai basahi dagunya. Hentakan Jisung di belakang semakin kencang, buat bokong sintalnya itu berkali-kali tabrakan sama perut si remaja menghasilkan bunyi hentakan sangat keras, tapi suara hentakan itu jelas tak mengalahkan suara desahan dan mendayu-dayu kakanya yang gak kalah keras.

“Gimana ka, enak?” pertanyaan Jisung dijawab anggukan kencang. Gak mampu menjawab, mulutnya cuma bisa desah keras.

“Curiga, jangan-jangan kerjaan kaka nge-lacur... iya, ka?” Haechan menggeleng berkali-kali.

Bukan, Haechan bukan pelacur, cara ia cari uang bukan dengan jual diri, tapi Muncikari. Muncikari itu orang yang berperan sebagai pemilik pekerja seks komersial. Banyak perempuan yang ia asuh, untuk kasih makan lelaki berhidung belang yang mau bayar dengan nominal tinggi.

Plak! Plak! Tamparan keras mendarat di sekitaran bokongnya, buat daging sintal itu semakin naik ke atas.

“Enak ya dijadiin lonte sama adiknya?” itu suara Mark, suaranya terdengar sedikit menyebalkan dan di akhiri kekehan kecil. Bocah itu memposisikan selangkangannya tepat di bawah muka Haechan yang lagi dongak ke atas.

Lalu tangan remaja itu mendorong kuat kepala Haechan, mulutnya yang menganga langsung kemasukan penis besar berurat punya Mark dalam sekali, mentok diujung sampai ia tersedak berkali-kali.

“Mar—hhhk...”

Grok grokk!

Haechan hilang kewarasan, lubangnya disodok brutal sama adiknya, dan mulutnya dirojok sama kontol besar teman adiknya.

“Bangsat anget banget mulutnya aahhh~!”

Mark gak peduli sama keadaan Kak Haechan, pinggulnya genjot keras mendorong kontol besarnya semakin masuk, menghancurkan mulut kecil figur lebih tua, pun dua tangannya ikut andil mendorong kepala bulat Haechan bersamaan sama gerakan pinggulnya.

“Aahh! Anjing gue mau cum di dalam lubang Ka Hae— nghh— aahh~ Fuck enak banget...”

“Anjing gue juga mau keluarin di dalam, mau menuhin mulut kakak lo nih, ji...”

Crott!

Benar saja, Mark menyemburkan peju di dalam mulut Kak Haechan. Si Remaja menahan rambut halus kaka dari temannya itu, menahan sampai pejunya benar-benar habis semprot di dalam mulutnya yang hangat. Setelah dirasa sudah tuntas, dia tarik keluar, dengan sigap telapaknya membekap mulut kecil itu supaya pejunya gak keluar walau tetap ada yang keluar lewat sela-sela mulut.

“Telen, kak.”

Haechan ngangguk, berusaha sebisa mungkin menelan semua cairan putih di dalam mulutnya yang sedikit bau nikotin, itu gak enak banget buat di telan, tapi karena perintah dari si remaja ber-penis besar panjang nan berurat ia usahakan.

Haechan sepertinya obsess sama kontol besar.

Kini ia di posisikan terlentang, kakinya ditekuk ke atas sampai dengkulnya hampir nempel dagu, menampakan lubang analnya yang habis dirojok vibrator dan dipakai asal-asalan sama adiknya sudah becek berbercak cairan putih dan megap-megap.

Mark nahan kaki Haechan, lalu Jisung diam-diam berusaha memasukan penisnya ke dalam lubang anal kakanya.

“Mnghh— ahhh! Jisu— aahhh ahhhh~ !”

“Ka anjing mhhh— aahh! Brengsek lubang lu udah keliatan longgar pas dicolok kontol gue rapet lagi...”

“Namanya juga lonte haus kontol,” kata Mark.

Remaja itu nyusul, mengocok kontolnya dulu, lalu bergabung memasukan ke dalam lubang sempit yang sudah terisi milik Jisung.

“Anj— AAHHH!”

“Jangan aahh jang—jangan gak muat emhhh~! Sakit!!”

“Gak muat gak muat keenakan lu kak.” Mark berhasil masuk bergabung sama kontol Jisung yang gak beda jauh sama ukuran penisnya.

“Ayo gerak Ji,”

Dia nurut, menggerakan perlahan kontolnya keluar masuk ke dalam lubang senggama sang kakak.

Tarik kemudian dorong

Tarik

Dorong

Tarik lagi

Dorong lagi

Penisnya di dalam sana terjepit sangat kuat, dan itu sangat nikmat. Belum lagi sensasi gesekan sama kontol Mark yang sama-sama terjepit lubang hangat Kak Haechan.

Haechan menjerit kencang, rasanya sakit tapi enak, tapi perih, tapi enak, tapi ngilu tapi enak. Dan lama-lama ia menikmati, dimana prostatnya dihantam terus-terusan, secara bergantian sama dua kontol keras itu.

Lubangnya menjepit kuat dua penis besar yang merojok lubang analnya, buat kedua remaja semakin semangat genjot lubang hangat itu.

Haechan narik Mark untuk diajak ciuman, remaja itu dengan senang hati menerima ajakan figur lebih tua.

“Mhhhng~ aahh eunghh~~~ enakk aahh!”

“Lubang lacur, dimasukin dua kontol bukannya kesakitan malah keenakan.”

Gak munafik rasanya di awal memang sakit luar biasa, tubuhnya terasa terbelah menjadi dua bagian, lubangnya bagai robek, tapi lama kelamaan rasa sakitnya berganti jadi enak. Haechan gila, tubuhnya berasa terbang ke awan.

“Ini kontol gak ada gunanya!”

“Aahhh! Mark nghh~ !”

Bocah itu menyentil penis Haechan yang perlahan netesin cairan putihnya.

“Gak guna kontol lu kak, ganti aja jadi memek.”

“Mhhnghh~ mau mau diubah jadi mem— aahhh jadi memek!”

“Beneran mau?”

Ia ngangguk berkali-kali.

“Nanti kalau udah jadi memek dientot sama kita lagi ya? Jisung ngentotin dari belakang, gue dari depan.”

Lagi-lagi ia mengangguk semangat. Meng-iya' kan apapun kata yang diucapkan si remaja.

“Brengsek gue udah mau keluar...”

“Keluarin aja di dalem, Ji.”

Jisung betulan keluar, semburkan pejunya di dalam lubang sempit Kak Haechan, kenai kontol Mark yang masih mejorok lubang kakanya.

Setelah itu dia tarik keluar. Jisung sudah puas bermain, kali ini Mark yang akan menggarap Kak Haechan sendirian.

“Anjing udah longgar lubang lu kak.”

“Nghh~ nggak Mark gak longgar!”

“Lah ini buktinya kontol gue lepas mulu.”

Haechan sekuat tenaga mengetatkan anal beceknya, menjepit lebih kuat kontol berurat Mark.

Mark bohong, sebetulnya gak selonggar itu sampai penisnya berkali-kali lepas, itu karena hentakan dan tarikannya dia yang kaya setan makanya meleset mulu sampai lepas dari lubang becek Kak Haechan.

Remaja itu berguling sambil narik tangan Haechan, sampai posisinya berbalik ; Mark di bawah dan Haechan duduk di atas perut Mark.

Ia menghentakan bokongnya ke bawah, merojok lubangnya yang banjir itu pakai kontol ngaceng Mark. Pinggulnya bergerak kaya lagi ngulek. Maju mundur kemudian digesek-gesek, menggaruk lubangnya yang gatal supaya terus kegaruk sama kontol remaja ini.

“Eunghh~~! Mark aku mau kelua— Aahhh keluar...”

Mark angkat pinggul Haechan, membantu pria manis itu yang mulai lemas sebab pelepasannya hampir sampai. Pinggulnya ikut andil menggenjot lubang Kak Haechan, merojok ke dalam, kenai prostatnya sampai si empunya itu mengerang kencang.

“Aahh~ ! Mark Mark aku keluar... “ Kedua tangannya berpegang ke bahu Mark, badannya geter-geter penisnya menyemburkan sperma kotori perut remaja yang ia duduki.

Haechan masih bergetar hebat, tapi lubangnya gak berhenti digenjot sama remaja nakal itu.

“Ka Haechan anjing aahh! Gue mau keluar... nghh aaahhhh...”

“Keluar di dalam ya ka?”

Haechan yang udah terkulai lemas itu hanya mampu mengangguk.

Haechan celingukan nyari Jisung, bocah itu udah gak ada di kamar... apa tidur di kamarnya sendiri...? Tapi Haechan sayup-sayup dengar suara adiknya itu lagi ngobrol sama.... gak tahu siapa, tapi Haechan kaya kenal dari suaranya.

“Papah...?”

Sex Car

“Udah siap?”

Ini mereka di lobby, sudah berada di dalam mobil Donghyuck.

“Mas~!”

Mark nengok ke samping, mendapati dek manisnya lagi lipet tangan di dada, bibirnya maju beberap senti, netranya melirik ke arah seat belt lalu ke arah Mas kenek.

“Emm manjanya, minta dipasangin ya?” Donghyuck ngangguk semangat sambil pemerkan gigi rapinya.

Lantas Mas Mark mendekat, menarik ujung seat belt lalu memakaikan ke pacar cantiknya. Setelah selesai ia beri kecupan singkat di bibir mungil Dek Hyuck.

“Makasih ganteng,”

“Iya, sama-sama. Ngomong-ngomong makin gede aja nenen kamu ya, dek? Apa perasaan mas aja?” Tanya si mas sambil lajukan mobilnya perlahan keluar dari basemand.

“Iya, ada asinya itu mas...”

“Hush! Yang bener ah kalau ngomong. Kalau ada asinya berarti adek hamil...”

”.....”

“Dek?”

“Hmm?”

“Adek hamil?”

