Dudukin Muka
“Mas—” sapa Donghyuck sambil jalan, hampiri Mas Mark yang masih berdiri di depan pintu.
Donghyuck dekap erat si mas kesayangannya, kecupi pelan leher bau keringat bercampur khas aroma maskulin Mas Mark. “Mas tuh ya, kalau gak aku yang minta pasti gak akan kesini.”
Mark tundukan kepala, tangannya menarik pinggang ramping si cantik, mendekatkan dua badan sampai tak menyisakan jarak sedikitpun. “Mas kan kerja sayang,” tuturnya lembut.
“Mas....”
“Kenapa, dek?”
Donghyuck tatap mata Mas Mark cukup dalam, birainya ngelus lembut dagu yang terdapat bulu halus disana. “Kan aku udah pernah bilang, mas kalau lagi pengin tuh datang aja ke sini. Aku gak akan nolak mas tau.”
Mark ngangguk. Rupayanya Dek manisnya tahu kalau Mark gak punya keberanian untuk datang ke apartemen mewah ini, terlebih kalau ia lagi nginginkan bercinta. Bukan—bukan karena takut hal apapun, tapi ia ngerasa gak enak, dan gak punya kewajiban untuk menagih yang sebetulnya hak miliknya, Donghyuck sudah menwarkan, menyerahkan semua, apapun yang Mark butuhkan, pun seluruh badannya sekalipun kata Hyuck ; seutuhnya milik mas.
Donghyuck kalau sudah jatuh cinta memang jadi bulol dan butol alias bucin tolol dan bucin kontol, gampang nyerahin semuanya.
Mark ngerasa gak enak karena dalam hubungannya sama Donghyuck gak andil dalam hal apapun. Ya..... kecuali penis besar yang mampu buat Donghyuck puas. Ya, Mark pikir cuma kepuasan yang ia kasih untuk si cantik. Bersyukurlah Mark punya penis besar berurat dan jago muasin.
Mark gak pernah keluarkan uang sepeserpun untuk Donghyuck, padahal, kan harusnya lelaki sejati ikut andil dalam membayar ketika mereka jalan bersama atau sesekali memberi hadiah untuk pasangannya. Tapi di hubungan mereka semuanya Donghyuck yang ambil alih, pun dalam hal seks pun lebih sering Donghyuck yang ambil alih, yang mimpin, Mark pasrah saja, toh mau gimanapun seks bersama Dek Hyuck selalu enak.
Donghyuck yang ngasih sesuatu untuk Mark. Entah uang ataupun barang-barang random yang harganya gak kegocek sama kantongnya cowok leo ini.
Mark bukan pelit untuk memberi sesuatu ke si manis, hanya saja si mas kenek kopaja itu minder, barang apapun yang akan ia kasih pasti gak sebanding sama barang-barang mewah milik si gemini.
Sebetulnya disini yang untung banyak itu Mark, maka sebab itu ia gak berani samperin Donghyuck lebih dulu, gak akan ngasih kabar atau nyariin Donghyuck kalau gak lebih dulu dicariin, gak pernah meminta atau nagih kepuasan kalau tidak Hyuck yang minta sendiri.
Se-sange sangenya Mas Mark kalau Dek Hyuck tidak menawarkan bantuan akan diselesaikan pakai tangannya sendiri.
Kecuali dulu sebelum kenal Hyuk, kalau lagi 'pengin' Mark akan cari lonte jalanan yang harganya cuma ratusan.
“Besok cuti aja, aku mau seharian sama mas,”
“Iya, nanti mas minta izin dulu sama pak supirnya ya.”
Hyuck ngangguk lesu. Dekapan semakin erat, wajahnya semakin nyaman berada di ceruk leher si Mas kenek.
“Mana ya yang minta dientot sampai nangis nangis....? Kok lemes gini, udah isi energi belum sih?”
“Kan ini lagi ngisi energi!”
Mark tertawa kecil, rasanya seneng banget, kedatanganya disambut hangat sama si manis. Padahal tadi pas naik lift agak ragu, sebab sudah lewat dari satu minggu menghilang bagai ditelan bumi.
