Qistiijyn

Dua minggu yang lalu Marki dapat panggilan untuk datang menggendang di acara pesta rakyat yang diadakan sama kepala desa sebelah.

Malam telah tiba, malam yang ia tunggu-tunggu, Mark tersenyum cerah. Diambilnya sebuah parfum, ia semprotkan wewangian itu ke titik tertentu ; seperti tengkuk leher, pergelangan tangan, serta dengkul kaki. Rambutnya disisir rapi—ke atas, supaya nanti tidak ganggu kegiatan menggendangnya di acara sana.

“Mas Marki! Ya ampun nggantenge.”

“Halah halah lambene..... cah cah, kok yo wis pinter ngalus!” Jawab Mark, sambil tarik helaian rambut wanita yang duduk di depan cermin—nata rambut hendak dipasang sanggul.

Wanita itu bernama Lina, sinden lama yang udah kenal dekat sama Mark. Saking dekatnya Lina sudah dianggap adik sendiri sama Mark.

“Omong-omong mas udah tau belum?”

“Opo Lin?”

“Katanya nanti bakalan ada sinden baru! Belum tau mas?”

“Gak. Mas gak tau,”

“Wih mas, cahe ayu pol! Bodine mont—”

“Hush! Cangkemu kui lho!”

Dudukin Muka

“Mas—” sapa Donghyuck sambil jalan, hampiri Mas Mark yang masih berdiri di depan pintu.

Donghyuck dekap erat si mas kesayangannya, kecupi pelan leher bau keringat bercampur khas aroma maskulin Mas Mark. “Mas tuh ya, kalau gak aku yang minta pasti gak akan kesini.”

Mark tundukan kepala, tangannya menarik pinggang ramping si cantik, mendekatkan dua badan sampai tak menyisakan jarak sedikitpun. “Mas kan kerja sayang,” tuturnya lembut.

“Mas....”

“Kenapa, dek?”

Donghyuck tatap mata Mas Mark cukup dalam, birainya ngelus lembut dagu yang terdapat bulu halus disana. “Kan aku udah pernah bilang, mas kalau lagi pengin tuh datang aja ke sini. Aku gak akan nolak mas tau.”

Mark ngangguk. Rupayanya Dek manisnya tahu kalau Mark gak punya keberanian untuk datang ke apartemen mewah ini, terlebih kalau ia lagi nginginkan bercinta. Bukan—bukan karena takut hal apapun, tapi ia ngerasa gak enak, dan gak punya kewajiban untuk menagih yang sebetulnya hak miliknya, Donghyuck sudah menwarkan, menyerahkan semua, apapun yang Mark butuhkan, pun seluruh badannya sekalipun kata Hyuck ; seutuhnya milik mas.

Donghyuck kalau sudah jatuh cinta memang jadi bulol dan butol alias bucin tolol dan bucin kontol, gampang nyerahin semuanya.

Mark ngerasa gak enak karena dalam hubungannya sama Donghyuck gak andil dalam hal apapun. Ya..... kecuali penis besar yang mampu buat Donghyuck puas. Ya, Mark pikir cuma kepuasan yang ia kasih untuk si cantik. Bersyukurlah Mark punya penis besar berurat dan jago muasin.

Mark gak pernah keluarkan uang sepeserpun untuk Donghyuck, padahal, kan harusnya lelaki sejati ikut andil dalam membayar ketika mereka jalan bersama atau sesekali memberi hadiah untuk pasangannya. Tapi di hubungan mereka semuanya Donghyuck yang ambil alih, pun dalam hal seks pun lebih sering Donghyuck yang ambil alih, yang mimpin, Mark pasrah saja, toh mau gimanapun seks bersama Dek Hyuck selalu enak.

Donghyuck yang ngasih sesuatu untuk Mark. Entah uang ataupun barang-barang random yang harganya gak kegocek sama kantongnya cowok leo ini. Mark bukan pelit untuk memberi sesuatu ke si manis, hanya saja si mas kenek kopaja itu minder, barang apapun yang akan ia kasih pasti gak sebanding sama barang-barang mewah milik si gemini.

Sebetulnya disini yang untung banyak itu Mark, maka sebab itu ia gak berani samperin Donghyuck lebih dulu, gak akan ngasih kabar atau nyariin Donghyuck kalau gak lebih dulu dicariin, gak pernah meminta atau nagih kepuasan kalau tidak Hyuck yang minta sendiri. Se-sange sangenya Mas Mark kalau Dek Hyuck tidak menawarkan bantuan akan diselesaikan pakai tangannya sendiri. Kecuali dulu sebelum kenal Hyuk, kalau lagi 'pengin' Mark akan cari lonte jalanan yang harganya cuma ratusan.

“Besok cuti aja, aku mau seharian sama mas,”

“Iya, nanti mas minta izin dulu sama pak supirnya ya.”

Hyuck ngangguk lesu. Dekapan semakin erat, wajahnya semakin nyaman berada di ceruk leher si Mas kenek. “Mana ya yang minta dientot sampai nangis nangis....? Kok lemes gini, udah isi energi belum sih?”

“Kan ini lagi ngisi energi!”

Mark tertawa kecil, rasanya seneng banget, kedatanganya disambut hangat sama si manis. Padahal tadi pas naik lift agak ragu, sebab sudah lewat dari satu minggu menghilang bagai ditelan bumi.