“Kalau iya, mas mau nikahin aku gak?” tanya Donghyuck memastikan.

“Mau sayang, tapi ini enggak kan...?”

Figur model cantik menggeleng bersamaan keluarkan kekehan kecil, “Engga mas,”

Mobil berhenti karena adanya lampu merah.

Mas Mark mantengin dek manisnya yang lagi liatin ramainya jalanan kota, lalu satu tangannya meremas nenen Donghyuck secara tiba-tiba, si empunya tersentak. “Mas ih!”

“Gede banget, sayang, gemess.”

“Mau dibuka gak?”

Siapa yang nolak dikasih pemandangan indah begini?? Ya mau lah!!! Mas kenek ngangguk brutal, lalu Donghyuck menarik secarik kain atasan yang menutupi dada dan perut, si mas kenek memasukan satu tangan ke dalam bra yang masih terpasang di tubuh indah si cantik.

Donghyuck dari dulu memang gak bisa nolak segala jenis sentuhan memabukan kenek kopaja kesayangan.

Badannya condong ke samping, lalu memiringkan kepala— mempertemukan dua belah bibir, sedang tangan pria pekerja kenek kopaja itu masih sibuk remas-remas nenen bengkak kekasihnya.

“Mas eunmhh~ “ Tangan halus figur model menjelajah ke bawah, meraba ke depan selangakangan Mas Mark dari luar yang nampak mengembung.

“Ahh sayang~ iya gitu—” Tin Tinn! “Asuu!”

“Udah dulu dek, mas mau jalan lagi itu di belakang udah berisik,”

“Mas jalan aja,” jawab Hyuck sambil meremas kecil batang keras penis Mas kenek dari luar celana.

Awalnya gak masalah, tapi lama kelamaan konsentrasi mas kenek keganggu sama kegiatan si adek yang saat ini satu tangannya sudah masuk ke dalam celana pacarnya, memainkan batang beruratnya yang sudah tegang.

Selagi di bawah sana dimanjakan sama tangan halus si manis, kini satu tangan mas kenek kembali menelusup masuk ke dalam bra berwarna merah muda yang dikenakan si adek. Lalu meremas halus gundukan besar itu, menjepit pentilnya pakai jempol dan telunjuknya, dipilin perlahan-lahan sampai pilinan itu berubah jadi pelintiran kasar, buat dek manisnya itu menggigit bibir, menahan desahan yang sebentar lagi akan lolos.

Gila! Donghyuck hilang kewarasan nenennya dimainin kasar sama Mas Mark sambil lihat pemandangan si kesayangannya nyetir cuma pakai satu tangan, tangan besar penuh urat itu mencengkram kemudi terlihat begitu kencang, paras gemini menelan ludahnya kasar, membayangkan kalau saja saat ini kemudi itu adalah lehernya maka ia akan pasrah, lehernya dicengkram lalu mulutnya dilecehkan penis besarnya.

Donghyuck betulan gila!! Padahal hal kaya gitu sudah sering dilakukan, tapi tetep saja Mas Mark terlihat begitu seksi. Rasanya ia ingin dilecehkan dan terus dilecehkan tanpa henti. Belum lagi, sorot matanya tajam menatap jalanan, sedang satu tangannya kini turun perlahan menyapa beceknya kelamin si model.

“Becek banget, dek...”

Si empunya mengangguk, netra cantiknya terpejam menikmati gesekan kelentitnya yang digesek-gesek kasar pakai telapak jempol mas kenek.

“Mas— eunghh~ ahhh~ gak bisa berhenti dulu mass?!”

“Ntar kita cari jalan yang sepi.”

Rasanya gak mungkin harus menahan gejolak napsu yang sudah sangat membara ini kalau nunggu sampai di tempat tinggal Donghyuck, lalu ketika dirasa sudah di wilayah yang lumayan sepi Mas Mark memberhentikan mobilnya dan memarkirkannya pada bahu jalan.

Mas kenek buru-buru melepas celana, memundurkan jok— memberi akses lebih bebas untuk dek manisnya itu duduk di pangkuan.

Donghyuck bergegas melepas seluruh pakaiannya, kemudian menduduki penis tegak Mas Mark.

Badannya bergerak, menggesek memek beceknya di atas kontol keras Mas Mark, sedang si kenek di bawah mencengkram pinggang ramping Donghyuck, sekali-kali ikut andil menggerakan pinggulnya arah berlawanan.
Mulutnya sibuk ngokop nenen bengkak si model, dijilatin areolanya, lalu pentilnya digigit kecil sebelum akhirnya ditarik-tarik sampai lecet. Si empunya gak merasa kesakitan, sebab pikirannya sudah dipenuhi kabut nafsu.

Perlahan tangan mas kenek turun ke bawah, mencolek lendir memek dek manis, lalu telapak tangan yang terkena lendir itu disodorkan di hadapan Donghyuck. “Jilat.” Pintanya tegas. Si adek nurut, jilat jari Mas Mark sekalian dikulum supaya jari panjang nan besar itu bertambah basah.

Setelah dirasa cukup basah, kenek kopaja itu menarik jarinya keluar, dan ia ganti masukan ke mulut yang di bawah, dalam sekali tusukan sekaligus dua jari itu masuk, ngobrak-ngobrik lubang becek pacarnya cantiknya.

“Udah longgar gini memekmu, dek,”

Donghyuck mengangguk setuju, “Masukin punya mas... ahhh~ pake ini,” tangan kecilnya meraih penis mas kenek.

Mark keluarkan jarinya, ambil alih penisnya dari tangan si cantik. Ia tepuk-tepuk penis beruratnya di depan gelambir memek becek Donghyuck, ditekan bagian palkon, menggesek kelentit si adek, kemudian digesek semakin ke atas mendorong benda kecil berwarna kemerah itu semakin kencang. Sengaja menggoda lacurnya.

Gesekan-gesekan palkon mas kenek bikin Donghyuck jadi tolol, mulutnya sampai mengaga lebar, lidahnya menjulur keluar, dagunya basah terkena tetesan liurnya sendiri, badannya meliuk-liuk dan sedikit terangkat ke atas kemudian pinggulnya bergerak secara abstrak, menggaruk belahan memeknya yang semakin terasa gatal.

“Mas ahhh gat— nghhh~ gatel gatel mau dimasukin kontol mass...”

“Ahnghhh mas aku mau kelu—”

Mark menarik kontolnya, menjauhkan dari belahan memek becek Donghyuck, bikin dek manisnya itu gagal keluar.

Mas kenek menepukan palkonnya ke kelentit merah itu sebanyak tiga kali, sebelum akhirnya menyuruh dek manisnya itu untuk berbalik badan.

Figur model sudah membelakangi si kenek, pinggulnya sedikit naik. Bokong sintalnya ditampar Mas Mark sampai bergetar dan meninggalkan bercak kemerahan. Kemudian kenek kopaja itu melebarkan gelambir labianya, memperlihatkan benda kecil yang habis dikucekin pakai kontolnya itu rupanya sudah membengkak, lubangnya berkedut minta segara diisi.

Dikocok penis besar itu sebelum akhirnya ia masukan ke dalam lubang becek si model, dihentakan pinggulnya, melosokan kelaminnya yang sudah sangat keras itu kenai titik terdalam sampai sampai si empunya menganga lebar, matanya memutih merasakan sensasi memabukan akan dorongan hebat di dalam lubang kelamin becek.

“Ahhhh~~ “

Kedua tangannya megang erat kemudi, bokongnya semakin naik. Sedang Mas Mark mencengkram pinggul ramping Donghyuck, memompa kontolnya di dalam memek banjir lendir itu, lalu satu tangannya naik ke atas, mencengkram leher Dek Hyuck, lalu dibuat menunduk sampai dahi si cantik kenai kedua tangannya yang genggam erat kemudi.

Satunya lagi meraih nenen montok si model, diremas-remas dari belakang, pinggulnya gak berhenti bergoyang, keluar masukan kontol besar berurat itu ke dalam lubang lacur sang pacar. Menggaruk dinding lubang kelamin Donghyuck yang becek penuh lendir. Saking beceknya sampai keluarkan bunyi clok clok clok koclokan keras, suaranya bersahutan sama sama suara desahan Dek Hyuck yang gak kalah keras.

“Lacur banget kamu, dek...”

“Jadi lacurnya mas terus ya, sayang?”

Donghyuck ngangguk goblok ditanya pertanyaan kaya gitu. Gak sanggup jawab, mulutnya dipakai ngedesah.

“Mau?”

Lagi-lagi cuma dijawab sama anggukan berkali-kali.

Mark tarik kasar rambut Dek Hyuck, buat si empunya memutar sedikit kepalanya ke belakang, menghadap Mas Mark. Matanya sayu, mukanya beler, si kenek kopaja terkekeh kecil. “Mau jadi lacurnya mas selamanya, mau?”

“Mau mau aahhh~ mas eunghh~~ enak aahhh~~ mau mau jadi lacurnya Mas Mark selamanya...”

Mark menambah kecepetan genjotannya, buat mobilnya ikut berguncang hebat. Kini kedua tangannya berpegangan ke nenen besar Dek Hyuck, diremas kencang sampai meninggalkan bekas rematan merah disana.

“Mas keluar di dalem ya, sayang?”

Donghyuck mengangguk, selang gak lama dia merasakan hangat mengalir di dalam lubangnya. Mark semburkan spermanya di dalam lubang memek Dek Hyuck, lalu sisanya dibiarkan keluar, lumer basahi paha dalam si model.

“Sini berdiri,”

Sebetulnya Donghyuck sudah sangat lemas, tapi berhubung ia belum begitu puas pun cairan beningnya belum keluar, jadi menurut saja, berbalik badan lalu mensejajarkan kelaminnya di depan mulut mas kenek.

Memek figur model yang sudah becek lendir bertambah banjir karena semburan sperma kenek kopaja itu.