“Mas—”
“Iya, sayang?”
“Aku mau duduk di muka mas....” ucap Donghyuck memelas. Mark menatap mata Hyuck, mencari kebohongan disana tapi ia tak menemukan.
”.....oke, tapi mas mandi dulu boleh?”
Donghyuck ngangguk, “jangan lama-lama!”
Sebenernya Donghyuck udah sange banget, lihat Mas Mark dengan kumis tipis bikin memeknya basah. Bayangin duduk di muka Mas Mark, memek tembam miliknya bergesekan sama kumis tipis Mas Mark. Selain bayangin itu, Hyuck juga ngebayangin memeknya dirojok kontol Mas Mark yang ada percingnya. Bayangin ada sensasi baru disana......tapi ini si mas mandinya kok lama banget ya....?
Si gemini yang sudah di atas tempat tidur, buka lebar kedua kaki, turunkan tangan kemudian mengelus kelamin beceknya dari luar celana pendek yang ia kenakan.
Merasa kurang puas, dia turunkan celana pendek itu bersamaan sama celana dalam.
Untuk kesekian kalinya merasa kurang puas, lantas Donghyuck buka laci mengambil satu dari berbagai mainan seks tersimpan disana.
Yang diambil dildo berwarna ungu. Tanpa menunggu lama, ia masukan secara perlahan mainan karet itu pada memek tembam yang basah sama lendirnya sendiri.
“Mhngg—mas...”
Matanya terpejam, kepala ngedongak ke atas, satu tangan menggerakan dildo, sedang satu lagi sibuk memilin pentil pink yang mengacung tegang.
“Dek..” ugh! Lagi enak-enaknya si mas keluar dari kamar mandi. Donghyuck cepat-cepat cabut dildo ungu yang nyolok memeknya.
“Kok main sendiri?”
“Mas lama...”
Mark lempar handuk yang nutupin bagian bawahnya , kemudian menerjang Donghyuck yang sudah ngangkang lebar di atas ranjang.
“Gini nih, lonte gak sabaran!” Mark ambil alih dildo itu, lalu ia masukan mainan seks berwarna ungu itu ke dalam memek si gemini yang disebut lonte.
“Mas aahh~~! Pelan pelan!”
“Mau sampai nangis nangis kan?” Tanya Mas Mark. Satu tangan penuh tenaga menggerakan dildo keluar masuk memek si manis.
“Iya nghh! Tapi pel—aahh~~! Pelan mas...!”
Mark gak peduli ocehan Donghyuck. Satu tangan lagi meraup nenen Hyuck, merememas dan memilin pentil ping nya yang menegang.
“Mas udah! Udah! ma—aahhh~! Mas udahh!”
Mas Mark terlalu kasar, kekutan tangannya dikeluarkan semua untuk menggerakan mainan seks yang nancap di memek Hyuck.
Donghyuck menahan tangan si mas kenek, supaya gempuran dildo itu berhenti merojok lubang memeknya.
Dengan begitu Mark keluarkan dildo ungu itu, sisa tetesan lendir yang nempel pada mainan seks Mark jilat tanpa rasa jijik. Harum.... aroma memek orang kaya memang beda, beda sama cewek cewek yang dulu Mark sewa dari jalanan.
“Makanya jangan nakal, dek, kan udah dibilang mas mandi dulu.”
Donghyuck ngangguk lemas. Kemudian Mark rebahkan badan di sebelah si cantik, “sini dek,”
Hyuck tampak bingung... alisnya berkerut, tanda ia tak mengerti apa yang Mas Mark kodekan.
“Katanya mau dudukin muka mas,”
Ohh.... iya sih, tadi Hyuck memang pengin banget duduk di muka Mas, tapi sekarang dia masih sedikit lemas gara-gara sodokan yang terlampau keras di memeknya pakai mainan karet berwarna ungu itu.
“Dek—” panggil mas lagi. “Gak jadi? Padahal mas udah siap lho, nih muka mas juga udah bersih, udah siap di dudukin.”