Pertama-tama ditampar kecil gelambir memek yang sudah sangat bengkak itu, kemudian Mas Mark melebarkan labianya, selang gak lama akhirnya lidahnya maju menjilati labia becek sampai si empunya kelojotan.

Kedua tangannya menjambak rambut berantakan mas kenek, pinggulnya semakin maju, menghampit muka tampan pacarnya sampai hidung kenek kopaja itu menabrak perut rata Donghyuck.

Ia berjinggat kaget merasakan benda basah mencolok lubangnya... itu lidah Mas Mark!! Kemudian pinggulnya bergerak, menggaruk labia beceknya ke bibir mas kenek, sekali-kali ia dorong kepala pacarnya, menenggelamkan muka tampannya ke memek bengkak merah banjir lendir, sampai daerah mulut mas kenek lengket terkena lendir dan bekas spermanya sendiri.

Bulu halus diantara janggut dan atas bibir mas kenek menambah gairah napsu Donghyuck meningkat pesat. Gatal, rasanya semakin kegesek semakin gatal melanda kelaminnya.

“Mass nghh~ lagih iya eunghh aahh~~ iya kaya gitu, enak banget mas enak bangett~!!”

Di bawah sana Mas Mark semakin semakin mencolok-colokin lubang becek kedutan pacarnya itu, selagi lidahnya colok-colokin lubang lacur penuh lendir itu, tangannya gak tinggal diam, meremas bokong sintal Donghyuck, sekali-kali ditampar keras sampai si empunya mengaduh keenakan. Kemudian satunya lagi menggesek itilnya yang memrah dan bengkak.

Donghyuck majukan pinggulnya bersamaan tangannya mendorong kepala mas kenek, buat tusukan benda gak bertulang milik kenek kopaja itu semakin dalam. Kepala Mas Mark ditahan, setelahnya Donghyuck nyemprot cairan beningnya ke muka mas kenek.

“Dek ughh... basah muka mas, sayang,”

“Hehe sorry enak banget abisnya...”


“Aahh mas mas enak bangett nghhh~~!!”

Mark semburkan asap rokok yang ia hisap ke keluar jendela. Gak ada yang ngalahin nikmatnya goyangan pacarnya sambil nyebat di dalam mobil dengan kaca yang setengah terbuka.

“Enak sayang?” tanya Mas Mark sambil sentil sedikit ujung benda nikotin itu ke luar, membuang abunya supaya gak kenai dek manisnya yang lagi sibuk goyang di atas kontolnya.

Donghyuck ngangguk-ngangguk, goyangannya semakin kencang, ngulek kontol Mas Mark di dalam lubang memeknya yang benyek.

Sex Car

“Udah siap?”

Ini mereka di lobby, sudah berada di dalam mobil Donghyuck.

“Mas~!”

Mark nengok ke samping, mendapati dek manisnya lagi lipet tangan di dada, bibirnya maju beberap senti, netranya melirik ke arah seat belt lalu ke arah Mas kenek.

“Emm manjanya, minta dipasangin ya?” Donghyuck ngangguk semangat sambil pemerkan gigi rapinya.

Lantas Mas Mark mendekat, menarik ujung seat belt lalu memakaikan ke pacar cantiknya. Setelah selesai ia beri kecupan singkat di bibir mungil Dek Hyuck.

“Makasih ganteng,”

“Iya, sama-sama. Ngomong-ngomong makin gede aja nenen kamu ya, dek? Apa perasaan mas aja?” Tanya si mas sambil lajukan mobilnya perlahan keluar dari basemand.

“Iya, ada asinya itu mas...”

“Hush! Yang bener ah kalau ngomong. Kalau ada asinya berarti adek hamil...”

”.....”

“Dek?”

“Hmm?”

“Adek hamil?”

“Kalau iya, mas mau nikahin aku gak?” tanya Donghyuck memastikan.

“Mau sayang, tapi ini enggak kan...?”

Figur model cantik menggeleng bersamaan keluarkan kekehan kecil, “Engga mas,”

Mobil berhenti karena adanya lampu merah.

Mas Mark mantengin dek manisnya yang lagi liatin ramainya jalanan kota, lalu satu tangannya meremas nenen Donghyuck secara tiba-tiba, si empunya tersentak. “Mas ih!”

“Gede banget, sayang, gemess.”

“Mau dibuka gak?”

Siapa yang nolak dikasih pemandangan indah begini?? Ya mau lah!!! Mas kenek ngangguk brutal, lalu Donghyuck menarik secarik kain atasan yang menutupi dada dan perut, si mas kenek memasukan satu tangan ke dalam bra yang masih terpasang di tubuh indah si cantik.

Donghyuck dari dulu memang gak bisa nolak segala jenis sentuhan memabukan kenek kopaja kesayangan.

Badannya condong ke samping, lalu memiringkan kepala— mempertemukan dua belah bibir, sedang tangan pria pekerja kenek kopaja itu masih sibuk remas-remas nenen bengkak kekasihnya.

“Mas eunmhh~ “ Tangan halus figur model menjelajah ke bawah, meraba ke depan selangakangan Mas Mark dari luar yang nampak mengembung.

“Ahh sayang~ iya gitu—” Tin Tinn! “Asuu!”

“Udah dulu dek, mas mau jalan lagi itu di belakang udah berisik,”

“Mas jalan aja,” jawab Hyuck sambil meremas kecil batang keras penis Mas kenek dari luar celana.

Awalnya gak masalah, tapi lama kelamaan konsentrasi mas kenek keganggu sama kegiatan si adek yang saat ini satu tangannya sudah masuk ke dalam celana pacarnya, memainkan batang beruratnya yang sudah tegang.

Selagi di bawah sana dimanjakan sama tangan halus si manis, kini satu tangan mas kenek kembali menelusup masuk ke dalam bra berwarna merah muda yang dikenakan si adek. Lalu meremas halus gundukan besar itu, menjepit pentilnya pakai jempol dan telunjuknya, dipilin perlahan-lahan sampai pilinan itu berubah jadi pelintiran kasar, buat dek manisnya itu menggigit bibir, menahan desahan yang sebentar lagi akan lolos.

Gila! Donghyuck hilang kewarasan nenennya dimainin kasar sama Mas Mark sambil lihat pemandangan si kesayangannya nyetir cuma pakai satu tangan, tangan besar penuh urat itu mencengkram kemudi terlihat begitu kencang, paras gemini menelan ludahnya kasar, membayangkan kalau saja saat ini kemudi itu adalah lehernya maka ia akan pasrah, lehernya dicengkram lalu mulutnya dilecehkan penis besarnya.

Donghyuck betulan gila!! Padahal hal kaya gitu sudah sering dilakukan, tapi tetep saja Mas Mark terlihat begitu seksi. Rasanya ia ingin dilecehkan dan terus dilecehkan tanpa henti. Belum lagi, sorot matanya tajam menatap jalanan, sedang satu tangannya kini turun perlahan menyapa beceknya kelamin si model.

“Becek banget, dek...”

Si empunya mengangguk, netra cantiknya terpejam menikmati gesekan kelentitnya yang digesek-gesek kasar pakai telapak jempol mas kenek.

“Mas— eunghh~ ahhh~ gak bisa berhenti dulu mass?!”

“Ntar kita cari jalan yang sepi.”

Rasanya gak mungkin harus menahan gejolak napsu yang sudah sangat membara ini kalau nunggu sampai di tempat tinggal Donghyuck, lalu ketika dirasa sudah di wilayah yang lumayan sepi Mas Mark memberhentikan mobilnya dan memarkirkannya pada bahu jalan.

Mas kenek buru-buru melepas celana, memundurkan jok— memberi akses lebih bebas untuk dek manisnya itu duduk di pangkuan.

Donghyuck bergegas melepas seluruh pakaiannya, kemudian menduduki penis tegak Mas Mark.

Badannya bergerak, menggesek memek beceknya di atas kontol keras Mas Mark, sedang si kenek di bawah mencengkram pinggang ramping Donghyuck, sekali-kali ikut andil menggerakan pinggulnya arah berlawanan.
Mulutnya sibuk ngokop nenen bengkak si model, dijilatin areolanya, lalu pentilnya digigit kecil sebelum akhirnya ditarik-tarik sampai lecet. Si empunya gak merasa kesakitan, sebab pikirannya sudah dipenuhi kabut nafsu.

Perlahan tangan mas kenek turun ke bawah, mencolek lendir memek dek manis, lalu telapak tangan yang terkena lendir itu disodorkan di hadapan Donghyuck. “Jilat.” Pintanya tegas. Si adek nurut, jilat jari Mas Mark sekalian dikulum supaya jari panjang nan besar itu bertambah basah.

Setelah dirasa cukup basah, kenek kopaja itu menarik jarinya keluar, dan ia ganti masukan ke mulut yang di bawah, dalam sekali tusukan sekaligus dua jari itu masuk, ngobrak-ngobrik lubang becek pacarnya cantiknya.

“Udah longgar gini memekmu, dek,”

Donghyuck mengangguk setuju, “Masukin punya mas... ahhh~ pake ini,” tangan kecilnya meraih penis mas kenek.

Mark keluarkan jarinya, ambil alih penisnya dari tangan si cantik. Ia tepuk-tepuk penis beruratnya di depan gelambir memek becek Donghyuck, ditekan bagian palkon, menggesek kelentit si adek, kemudian digesek semakin ke atas mendorong benda kecil berwarna kemerah itu semakin kencang. Sengaja menggoda lacurnya.

Gesekan-gesekan palkon mas kenek bikin Donghyuck jadi tolol, mulutnya sampai mengaga lebar, lidahnya menjulur keluar, dagunya basah terkena tetesan liurnya sendiri, badannya meliuk-liuk dan sedikit terangkat ke atas kemudian pinggulnya bergerak secara abstrak, menggaruk belahan memeknya yang semakin terasa gatal.

“Mas ahhh gat— nghhh~ gatel gatel mau dimasukin kontol mass...”

Mas kenek menepukan palkonnya ke kelentit merah itu sebanyak tiga kali, sebelum akhirnya menyuruh dek manisnya itu untuk berbalik badan.

Figur model sudah membelakangi si kenek, pinggulnya sedikit naik. Bokong sintalnya ditampar Mas Mark sampai bergetar dan meninggalkan bercak kemerahan. Kemudian kenek kopaja itu melebarkan gelambir labianya, memperlihatkan benda kecil yang habis dikucekin pakai kontolnya itu rupanya sudah membengkak, lubangnya berkedut minta segara diisi.

Dikocok penis besar itu sebelum akhirnya ia masukan ke dalam lubang becek si model, dihentakan pinggulnya, melosokan kelaminnya yang sudah sangat keras itu kenai titik terdalam sampai sampai si empunya menganga lebar, matanya memutih merasakan sensasi memabukan akan dorongan hebat di dalam lubang kelamin becek.

“Ahhhh~~ “

Kedua tangannya megang erat kemudi, bokongnya semakin naik. Sedang Mas Mark mencengkram pinggul ramping Donghyuck, memompa kontolnya di dalam memek banjir lendir itu, lalu satu tangannya naik ke atas, mencengkram leher Dek Hyuck, lalu dibuat menunduk sampai dahi si cantik kenai kedua tangannya yang genggam erat kemudi.

Satunya lagi meraih nenen montok si model, diremas-remas dari belakang, pinggulnya gak berhenti bergoyang, keluar masukan kontol besar berurat itu ke dalam lubang lacur sang pacar. Menggaruk dinding lubang kelamin Donghyuck yang becek penuh lendir. Saking beceknya sampai keluarkan bunyi clok clok clok koclokan keras, suaranya bersahutan sama sama suara desahan Dek Hyuck yang gak kalah keras.

Keadaan model cantik itu sudah gak karuan, badannya berguncang seirama dorongan mas kenek di belakang sana,

Sex Car

“Udah siap?”

Ini mereka di lobby, sudah berada di dalam mobil Donghyuck.

“Mas~!”

Mark nengok ke samping, mendapati dek manisnya lagi lipet tangan di dada, bibirnya maju beberap senti, netranya melirik ke arah mas kenek.

“Emm manjanya, minta dipasangin ya?” Donghyuck ngangguk semengat sambil pemerkan gigi rapinya.

Lantas Mas Mark mendekat, menarik ujung seat belt lalu memakaikan ke pacar cantiknya. Setelah selesai ia beri kecupan singkat di bibir mungil Dek Hyuck.

“Makasih ganteng,”

“Iya, sama-sama. Ngomong-ngomong makin gede aja nenen kamu ya, dek? Apa perasaan mas aja?” Tanya si mas sambil lajukan mobilnya perlahan keluar dari basemand.

“Iya, ada asinya itu mas...”

“Hush! Yang bener ah kalau ngomong. Kalau ada asinya berarti adek hamil...”

”.....”

“Dek?”

“Hmm?”

“Adek hamil?”

“Kalau iya, mas mau nikahin aku gak?” tanya Donghyuck memastikan.

“Mau sayang, tapi ini enggak kan...?”

Figur model cantik menggeleng bersamaan keluarkan kekehan kecil, “Engga mas,”

Mobil berhenti karena adanya lampu merah.

Mas Mark mantengin dek manisnya yang lagi liatin ramainya jalanan kota, lalu satu tangannya meremas nenen Donghyuck secara tiba-tiba, buat si empunya tersentak. “Mas ih!”

“Gede banget, sayang, gemess.”

“Mau dibuka gak?”

Siapa yang nolak dikasih pemandangan indah begini. Mas kenek ngangguk brutal, lalu Donghyuck menarik secarik kain atasan yang menutupi dada dan perut, si Mas Mark memasukan satu tangan ke dalam bra yang masih terpasang di tubuh indah si cantik.

Donghyuck dari dulu memang gak bisa nolak segala jenis sentuhan memabukan Mas kenek.

Badannya condong ke samping, lalu memiringkan kepala— mempertemukan dua belah bibir, sedang tangan pria pekerja kenek kopaja itu masih sibuk remas-remas nenen bengkak kekasihnya.

“Mas eunmhh~ “ Tangan halus figur model menjelajah ke bawah, meraba ke depan selangakangan Mas Mark dari luar yang nampak mengembung.

“Ahh sayang~ iya gitu—” Tin Tinn! “Asuu!”

“Udah dulu dek, mas mau jalan lagi itu di belakang udah berisik,”

“Mas jalan aja,” jawab Hyuck sambil meremas kecil batang keras penis Mas kenek dari luar celana.

Awalnya gak masalah, tapi lama kelamaan konsentrasi mas kenek keganggu sama kegiatan si adek yang saat ini satu tangannya sudah masuk ke dalam celana Mas Mark, memainkan batang beruratnya yang sudah tegang.

Selagi di bawah sana dimanjakan sama tangan halus si manis, kini satu tangan Mas kenek kembali menelusup masuk ke dalam bra berwarna merah muda yang dikenakan pacar cantiknya. Lalu meremas halus gundukan besar itu, menjepit pentilnya pakai jempol dan telunjuknya, dipilin perlahan-lahan sampai pilinan itu berubah jadi pelintiran kasar, buat dek manisnya itu menggigit bibir, menahan desahan yang sebentar lagi akan lolos.

Gila! Donghyuck hilang kewarasan nenennya dimainin kasar sama Mas Mark sambil lihat pemandangan si kesayangannya nyetir cuma pakai satu tangan, tangan besar penuh urat itu mencengkram kemudi terlihat begitu kencang, paras gemini menelan ludahnya kasar, membayangkan kalau saja saat ini kemudi itu adalah lehernya maka ia akan pasrah, lehernya dicengkram lalu mulutnya dilecehkan penis besarnya. Donghyuck betulan gila!! Padahal hal kaya gitu sudah sering dilakukan, tapi tetep saja Mas Mark terlihat begitu seksi. Rasanya ia ingin dilecehkan dan terus dilecehkan tanpa henti. Belum lagi, sorot matanya tajam menatap jalanan, sedang satu tangannya kini turun perlahan menyapa beceknya kelamin si model.

“Becek banget, dek...”

Si empunya mengangguk, netra cantiknya terpejam menikmati gesekan kelentitnya yang digesek-gesek kasar pakai telapak jari tengah Mas kenek.

“Mas— eunghh~ ahhh~ gak bisa berhenti dulu mass?!”

“Ntar kita cari jalan yang sepi.”

Rasanya gak mungkin harus menahan gejolak napsu yang membara itu kalau nunggu sampai di tempat tinggal Donghyuck, lalu ketika dirasa sudah di wilayah yang lumayan sepi Mas Mark memberhentikan mobilnya dan memarkirkannya pada bahu jalan.

Mas kenek buru-buru melepas celana, memundurkan jok— memberi akses lebih bebas untuk dek manisnya itu duduk di pangkuan.

Donghyuck bergegas melepas seluruh pakaiannya, kemudian menduduki penis tegak Mas Mark.

Badannya bergerak, menggesek memek beceknya di atas kontol keras Mas Mark, sedang si kenek di bawah mencengkram pinggang ramping Donghyuck, sekali-kali ikut andil menggerakan pinggulnya arah berlawanan.
Mulutnya sibuk ngokop nenen bengkak si model, dijilatin areolanya, lalu pentilnya digigit kecil sebelum akhirnya ditarik-tarik sampai lecet. Si empunya gak merasa kesakitan, sebab pikirannya sudah dipenuhi kabut nafsu.

Perlahan tangan Mas kenek turun ke bawah, mencolek lendir memek dek manis, lalu telapak tangan yang terkena lendir itu disodorkan di hadapan Donghyuck. “Jilat.” Pintanya tegas. Si adek nurut, jilat jari Mas Mark sekalian dikulum supaya jari panjang nan besar itu bertambah basah.

Setelah dirasa cukup basah, kenek kopaja itu menarik jarinya keluar, dan ia ganti masukan ke mulut yang di bawah, dalam sekali tusukan sekaligus dua jari itu masuk, ngobrak-ngobrik lubang becek pacarnya cantiknya.

“Udah longgar gini memekmu, dek,”

Donghyuck mengangguk setuju, “Masukin punya mas... ahhh~ pake ini,” tangan kecilnya meraih penis Mas kenek.

Mark keluarkan jarinya, ambil alih penisnya dari tangan si cantik. Ia tepuk-tepuk penis tegangnya di depan gelambir memek becek Donghyuck, ditekan bagian palkon sampai menggesek kelentit si adek, kemudian digesek semakin ke atas mendorong benda kecil berwarna kemerah itu semakin kencang. Sengaja menggoda lacurnya.

Gesekan-gesekan palkon Mas kenek bikin Donghyuck jadi tolol, mulutnya sampai mengaga lebar, lidahnya menjulur keluar, dagunya basah terkena tetesan liurnya sendiri, badannya meliuk-liuk dan sedikit terangkat ke atas kemudian pinggulnya bergerak secara abstrak, menggaruk belahan memeknya yang semakin terasa gatal.

“Mas ahhh gat— nghhh~ gatel gatel mau dimasukin kontol mass...”

Mas kenek menepukan palkonnya ke kelentit merah itu sebanyak tiga kali, sebelum akhirnya menyuruh dek manisnya itu untuk berbalik arah.

Figur model sudah membelakangi si kenek, pinggulnya sedikit naik. Bokong sintalnya ditampar Mas Mark sampai bergetar dan meninggalkan bercak kemerahan. Kemudian kenek kopaja itu melebarkan gelambir labianya, memperlihatkan benda kecil yang habis dikucekin pakai kontolnya itu rupanya sudah membengkak, lubangnya berkedut minta segara diisi.