Maka dengan sisa sisa tenaga yang Hyuck punya, ia pun berdiri, berjalan melewati badan Mark yang tergeletak di atas kasur. Kemudian mulai memposisikan dirinya supaya memek tembamnya tepat di depan mulut Mas Mark.
Donghyuck menahan badan pakai dua kaki yang terbuka lebar, matanya terpejam begitu merasakan lidah basah Mas Mark menyentuh gelambir becek, menjilati lendir yang tersisa disana.
Setelah beberapa sekon lidah Mark masuk, mencolok colok lubang becek lendir si gemini. Donghyuck bergerak, dengan sisa tenaganya, menggesek memek becek itu, kenai kumis tipis Mas Mark. Menggaruk dinding kelaminnya disana, sekali-kali kenai hidung mancung Mark, semakin kena bagian nikmatnya maka semakin gatal.
Hyuck menggila! Ia gesekan semakin kencang, sebab yang dirasakan saat ini amat sangat gatal. Rasanya Donghyuck ingin memasukan memek lacurnya ke dalam mulut Mas Mark!
Lidah Mas Mark keluar masuk colok lubang memek Hyuck, ia jilati itilnya, sedot kencang lendir yang terus ngocor, sampai sampai bibir Mark basah oleh lendir lacur Donghyuck.
Donghyuck sudah tidak kuat lagi, simulasi ini begitu berlebihan! Gatal yang ia rasa semakin meraja lela! Maka Hyuck turunkan kaki, menjatuhkan seluruhnya, bikin memeknya semakin menancap pada wajah Mas Mark. Menutup akses pernapasan mas kenek kopaja, Hyuck colokan lubang becek penuh lendir pada hidung mancung Mark, menahannya kuat disana. Sampai ia merasakan paha dalamnya di tampar oleh lelaki yang wajahnya tengah ia duduki, Donghyuck mengangkat sedikit memberi sedikit akses untuk Mas Mark bernapas lega.
“Hnghmm Dek—” Tak memberi waktu untuk mas nyelesaikan kata, Hyuck kembali tancapkan memeknya. Kali ini sedikit ke bawah, dan ditekan kuat, ia gesek memek tembam itu dari kumis tipis si Mas Mark sampi janggutnya yang juga tumbuh rambut tipis.
“Aaaahh~~~!! Mas hngghh— enak banget mass......”
Setelah dirasa memek basah itu akan menyemburkan pelepasannya, Donghyuck mengangkat setengah tubuhnya tapi nahas sekali kali ini Mas Mark tidak membiarkan hal itu terjadi.
Mark pegang kuat kedua paha Donghyuck, menahan suapaya tidak kabur.
“Mas hnghhmh ahhh~~! Aku mau—aahh.... mas gak!! Aaahh mass aku mau—”
“Basahi muka mas sama cairan lacur kamu dek,”
Donghyuck menggeleng tak setuju! Jangan, ini akan sangat kotor mengenai muka ganteng si leo, Hyuck gak mau ngompol di muka Mas Mark!
“Mas—ngga! Mas lepas, aku mau keluar–aaahhh.....!!”
Mark malah mendusalkan mukanya ke memek Donghyuck yang sudah berkedut, siap menyemburkan pelepasannya detik itu juga!
“Mass—aaahhh~~~!!” Donghyuck keluar. Bocor, memeknya bocor, nyembur cairan pelepasannya sangat kencang, sampai basahi muka Mas Mark dan mengalir turun ke leher.
Donghyuck turun dari wajah basah Mas Mark, ia lepas atasan bersmaan dengan bra yang menutup nenen besarnya. Kaos putih yang tadi ia kenakan dekatkan ke muka mas, mengelap cairannya sendiri yang tersisa disana.
“Mas sih, kan adek udah bilang mau keluar, malah ditahan, kan jadi nyembur ke muka ganteng mas!”
Mark dari bawah bisa lihat Hyuck yang lagi ngomel sambil tep-tep kaosnya ke muka, ia tarik nenen besar Donghyuck menggantung kemudian memasukan ke dalam mulutnya.