Mas Mark kocok penis besarnya sebelum akhirnya ia masukan ke dalam lubang becek si model, ia hentakan pinggulnya, melosokan kelaminnya yang sudah sangat keras itu kenai titik terdalam sampai sampai si empunya menganga lebar, matanya memutih merasakan sensasi memabukan akan dorongan hebat di dalam lubang kelamin beceknya.

“Ahhhh~~ “

Kedua tangannya megang erat kemudi, bokongnya semakin naik. Sedang Mas Mark mencengkram pinggul ramping Donghyuck, memompa kontolnya di dalam memek banjir lendir yang

Teman Adik Pt2

Di sabtu pagi rumah Haechan sudah berisik sama suara teman-teman Jisung.

Kebiasaan Haechan kalau hari sabtu pasti bangunnya siang, menafaatkan waktu— mumpung hari libur. Tapi gara-gara di luar amat sangat berisik, mau gak mau ia jadi bangun lebih awal dari hari sabtu biasanya.

Seperti biasa Haechan tidur tanpa mengenakan pakaian. Tanpa berlama-lama ia ngambil handuk, lalu jalan menuju kamar mandi.

Sebetulnya kakaknya Jisung itu masih ngantuk berat, sampai jalan aja badannya huyung kanan kiri sudah kaya orang mabuk. Begitu sampai di depan kamar mandi Haechan melotot kaget denger sayup-sayup suara aneh dari dalam kamar mandi rumahnya.... suaranya kaya gak asing di telinganya sampai mendadak jadi seger.

Buru-buru ia buka pintu kamar mandi, mengintip siapa dan apa yang dilakukan orang itu di dalam kamar mandi rumahnya.

Anjing! Dia lagi coli..... berani banget coli di kamar mandi rumah orang?!

Nah, kan, pantas saja Haechan gak asing rupanya itu suara Mark, bocah yang ia ajak ngentot dua minggu lalu dan sekarang dia lagi asik masturbasi....

“Mark—”

Yang dipanggil langsung berhenti dari aktifiasnya, netra remaja itu melebar, otomatis melepas genggaman penisnya yang mengacung tegak.

“Kamu ngapain?” tanya Haechan sok polos, padahal jelas-jelas dia lihat bocah itu lagi ngocok kontol.

“Coli kak,”

“Maksudku ngapain kamu coli di rumah orang?”

Mark nunduk. “Maaf...”

“Kenapa?”

“Aku tadi kebelet pipis, tapi iseng buka kamar Kak Haechan terus lihat kaka telanjang, terus jadi sange...”

Astaga! Bocah gak sopan! Buka-buka kamar orang tanpa izin!!

“Maaf kak...” Remaja itu semakin menunduk, menyesali tindakan gak sopannya, sekalian mandang ngenes penisnya yang ngaceng tapi dibiarkan gitu aja.

“Oh, ya udah sini,”

Seharusnya... seharusnya Mark gak perlu kaget sama tindakan kakak dari teman sekelasnya itu, tapi tetep saja dia kaget. Kak Haechan tiba-tiba jongkok di depannya, nyambar penis Mark kemudian dikocok pakai tangannya yang halus nan lembut itu. Dan tanpa aba-aba,

“Kak— nghhh~ anjing Kak Haechan!”

Haechan kulum penis Mark, mendorong masuk setengah batang penisnya di dalam mulutnya yang kecil, lalu sisanya ia mainkan pakai tangannya, diremes-remes bagian tastis milik si remaja sampai si empunya mengerang tak tertahan, keenakan, kepalanya mendongak ke atas, satu tangannya menekan kepala yang lebih tua.

Dillit pakai lidahnya, disesap, dan dikulum layaknya lolipop.

Kak Haechan gila! Jago banget nyepongin kontol.

Lalu ketika Haechan lagi asik jilatin batang berurat si remaja dengan muka binalnya, Mark ngambil alih, tanpa aba-aba dia dorong kepala Haechan, menenggelamkan sepenuhnya penis tegangnya di dalam mulut hangat figur lebih tua, sampai pria manis itu tersedak akibat dorongan keras dan secara mendadak. Netranya merah sampai keluarkan air mata basahi pipi tembamnya, pun dengan mukanya, bibir tebalnya berkali-kali tabrakan sama testis Mark, dan hidungnya tenggelam di perut si remaja nakal itu.

Mark tarik lalu mendorong kepala figur lelaki yang lebih tua, ngocok kontol tegangnya di dalam mulut Kak Haechan, menghancurkan mulut kecil kakaknya Jisung itu, melecehkan dengan ganas tanpa memperdulikan lawannya. Sedang Haechan di bawah sana kacau, napasnya tersenggal, ia berusaha mendorong pinggang Mark sampai memukul perut yang tercetak otot disana, tapi si bocah itu gak peduli sama sekali. Malah dia benamkan lebih dalam, lalu diamkan penisnya di dalam sana, di dalam mulut hangat Kak Haechan— deepthroat, selang gak lama pria manis lebih tua itu sudah gak bisa nahan, memukul perut Mark berkali-kali, minta dibebaskan sebab ia butuh pasokan oksigen lebih.

“Hhh... kamu mau bunuh aku?!” tanya Haechan sebal.

“Sorry... abisnya mulut Kak Haechan anget, enak banget,”


“Kak kok bawa sikat gigi?”

“Mau sambil gosok gigi.”

Mark bingung banget... Kak Haechan ngajak masuk ke tempat mandi, katanya pengen ngentot di bawah guyuran shower tapi malah bawa sikat gigi yang udah dilapisi pasta gigi.

Haechan masuk lebih dulu ke dalam ruangan full kaca bening, Mark berjalan ke arah pintu— ngunci pintu kamar mandi jaga-jaga takut pas lagi ngewe ada yang nyelonong masuk.

Lalu ketika Mark masuk ke bilik pemandian, badan polos figur yang lebih tua berdiri di depan shower sambil tonjolkan bokongnya, tangannya sibuk menggosok giginya sendiri.

Si remaja yang paham, langsung kocok kontolnya, lalu satu tangan yang nganggur remes remes dan nampari bokong berisi Kak Haechan sampai tinggalkan bekas kemerahan, dan bokong itu ketika ditampar akan semakin ditonjolkan sama pemiliknya. Buat Mark gemas, pengen gigit.

Cuhh

Mark meludah tepat di belahan bokong Kak Haechan, lalu ludahnya diseret masuk menuju lubang senggama yang lebih tua.

Batang penisnya ditampar-tampar di bokong lelaki di hadapannya, menggantikan tangannya yang kini merogoh lubang sempit, memasukan dua jari ke dalam anal Kak Haechan bersamaan dengan ludahnya yang dia seret pakai jarinya.

Satu tangan Mark bekerja melonggarkan lubangnya, sedang satunya lagi digunakan nampar daging bulat pakai kontolnya yang udah keras banget.

Setelah dirasa sudah cukup, remaja itu keluarkan jarinya, lalu perlahan penisnya masuk ke dalam lubang sempit Kak Haechan.

“Eunghh~~ Mark...”

Satu kaki Haechan diangkat sama Mark, supaya mempermudah penisnya nyodok lubang sempit Kak Haechan, kedua tangannya berpegangan pada pinggang ramping si manis, meremat cukup kuat supaya kontol kerasnya semakin terbenam di anal hangat kakak dari teman sekelasnya itu.

Ah anjing! Kak Haechan lubangnya sempit banget, enak banget, selalu bikin nagih dan pengen terus ia gagahi. Mark selalu merasa beruntung kalau lagi ngentotin Kak Haechan gini, bawaanya mau bersyukur terus, bisa merasakan lubang anal kakaknya Jisung, belum lagi badannya yang bohai, duhhh mantep banget emang.

Tapi kata puji syukur seperti alhamdulillah dan lain sebagainya gak pantas diucapkan sekarang, jadi remaja itu menggantinya sama kata-kata jorok yang enak didengar sekarang.

“Kak Haechan aahhh~ fuck enak banget lubang kaka.”

“Kak lubangnya sempit terus, kudunya dientot tiap jam ini mah biar longgaran dikit.”

“Aduh bangsat! Lubang kaka anget banget, aku entotin sampe lower ya kak?”

“Kak Haechan aku mau ngentotin kaka sampai Kak Haechan hamil!”

“Kak nghh~~ aahhh — bangsat ini kontol gede aku kejepit lubang Kak Haechan.”

“Kak aahh— anjing nyedotnya kuat banget.”

Sedang si manis sudah pasrah, membiarkan sikat gigi menyumpal mulutnya, kedua tangannya pegangan erat di besi shower. Kepalanya dongak ke atas, netra cantiknya memejam, menikmati hujaman keras penis besar berurat remaja itu yang terus merojok lubang sempitnya.

“Eungmhh— aaahhh ~~ Mark iya disitu Mark ahh enak banget.”

“Disini?”

Haechan mengangguk semangat, bokongnya semakin ditonjolkan lalu satu tangan Mark bergerak menampari bokong semok itu, sampai keluarkan bunyi nyaring

Plakk

Plakk

sampai bokong tebal itu bergetar, dan tinggalkan rona merah disana.

Gerakannya semakin brutal, mengobrak-abrik lubang sempit Kak Haechan, perut Mark berkali-kali nabrak daging tembam di depannya sampai bokong semok itu berguncang hebat. Lalu satu tanganya beralih ke depan, mencubit nenen berisi si manis yang semakin lama terasa semakin membengkak. Pentilnya ditarik tarik buat si empunya melengguh hebat, badannya meliuk-liuk, bersamaan dengan itu Mark mendorong kelaminnya masuk lebih dalam jelajahi isi dalam lubang sempitnya.