“MASS!!”
“Apasij demk,” jawabnya gak jelas, mulut mas masih tersumpal tetek milik si gemini.
“Udah dulu dong, mulutnya kan tadi udah dipake sumpel memek, masa udah sumpel tetek aja!”
Lantas Mas Mark lepaskan tetek besar pentil Dek Hyuck dari mulutnya. Ia tertawa kecil, “biarin aja, mas suka,” tuturnya, kemudian mengecup gemas bibir plum Donghyuck.
Mas Mark mengubah posisi dari terlentang jadi setengah duduk, kepala disandarkan pada sandaran ranjang, lalu ia tepuk pahanya dua kali, menyuruh si gemini untuk duduk disana.
Donghyuck nurut saja, ia dudukan bokongnya di paha Mas Mark, kemudian tundukan kepala, tangan kecilnya dengan sigap menggenggam penis mas kenek kopaja itu yang sudah berdiri tegang dan sedikit basah, keluarkan precum dari lubang pipisnya.
Satu tangan Dek Hyuck mengurut kontol tegang Mas Mark, sedang satunya lagi memainkan benda besi berukuran mungil yang terpasang disana. Peircing ikutan lengket, Hyuck gesek gesekan pakai jempol tangannya, sesekali gesekan jempol mungil itu bergerak ke atas menggesek lubang kencing Mas Mark.
Lelaki dengan zodiak leo itu mengaduh nikmat, mata terpejam mulut terbuka keluarkan suara seksi geraman keras merasakan permainan tangan si cantik di penis berurat miliknya.
Dua tangan berkerja dengan seksama, Donghyuck sambil gesekan memeknya pada paha sekal Mas Mark.
“Ssshhngh~! Masukin ke mulut dek!!”
“Mulut bawah apa mulut atas mas?”
Bangsat!
Bangsat!
Mulutnya lacur banget!
Mark menggeleng, gak kuat enak banget, bangsat! Tangan Donghyuck memang paling jago coliin kontol gede penuh erat punya Mark gini.
“Terserah.”
Donghyuck ngesmirk, lalu memasukan seluruh kontol besar itu ke dalam mulutnya. Mulut atas! Dek Hyuck jilati palkonnya, bikin suara geraman Mark semakin terdengar keras.
Hyuck bisa lihat si mas kenek itu lagi dongak ke atas, menunjukan leher jenjangnya! Buat Donghyuck rasanya ingin memberi tanda disana.
Ingatkan Donghyuck untuk memberi banyak kissmark di leher jenjang sampai dada bidang Mas Mark!
Hyuck memasukan makin dalam kontol besar itu, Mark dengan sigap menekan kepala Donghyuck supaya tetap membiarkan kontol ngacengnya kejepit dalam waktu sedikit lama di tenggerokan gemini.
Dirasa si manisnya hampir kehabisan napas, ia lepaskan tekanan pada kepala Hyuck.
Memberi jeda sebentar, sebelum akhirnya kembali menekan kepala Donghyuck lagi, memaksa gemini untuk melahap seluruh penisnya. Menjepit makin kuat kontol tegang itu.
Mas Mark biarkan cukup lama, pinggulnya ikut bekerja mendorong keras kontolnya semakin dalam, sampai Donghyuck tersedak, tangan si cantik menepuk nepuk pergelangan tangan Mas Mark memberi tanda kalau ia sudah tak sanggup mendiamkan kontol berurat itu di dalam mulutnya.
Mark tarik kepala Hyuck, lalu memaju mundurkan kepala itu sampai rasanya Donghyuck mau menangis. Ia terus tersedak berkali-kali tapi Mas Mark gak peduli itu. Mas Mark mendorong terlalu kuat kontolnya hingga masuk terlalu dalam. Pun tekanan pada kepala Donghyuck tak lepas barang sedetik pun.
“Anghh—mass!!”
“Mas keluarin di mulut kamu, ditelan ya, dek?”