“Kak Haechan beneran kaya lonte, mau gak jadi lontenya aku? Ntar aku ewein kaka setiap hari, setiap keluar aku semburin spermanya di dalem biar kaka hamil, mau kak?

Haechan udah gak bisa jawab, maka ia cuma ngangguk goblok.

“Kalau disumpel dua kontol gede mau gak, kak?”

Lagi lagi Haechan cuma mampu ngangguk-ngangguk kaya orang tolol.

“Satunya kontol Jisung, mau?”

Kali ini Haechan menggeleng. Yang bener aja, masa sama adik sendiri?

Sikat gigi yang di mulut Haechan di tarik keluar sama Mark, lalu diganti ujungnya yang dimasukin ke dalam mulut Kak Haechan.

“Kulum kak,”

Haechan yang sudah tolol di kontoli teman adiknya itu nurut aja. Ia kulum ujung sikat giginya, lalu selang gak lama ditarik lagi sama remaja itu.

Kemudian tanpa aba-aba si remaja nakal mendorong masuk sikat gigi yang sudah basah liur Kak Haechan itu ke dalam anal yang masih diisi penisnya sendiri, sampai si empunya menjerit merasakan hal yang berlebihan.

Ini ujung sikat gigi.... keras, dan rasanya aneh pas gagang itu ikut bergabung sama kontol Mark yang sibuk ngobral-abrik analnya.

“Aahh~ anjing! Mark keluarin!”

“Apanya? Pejunya?” tanya Mark meledek.

Pasalnya, yang dirasakan sekarang lebih lebih dari nikmat dari yang sebelumnya, penis besarnya bergesekan sama ujung sikat gigi di dalam lubang hangat dan ketat si manis, belum lagi jepitan kuat anal Kak Haechan ketika ditambah ujung sikat gigi bertambah ketat.

“Sikat giginya bangs— aahhhh~~ anjing!!”

Mark dorong pingulnya lebih keras lagi, gagang sikat gigi digerakan secara memutar, menjelajahi sekitaran lubang anal Kak Haechan.

Racauan pria lebih tua itu semakin keras diselingi desahan yang bersahutan sama suara tamparan selangkangan Mark yang nabrak bokong berisi Haechan.

Ini gila! Remaja ini gila! Mark gila! Haechan gak pernah dibikin segila ini ketika ngentot sama orang lain.

Haechan gak pernah jadi segoblok ini, sampai matanya memutih, dan otaknya hanya berisikan bayangan kontol besar berurat Mark yang lagi rojokin lubangnya.

Haechan gak pernah se-gak berdaya ini kalau lagi ngewe, sampai kedua tangannya memegang erat besi shower di depannya, badannya berguncang kian hentakan Mark yang makin kencang, lalu badan lentiknya semakin condong ke bawah, dan bokongnya naik ke atas, buat si remaja itu semakin kegirangan sebab kontolnya semakin masuk lebih dalam merojok lubang anal sempit yang lebih tua sampai kenai titik g-spotnya berkali-kali.

Lalu Mark menyalakan shower, menggenjot lubang sempit Kak Haechan di bawah guyuran shower adalah hal yang gak pernah ada dibayangannya.

Ini begitu sempurna, tetesan air bersih membasahi dua badan polos pria yang sedang bercinta begitu hebatnya.

“Mark eunghh~~ udah...”

“Udah?”

Haechan mengangguk, bahkan mulutnya gak mampu bicara, hanya mampu keluarkan mendesah dan mengangguk- ngangguk tolol.

“Ini lubang kaka masih kedutan gini udahan gimana? Liat nih malah ngeremet kontol Mark kuat banget, Kak.”

“Uda— aahh~ udaah Mark—” Kak Haechan keluar.... menggelinjang hebat lalu diikuti sama geteran-getaran kecil, penisnya ngucur keluarin peju basahi pahanya sendiri, kemudian badannya ambruk ke lantai basah, becek campuran air bersih dan spermanya sendiri.

“Emang siapa yang bolehin kaka keluar duluan?”

Pasca pelepasan yang begitu dahsyat, Haechan lemas total, kakinya seperti jelly, menumpu badannya saja gak mampu.

“Mark...”

Remaja itu mengubah arah shower, di arahkan ke samping badan Haechan di geser mengikuti arah guyuran shower itu, lalu memaksa untuk berdiri, badan kecil Kak Haechan sandaran kaca, satu kakinya di bawa naik ke bahu Mark, kemudian bocah itu kembali menorobos masuk kelaminnya ke dalam lubang sempit Kak Haechan.

Satu tangan Mark genggam penis Haechan, lalu dia kocok bersamaan dengan genjotan penisnya di dalam anal Haechan.

“Nghhh~ aahhh~~ Mark udahh udah...”

“Udah apa, lubang lonte gini mah harus diancurin sampe lower kak,”

“Kak Haechan anjing ini enak bangeett, kerasa banget kalau posisi kaya gini,”

“Kak nghh~ aaahh aku mau keluar,”

“Kak aku keluarin di dalem ya? Biar Kak Haechan hamil, mau?”

Haechan yang udah tolol makin tolol, ia ngangguk semangat.

Lalu setelahnya Mark semburkan spermanya di dalam lubang sempit Haechan, saking penuhnya sampai meluber mengotori paha mulus Kak Haechan.

Mark keluarkan penisnya, sisa sperma yang masih netes di ujungnya di peperin ke belahan bokong sintal Kak Haechan, di tepuk-tepuk sampai tuntas.

“Mark...”

“Hmm? Mau lagi?”

Haechan melotot, lalu menggeleng “Mandiin,”

Setelah acara bersih-bersihnya selesai, Mark gendong Haechan yang hanya dibalut handuk, perlahan tungkainya melangkah, dengan gerakan sangat pelan membuka kunci pintu kamar mandi takut-takut kalau ada orang yang lihat.

“Mark?”

Mampus! Jisung....

Teman Adik Pt2

Di sabtu pagi rumah Haechan sudah berisik sama suara teman-teman Jisung.

Kebiasaan Haechan kalau hari sabtu pasti bangunnya siang, menafaatkan waktu— mumpung hari libur. Tapi gara-gara di luar amat sangat berisik, mau gak mau ia jadi bangun lebih awal dari hari sabtu biasanya.

Seperti biasa Haechan tidur tanpa mengenakan pakaian. Tanpa berlama-lama ia ngambil handuk, lalu jalan menuju kamar mandi.

Sebetulnya kakaknya Jisung itu masih ngantuk berat, sampai jalan aja badannya huyung kanan kiri sudah kaya orang mabuk. Begitu sampai di depan kamar mandi Haechan melotot kaget denger sayup-sayup suara aneh dari dalam kamar mandi rumahnya.... suaranya kaya gak asing di telinganya sampai mendadak jadi seger.

Buru-buru ia buka pintu kamar mandi, mengintip siapa dan apa yang dilakukan orang itu di dalam kamar mandi rumahnya.

Anjing! Dia lagi coli..... berani banget coli di kamar mandi rumah orang?!

Nah, kan, pantas saja Haechan gak asing rupanya itu suara Mark, bocah yang ia ajak ngentot dua minggu lalu dan sekarang dia lagi asik masturbasi....

“Mark—”

Yang dipanggil langsung berhenti dari aktifiasnya, netra remaja itu melebar, otomatis melepas genggaman penisnya yang mengacung tegak.

“Kamu ngapain?” tanya Haechan sok polos, padahal jelas-jelas dia lihat bocah itu lagi ngocok kontol.

” .... coli kak,”

“Maksudku ngapain kamu coli di rumah orang?”

Mark nunduk. “Maaf...”

“Kenapa?”

“Aku tadi kebelet pipis, tapi iseng buka kamar Kak Haechan terus lihat kaka telanjang, terus jadi sange...”

Astaga! Bocah gak sopan! Buka-buka kamar orang tanpa izin!!

“Maaf kak...” Remaja itu semakin menunduk, menyesali tindakan gak sopannya, sekalian mandang ngenes penisnya yang ngaceng tapi dibiarkan gitu aja.

“Oh, ya udah sini,”

Seharusnya... seharusnya Mark gak perlu kaget sama tindakan kakak dari teman sekelasnya itu, tapi tetep saja dia kaget. Kak Haechan tiba-tiba jongkok di depannya, nyambar penis Mark kemudian dikocok pakai tangannya yang halus nan lembut itu. Dan tanpa aba-aba,

“Kak— nghhh~ anjing Kak Haechan!”

Haechan kulum penis Mark, mendorong masuk setengah batang penisnya di dalam mulutnya yang kecil, lalu sisanya ia mainkan pakai tangannya, diremes-remes bagian tastis milik si remaja sampai si empunya mengerang tak tertahan, keenakan, kepalanya mendongak ke atas, satu tangannya menekan kepala yang lebih tua.

Dillit pakai lidahnya, disesap, dan dikulum layaknya lolipop.

Kak Haechan gila! Jago banget nyepongin kontol.

Lalu ketika Haechan lagi asik jilatin batang berurat si remaja dengan muka binalnya, Mark ngambil alih, tanpa aba-aba dia dorong kepala Haechan, menenggelamkan sepenuhnya penis tegangnya di dalam mulut hangat figur lebih tua, sampai pria manis itu tersedak akibat dorongan keras dan secara mendadak. Netranya merah sampai keluarkan air mata basahi pipi tembamnya, pun dengan mukanya, bibir tebalnya berkali-kali tabrakan sama testis Mark, dan hidungnya tenggelam di perut si remaja nakal itu.

Mark tarik lalu mendorong kepala figur lelaki yang lebih tua, ngocok kontol tegangnya di dalam mulut Kak Haechan, menghancurkan mulut kecil kakaknya Jisung itu, melecehkan dengan ganas tanpa memperdulikan lawannya. Sedang Haechan di bawah sana kacau, napasnya tersenggal, ia berusaha mendorong pinggang Mark sampai memukul perut yang tercetak otot disana, tapi si bocah itu gak peduli sama sekali. Malah dia benamkan lebih dalam, lalu diamkan penisnya di dalam sana, di dalam mulut hangat Kak Haechan— deepthroat, selang gak lama pria manis lebih tua itu sudah gak bisa nahan, memukul perut Mark berkali-kali, minta dibebaskan sebab ia butuh pasokan oksigen lebih.

“Hhh... kamu mau bunuh aku?!” tanya Haechan sebal.

“Sorry... abisnya mulut Kak Haechan anget, enak banget,”


“Kak kok bawa sikat gigi?”

“Mau sambil gosok gigi.”

Mark bingung banget... Kak Haechan ngajak masuk ke tempat mandi, katanya pengen ngentot di bawah guyuran shower tapi malah bawa sikat gigi yang udah dilapisi pasta gigi.

Haechan masuk lebih dulu ke dalam ruangan full kaca bening, Mark berjalan ke arah pintu— ngunci pintu kamar mandi jaga-jaga takut pas lagi ngewe ada yang nyelonong masuk.

Lalu ketika Mark masuk ke bilik pemandian, badan polos figur yang lebih tua berdiri di depan shower sambil tonjolkan bokongnya, tangannya sibuk menggosok giginya sendiri.

Si remaja yang paham, langsung kocok kontolnya, lalu satu tangan yang nganggur remes remes dan nampari bokong berisi Kak Haechan sampai tinggalkan bekas kemerahan, dan bokong itu ketika ditampar akan semakin ditonjolkan sama pemiliknya. Buat Mark gemas, pengen gigit.

Cuhh

Mark meludah tepat di belahan bokong Kak Haechan, lalu ludahnya diseret masuk menuju lubang senggama yang lebih tua.

Batang penisnya ditampar-tampar di bokong lelaki di hadapannya, menggantikan tangannya yang kini merogoh lubang sempit, memasukan dua jari ke dalam anal Kak Haechan bersamaan dengan ludahnya yang dia seret pakai jarinya.

Satu tangan Mark bekerja melonggarkan lubangnya, sedang satunya lagi digunakan nampar daging bulat pakai kontolnya yang udah keras banget.

Setelah dirasa sudah cukup, remaja itu keluarkan jarinya, lalu perlahan penisnya masuk ke dalam lubang sempit Kak Haechan.

“Eunghh~~ Mark...”

Satu kaki Haechan diangkat sama Mark, supaya mempermudah penisnya nyodok lubang sempit Kak Haechan, kedua tangannya berpegangan pada pinggang ramping si manis, meremat cukup kuat supaya kontol kerasnya semakin terbenam di anal hangat kakak dari teman sekelasnya itu.

Ah anjing! Kak Haechan lubangnya sempit banget, enak banget, selalu bikin nagih dan pengen terus ia gagahi. Mark selalu merasa beruntung kalau lagi ngentotin Kak Haechan gini, bawaanya mau bersyukur terus, bisa merasakan lubang anal kakaknya Jisung, belum lagi badannya yang bohai, duhhh mantep banget emang.

Tapi kata puji syukur seperti alhamdulillah dan lain sebagainya gak pantas diucapkan sekarang, jadi remaja itu menggantinya sama kata-kata jorok yang enak didengar sekarang.

“Kak Haechan aahhh~ fuck enak banget lubang kaka.”

“Kak lubangnya sempit terus, kudunya dientot tiap jam ini mah biar longgaran dikit.”

“Aduh bangsat! Lubang kaka anget banget, aku entotin sampe lower ya kak?”

“Kak Haechan aku mau ngentotin kaka sampai Kak Haechan hamil!”

“Kak nghh~~ aahhh — bangsat ini kontol gede aku kejepit lubang Kak Haechan.”

“Kak aahh— anjing nyedotnya kuat banget.”

Sedang si manis sudah pasrah, membiarkan sikat gigi menyumpal mulutnya, kedua tangannya pegangan erat di besi shower. Kepalanya dongak ke atas, netra cantiknya memejam, menikmati hujaman keras penis besar berurat remaja itu yang terus merojok lubang sempitnya.

“Eungmhh— aaahhh ~~ Mark iya disitu Mark ahh enak banget.”

“Disini?”

Haechan mengangguk semangat, bokongnya semakin ditonjolkan lalu satu tangan Mark bergerak menampari bokong besar itu, sampai keluarkan bunyi nyaring

Plakk

Plakk

sampai bokong tebal itu bergetar, dan tinggalkan rona merah disana.

Gerakannya semakin brutal, mengobrak-abrik lubang sempit Kak Haechan, perut Mark berkali-kali nabrak daging tembam di depannya sampai bokong semok itu berguncang hebat. Lalu satu tanganya beralih ke depan, mencubit nenen berisi si manis yang semakin lama terasa semakin membengkak. Pentilnya ditarik tarik buat si empunya melengguh hebat, badannya meliuk-liuk, bersamaan dengan itu Mark mendorong kelaminnya masuk lebih dalam jelajahi isi dalam lubang sempit itu.

Sikat gigi yang di mulut Haechan di tarik keluar sama Mark, lalu ujungnya dimasukin ke dalam mulut Kak Haechan.

“Kulum kak,”

Haechan yang sudah tolol di kontoli teman adiknya itu nurut aja. Ia kulum ujung sikat giginya, lalu selang beberapa detik ditarik lagi sama remaja itu.

Kemudian tanpa aba-aba remaja nakal itu mendorong masuk sikat gigi yang sudah basah liur Kak Haechan itu ke dalam anal masih diisi penisnya, sampai si empunya menjerit merasakan hal yang berlebihan.

“Aahh~ anjing! Mark keluarin!”

“Apanya? Pejunya?” tanya Mark meledek.

Pasalnya, yang dirasakan sekarang lebih lebih dari nikmat dari yang sebelumnya, penis besarnya bergesekan sama ujung sikat gigi di dalam lubang hangat dan ketat si manis, belum lagi jepitan kuat anal Kak Haechan ketika ditambah ujung sikat gigi bertambah ketat.

“Sikat giginya bangs— aahhhh~~ anjing!!”

Mark dorong pingulnya lebih keras lagi, batang sikat gigi digerakan secara memutar, menjelajahi sekitaran lubang anal Kak Haechan.

Racauan pria lebih tua itu semakin keras.

Ini gila! Remaja ini gila! Mark gila! Haechan gak pernah dibikin segila ini ketika ngentot sama orang lain.

Haechan gak pernah jadi segoblok ini, sampai matanya memutih, dan otaknya hanya berisikin bayangan kontol besar berurat Mark yang lagi rojokin lubangnya.

Haechan gak pernah se-gak berdaya ini kalau lagi ngewe, sampai kedua tangannya memegang erat besi shower di depannya, badannya semakin condong ke bawah, dan bokongnya naik ke atas, buat si remaja itu semakin kegirangan sebab kontolnya semakin masuk lebih dalam merojok lubang anal sempit itu.

Lalu Mark menyalakan shower, menggenjot lubang sempit Kak Haechan di bawah guyuran shower adalah hal yang gak pernah ada dibayangannya.

Ini begitu sempurna, tetesan air bersih membasahi dua badan polos pria yang sedang bercinta begitu hebatnya.

“Mark eunghh~~ udah...”

“Udah?”

Haechan mengangguk, bahkan mulutnya gak mampu bicara, hanya mampu keluarkan mendesah dan mengangguk- ngangguk tolol.

“Ini lubang kaka masih kedutan gini udahan gimana? Liat nih malah ngeremet kontol Mark kuat banget, Kak.”

Showernya di arahkan ke samping sama Mark, badan Haechan di geser mengikuti arah guyuran shower itu, lalu mengubah posisi dari yang berdiri, sekarang Haechan berjongsampai nempel di kaca bening, kemudian

Teman Adik Pt2

Di sabtu pagi rumah Haechan sudah berisik sama suara teman-teman Jisung.

Kebiasaan Haechan kalau hari sabtu pasti bangunnya siang, menafaatkan waktu— mumpung hari libur. Tapi gara-gara di luar amat sangat berisik, mau gak mau ia jadi bangun lebih awal dari hari sabtu biasanya.

Seperti biasa Haechan tidur tanpa mengenakan pakaian. Tanpa berlama-lama ia ngambil handuk, lalu jalan menuju kamar mandi.

Sebetulnya kakaknya Jisung itu masih ngantuk berat, sampai jalan aja badannya huyung kanan kiri sudah kaya orang mabuk. Begitu sampai di depan kamar mandi Haechan melotot kaget denger sayup-sayup suara aneh dari dalam kamar mandi rumahnya.... suaranya kaya gak asing di telinganya sampai mendadak jadi seger.

Buru-buru ia buka pintu kamar mandi, mengintip siapa dan apa yang dilakukan orang itu di dalam kamar mandi rumahnya.

Anjing! Dia lagi coli..... berani banget coli di kamar mandi rumah orang?!

Nah, kan, pantas saja Haechan gak asing rupanya itu suara Mark, bocah yang ia ajak ngentot dua minggu lalu dan sekarang dia lagi asik masturbasi....

“Mark— “

Yang dipanggil langsung berhenti dari aktifiasnya, netra remaja itu melebar, otomatis melepas genggaman penisnya yang mengacung tegak.

“Kamu ngapain?” tanya Haechan sok polos, padahal jelas-jelas dia lihat bocah itu lagi ngocok kontol.

”.... coli kak,”

“Maksudku ngapain kamu coli di rumah orang?”

Mark nunduk. “Maaf...”

“Kenapa?”

“Aku tadi kebelet pipis, tapi iseng buka kamar Kak Haechan terus lihat kaka telanjang, terus jadi sange...”

Astaga! Bocah gak sopan! Buka-buka kamar orang tanpa izin!!