Donghyuck ngangguk pasrah. Selang gak lama Mas Mark menyemburkan sperma ke dalam mulut Dek Hyuck. Saking banyaknya sampai meluber keluar dari mulut kecil itu.
“Mass....haaa—capek....”
Mark seakan tuli, tak biarkan Donghyuck istiraha, dengan mudah ia ganti posisinya, mundur ke belakang Hyuck, menarik pinggang si model terkenak itu, satu kakinya diangkat ke atas, sampai bokong semoknya ikut terangkat ke atas. Mark lebarkan kaki Donghyuck, kemudian tanpa aba-aba memasukan seluruh kontolnya ke dalam liang memek Donghyuck sampai si empunya menjerit nyaring.
Mas Mark gerakan pinggangnya, mendorong masuk kontolnya di dalam memek becek Donghyuck.
Keluar
Masuk
Keluar
Masuk
Memompa dengen kasar, sampai perutnya menabrak dua daging kenyal di depannya. Bokong Donghyuck tertampar berkali-kali sama perut bawah Mas Mark.
Rasanya kebas,
Tapi enak!
Sedikit sakit!
Tapi enak!
Sedikit perih!
Tapi enak!
Tapi enak, enak, enakkk!
Donghyuck udah tolol memek lacurnya dirojok kontol besar Mas Mark, selain merasakan rasa nyeri bercampur enak, pun sensasi dingin pada dinding kelaminnya.
Donghyuck rasakan sensasi baru di memek tembam beceknya yang terus ngocor keluarin lendir, puncak kontol Mas Mark kenai titik ternikmatnya berkali-kali, lubang memek bagian dalam tergesek peircing yang nempel di kontol Mas Mark. Sensani dingin dingin memabukan, itu luar biasa nikmat! Donghyuck gila! Sensasi luar biasa nerpa seluruhnya.
“Asu! Memekmu jepit kontol mas kenceng banget, Dek!”
“Lonte banget kamu, Dek.”
“Mas hamili ya, kamu.”
Donghyuck udah goblok, perkataan kotor Mas Mark gak mampu ia balas, mulutnya sibuk desah. Hyuck tolol memeknya digempur terus-terusan sama kontol Mas Mark!
Matanya juling ke atas, mulut mengaga lebar netesin liur, lidahnya menjulur keluar, bagian dagu sampai ke leher basah sama liurnya sendiri.
Nenen besar miliknya menggantung bebas, bergoyang kesana kemari mengikuti rojokan kontol Mas Mark di dalam memeknya. Bokongnya terasa sedikit perih, sebab si mas kenek sekali-kali menampar keras dua bongkahan kenyal di depannya pakai satu tangan bergantian.
Kedua tangan Donghyuck bertapak pada sprei, mengerat, menahan badannya sendiri yang kian lama melemas merasakan gelenyar memabukan dari belakang.
Mas Mark ganti posisi, menjatuhkan satu kaki Dek Hyuck yang tadi ia angkat ke atas. Lalu membalikan badan Donghyuck untuk jadi terlentang. Mark tarik pergelangan kaki Hyuck, menekuknya kemudian ia majukan badan, dua jari Mas Mark merogoh lubang memek Dek Hyuck, yang udah lembek becek ngowoh kedutan minta jejelin kontol lagi, ditamparnya sekali dengen keras memek itu si empunya memekik keras.
“Aahhh~~!!!”
“Udah ngowoh memekmu, Dek. Udah gak rapet lagi, ini sih udah gak jepit kontol mas,”
Donghyuck ngegeleng ribut! Engga!
Gak mungkin!
Memek Hyuck selalu rapet!
Mas salah, mau berapa lamapun digempur memek Donghyuck akan selalu rapet, dan mampu jepit kuat kontol siapapun yang masuk ke lubang memeknya!
“Mas! Masukin!!” Hyuck udah frustasi, memeknya udah kedutan minta diisi kontol gede berurat lagi tapi Mas Mark masih gak mau masukin. Malah lagi napsu banget ngemut peircing yang terpasang di puser Donghyuck. Lidah Mas Mark bergerak jilati peircing besi milik Dek Hyuck, lalu ia gesek lidahnya ke bawah sampai nyolok lubang memek Donghyuck.