“Maaf kak...” Remaja itu semakin menunduk, menyesali tindakan gak sopannya, sekalian mandang ngenes penisnya yang ngaceng tapi dibiarkan gitu aja.

“Oh, ya udah sini,”

Seharusnya... seharusnya Mark gak perlu kaget sama tindakan kakak dari teman sekelasnya itu, tapi tetep saja dia kaget. Kak Haechan tiba-tiba jongkok di depannya, nyambar penis Mark kemudian dikocok pakai tangannya yang halus nan lembut itu. Dan tanpa aba-aba,

“Kak— nghhh~ anjing Kak Haechan!”

Haechan kulum penis Mark, mendorong masuk setengah batang penisnya di dalam mulutnya yang kecil, lalu sisanya ia mainkan pakai tangannya, diremes-remes bagian tastis milik si remaja sampai si empunya mengerang tak tertahan, keenakan, kepalanya mendongak ke atas, satu tangannya menekan kepala yang lebih tua.

Dillit pakai lidahnya, disesap, dan dikulum layaknya lolipop.

Kak Haechan gila! Jago banget nyepongin kontol.

Lalu ketika Haechan lagi asik jilatin batang berurat si remaja dengan muka binalnya, Mark ngambil alih, tanpa aba-aba dia dorong kepala Haechan, menenggelamkan sepenuhnya penis tegangnya di dalam mulut hangat figur lebih tua, sampai pria manis itu tersedak akibat dorongan keras dan secara mendadak. Netranya merah sampai keluarkan air mata basahi pipi tembamnya, pun dengan mukanya, bibir tebalnya berkali-kali tabrakan sama testis Mark, dan hidungnya tenggelam di perut si remaja nakal itu.

Mark tarik lalu mendorong kepala figur lelaki yang lebih tua, ngocok kontol tegangnya di dalam mulut Kak Haechan, menghancurkan mulut kecil kakaknya Jisung itu, melecehkan dengan ganas tanpa memperdulikan lawannya. Sedang Haechan di bawah sana kacau, napasnya tersenggal, ia berusaha mendorong pinggang Mark sampai memukul perut yang tercetak otot disana, tapi si bocah itu gak peduli sama sekali. Malah dia benamkan lebih dalam, lalu diamkan penisnya di dalam sana, di dalam mulut hangat Kak Haechan— deepthroat, selang gak lama pria manis lebih tua itu sudah gak bisa nahan, memukul perut Mark berkali-kali, minta dibebaskan sebab ia butuh pasokan oksigen lebih.

“Hhh... kamu mau bunuh aku?!” tanya Haechan sebal.

“Sorry... abisnya mulut Kak Haechan anget, enak banget,”


“Kak kok bawa sikat gigi?”

“Mau sambil gosok gigi.”

Mark bingung banget... Kak Haechan ngajak masuk ke tempat mandi, katanya pengen ngentot di bawah guyuran shower tapi malah bawa sikat gigi yang udah dilapisi pasta gigi.

Haechan masuk lebih dulu ke dalam ruangan full kaca bening, Mark berjalan ke arah pintu— ngunci pintu kamar mandi jaga-jaga takut pas lagi ngewe ada yang nyelonong masuk.

Lalu ketika Mark masuk ke bilik pemandian, badan polos figur yang lebih tua berdiri di depan shower sambil tonjolkan bokongnya, tangannya sibuk menggosok giginya sendiri.

Si remaja yang paham, langsung kocok kontolnya, lalu satu tangan yang nganggur remes remes dan nampari bokong berisi Kak Haechan sampai tinggalkan bekas kemerahan, dan bokong itu ketika ditampar akan semakin ditonjolkan sama pemiliknya. Buat Mark gemas, pengen gigit.

Cuhh

Mark meludah tepat di belahan bokong Kak Haechan, lalu ludahnya diseret masuk menuju lubang senggama yang lebih tua.

Batang penisnya ditampar-tampar di bokong lelaki di hadapannya, menggantikan tangannya yang kini merogoh lubang sempit, memasukan dua jari ke dalam anal Kak Haechan bersamaan dengan ludahnya yang dia seret pakai jarinya.

Satu tangan Mark bekerja melonggarkan lubangnya, sedang satunya lagi digunakan nampar daging bulat pakai kontolnya yang udah keras banget.

Setelah dirasa sudah cukup, remaja itu keluarkan jarinya, lalu perlahan penisnya masuk ke dalam lubang sempit Kak Haechan.

“Eunghh~~ Mark...”

Satu kaki Haechan diangkat sama Mark, supaya mempermudah penisnya nyodok lubang sempit Kak Haechan, kedua tangannya berpegangan pada pinggang ramping si manis, meremat cukup kuat supaya kontol kerasnya semakin terbenam di anal hangat kakak dari teman sekelasnya itu.

Ah anjing! Kak Haechan lubangnya sempit banget, enak banget, selalu bikin nagih dan pengen terus ia gagahi. Mark selalu merasa beruntung kalau lagi ngentotin Kak Haechan gini, bawaanya mau bersyukur terus, bisa merasakan lubang anal kakaknya Jisung, belum lagi badannya yang bohai, duhhh mantep banget emang.

Tapi kata puji syukur seperti alhamdulillah dan lain sebagainya gak pantas diucapkan sekarang, jadi remaja itu menggantinya sama kata-kata jorok yang enak didengar sekarang.

“Kak Haechan aahhh~ fuck enak banget lubang kaka.”

“Kak lubangnya sempit terus, kudunya dientot tiap jam ini mah biar longgaran dikit.”

“Aduh bangsat! Lubang kaka anget banget, aku entotin sampe lower ya kak?”

“Kak Haechan aku mau ngentotin kaka sampai Kak Haechan hamil!”

“Kak nghh~~ aahhh — bangsat ini kontol gede aku kejepit lubang Kak Haechan.”

“Kak aahh— anjing nyedotnya kuat banget.”

Sedang si manis sudah pasrah, membiarkan sikat gigi menyumpal mulutnya, kedua tangannya pegangan erat di besi shower. Kepalanya dongak ke atas, netra cantiknya memejam, menikmati hujaman keras penis besar berurat remaja itu yang terus merojok lubang sempitnya.

“Eungmhh— aaahhh ~~ Mark iya disitu Mark ahh enak banget.”

“Disini?”

Haechan mengangguk semangat, bokongnya semakin ditonjolkan lalu satu tangan Mark bergerak menampari bokong besar itu, sampai keluarkan bunyi nyaring

Plakk

Plakk

sampai bokong tebal itu bergetar, dan tinggalkan rona merah disana.

Gerakannya semakin brutal, mengobrak-abrik lubang sempit Kak Haechan, perut Mark berkali-kali nabrak daging tembam di depannya sampai bokong semok itu berguncang hebat. Lalu satu tanganya beralih ke depan, mencubit nenen berisi si manis yang semakin lama terasa semakin membengkak. Pentilnya ditarik tarik buat si empunya melengguh hebat, badannya meliuk-liuk, bersamaan dengan itu Mark mendorong kelaminnya masuk lebih dalam jelajahi isi dalam lubang sempit itu.

Sikat gigi yang di mulut Haechan di tarik keluar sama Mark, lalu ujungnya dimasukin ke dalam mulut Kak Haechan.

“Kulum kak,”

Haechan yang sudah tolol di kontoli teman adiknya itu nurut aja. Ia kulum ujung sikat giginya, lalu selang beberapa detik ditarik lagi sama remaja itu.

Kemudian tanpa aba-aba remaja nakal itu mendorong masuk sikat gigi yang sudah basah liur Kak Haechan itu ke dalam anal masih diisi penisnya, sampai si empunya menjerit merasakan hal yang berlebihan.

“Aahh~ anjing! Mark keluarin!”

“Apanya? Pejunya?” tanya Mark meledek.

Pasalnya, yang dirasakan sekarang lebih lebih dari nikmat dari yang sebelumnya, penis besarnya bergesekan sama ujung sikat gigi di dalam lubang hangat dan ketat si manis, belum lagi jepitan kuat anal Kak Haechan ketika ditambah ujung sikat gigi bertambah ketat.

“Sikat giginya bangs— aahhhh~~ anjing!!”

Mark dorong pingulnya lebih keras lagi, batang sikat gigi digerakan secara memutar, menjelajahi sekitaran lubang anal Kak Haechan.

Racauan pria lebih tua itu semakin keras.

Ini gila! Remaja ini gila! Mark gila! Haechan gak pernah dibikin segila ini ketika ngentot sama orang lain.

Haechan gak pernah jadi segoblok ini, sampai matanya memutih, dan otaknya hanya berisikin bayangan kontol besar berurat Mark yang lagi rojokin lubangnya.

Haechan gak pernah se-gak berdaya ini kalau lagi ngewe, sampai kedua tangannya memegang erat besi shower di depannya, badannya semakin condong ke bawah, dan bokongnya naik ke atas, buat si remaja itu semakin kegirangan sebab kontolnya semakin masuk lebih dalam merojok lubang anal sempit itu.

Lalu Mark menyalakan shower, menggenjot lubang sempit Kak Haechan di bawah guyuran shower adalah hal yang gak pernah ada dibayangannya.

Ini begitu sempurna, tetesan air bersih membasahi dua badan polos pria yang sedang bercinta begitu hebatnya.

“Mark eunghh~~ udah...”

“Udah?”

Haechan mengangguk, bahkan mulutnya gak mampu bicara, hanya mampu keluarkan mendesah dan mengangguk- ngangguk tolol.

“Ini lubang kaka masih kedutan gini udahan gimana? Liat nih malah ngeremet kontol Mark kuat banget, Kak.”

Showernya di arahkan ke samping sama Mark, badan Haechan di geser mengikuti arah guyuran shower itu, lalu mengubah posisi dari yang berdiri, sekarang Haechan berjongsampai nempel di kaca bening, kemudian