Sedang satu tangannya ngocok penisnya sendiri.
Mark ngambil mainan seks milik Donghyuck yang tergeletak gak berdaya, gak dimainin, tanpa mengunggu lama si mas kenek kembali masukan kontol ngacengnya ke dalam memek ngowoh Donghyuck, kemudian menambah dildo ungu itu ikut masuk ke dalam lubang lacur becek Dek Hyuck.
Donghyuck jerit keras, “Aahhh~~!!! Mass! Gak ngmhh—gak, mas gak muat nghhh sakit sakit!”
Mark terus genjot memek Donghyuck, racauan si gemini seakan gak terdengar, satu tangan menggerakan merojok keluar masuk karet ungu yang ikut bergabung di dalam sana bersama kontolnya.
Kontol Mark bergerak beda arah, kontol masuk ke dalam dildo ungu keluar, lalu begitu kontolnya bergersek keluar dildo itu ngehantam masuk ke lubang sempit becek basah penuh lendir Donghyuck.
Satu tangan Mark yang bebas ngeraup nenen Dek Hyuck, memilin pentil tegangnya, sekali kali ia tampar pentil itu bergantian kanan kiri sampai si empunya memekik.
Udah gila, Mark merasakan nikmat luar, jepitan dinding kelamin Dek Hyuck makin erat, memijat kontolnya semakin kuat, ditambah penis beruratnya itu bergesekan sama dildo ungu yang ukurannya gak kalah besar sama kontolnya sendiri.
Donghyuck udah gak sanggup nerima sensasi berlebihan ini, badannya ngegelinjang. Pipi Hyuck basah air matanya ngalir, suara desahan makin keras ngeracau merasakan sakit dan nikmat yang bersamaan ngehantam tubuhnya tanpa henti.
“Maaf ya, sayang...”
Mark ciumi pipi Dek Hyuck, kanan kiri secara bergantian. Cup! Pucuk hidung dikecup.
Cup! Pindah ke dahi.
Cup! ganti ke dagu.
Dan terkahir cupp! dikecupnya bibir plumpy Donghyuck cukup lama.
Ia dekap erat tubuh lemas Donghyuck yang sudah bersih sehabis mandi bersama setelah sesi bermainnya selesai.
Kacau, permainan yang begitu kacau! Donghyuck belum pernah dientot sampai nangis nangis begini.
Merasakan kebas bagian selangkangnya, bokong dan teteknya memerah kebanyakan ditamparin sama tangan besar Mas Mark.
Kamar Donghyuck yang semula rapi, jadi berantakan total sehabis permainan itu. Kain berserakan di lantai, seprei putih bersih yang acak-acakan, jadi penuh noda, sana sini basah, kena sperma Mas Mark dan bekas squirtnya sendiri.
Mas Mark merebah lebih dulu, tangannya terlentang. Ia tepuk bahunya, nyuruh Dek Hyuck untuk tidur disana.
Donghyuck nurut, nyusul Mas Mark, tiduran, memposisikan kepalanya pada bahu mas kenek, lalu wajahnya diposisikan pada ceruk ketiak Mas Mark, mendusal disana, sesekali ia ciumi dan hirup ketiak yang sudah kering tapi masih ada aroma keringat yang tertinggal, tersisa sedikit bercampur harum sabun dan bau maskulin khas Mas kesayangannya.
“Jangan pergi!”
“Iya Dek,” Mas Mark rengkuh pinggang Donghyuck, ia cium sekali puncak kepalanya, kemudian memeluknya kian mengerat.
“Awas ya kalau aku bangun terus gak ada mas!”
“Iya, mas gak akan pergi, sayang. Disini aja sama adek, udah bobok yuk sayang, tuh udah mau pagi.”
Ngomong-ngomong mereka pindah tidur di kamar lain, karena kamar Donghyuck udah gak layak ditempati untuk tidur.