“Mas—”

“Iya, sayang?”

“Aku mau duduk di muka mas....” ucap Donghyuck memelas. Mark menatap mata Hyuck, mencari kebohongan disana tapi ia tak menemukan.

”.....oke, tapi mas mandi dulu boleh?”

Donghyuck ngangguk, “jangan lama-lama!”

Sebenernya Donghyuck udah sange banget, lihat Mas Mark dengan kumis tipis bikin memeknya basah. Bayangin duduk di muka Mas Mark, memek tembam miliknya bergesekan sama kumis tipis Mas Mark. Selain bayangin itu, Hyuck juga ngebayangin memeknya dirojok kontol Mas Mark yang ada percingnya. Bayangin ada sensasi baru disana......tapi ini si mas mandinya kok lama banget ya....?

Si gemini yang sudah di atas tempat tidur, buka lebar kedua kaki, turunkan tangan kemudian mengelus kelamin beceknya dari luar celana pendek yang ia kenakan. Merasa kurang puas, dia turunkan celana pendek itu bersamaan sama celana dalam. Untuk kesekian kalinya merasa kurang puas, lantas Donghyuck buka laci mengambil satu dari berbagai mainan seks tersimpan disana. Yang diambil dildo berwarna ungu. Tanpa menunggu lama, ia masukan secara perlahan mainan karet itu pada memek tembam yang basah sama lendirnya sendiri.

“Mhngg—mas...” Matanya terpejam, kepala ngedongak ke atas, satu tangan menggerakan dildo, sedang satu lagi sibuk memilin pentil pink yang mengacung tegang.

“Dek..” ugh! Lagi enak-enaknya si mas keluar dari kamar mandi. Donghyuck cepat-cepat cabut dildo ungu yang nyolok memeknya.

“Kok main sendiri?”

“Mas lama...”

Mark lempar handuk yang nutupin bagian bawahnya , kemudian menerjang Donghyuck yang sudah ngangkang lebar di atas ranjang.

“Gini nih, lonte gak sabaran!” Mark ambil alih dildo itu, lalu ia masukan mainan seks berwarna ungu itu ke dalam memek si gemini yang disebut lonte.

“Mas aahh~~! Pelan pelan!”

“Mau sampai nangis nangis kan?” Tanya Mas Mark. Satu tangan penuh tenaga menggerakan dildo keluar masuk memek si manis.

“Iya nghh! Tapi pel—aahh~~! Pelan mas...!” Mark gak peduli ocehan Donghyuck. Satu tangan lagi meraup nenen Hyuck, merememas dan memilin pentil ping nya yang menegang.

“Mas udah! Udah! ma—aahhh~! Mas udahh!” Mas Mark terlalu kasar, kekutan tangannya dikeluarkan semua untuk menggerakan mainan seks yang nancap di memek Hyuck.

Donghyuck menahan tangan si mas kenek, supaya gempuran dildo itu berhenti merojok lubang memeknya.

Dengan begitu Mark keluarkan dildo ungu itu, sisa tetesan lendir yang nempel pada mainan seks Mark jilat tanpa rasa jijik. Harum.... aroma memek orang kaya memang beda, beda sama cewek cewek yang dulu Mark sewa dari jalanan.

“Makanya jangan nakal, dek, kan udah dibilang mas mandi dulu.”

Donghyuck ngangguk lemas. Kemudian Mark rebahkan badan di sebelah si cantik, “sini dek,”

Hyuck tampak bingung... alisnya berkerut, tanda ia tak mengerti apa yang Mas Mark kodekan.

“Katanya mau dudukin muka mas,”

Ohh.... iya sih, tadi Hyuck memang pengin banget duduk di muka Mas, tapi sekarang dia masih sedikit lemas gara-gara sodokan yang terlampau keras di memeknya pakai mainan karet berwarna ungu itu.

“Dek—” panggil mas lagi. “Gak jadi? Padahal mas udah siap lho, nih muka mas juga udah bersih, udah siap di dudukin.”

Maka dengan sisa sisa tenaga yang Hyuck punya, ia pun berdiri, berjalan melewati badan Mark yang tergeletak di atas kasur. Kemudian mulai memposisikan dirinya supaya memek tembamnya tepat di depan mulut Mas Mark.

Donghyuck menahan badan pakai dua kaki yang terbuka lebar, matanya terpejam begitu merasakan lidah basah Mas Mark menyentuh gelambir becek, menjilati lendir yang tersisa disana. Setelah beberapa sekon lidah Mark masuk, mencolok colok lubang becek lendir si gemini. Donghyuck bergerak, dengan sisa tenaganya, menggesek memek becek itu, kenai kumis tipis Mas Mark. Menggaruk dinding kelaminnya disana, sekali-kali kenai hidung mancung Mark, semakin kena bagian nikmatnya maka semakin gatal.

Hyuck menggila! Ia gesekan semakin kencang, sebab yang dirasakan saat ini amat sangat gatal. Rasanya Donghyuck ingin memasukan memek lacurnya ke dalam mulut Mas Mark!

Lidah Mas Mark keluar masuk colok lubang memek Hyuck, ia jilati itilnya, sedot kencang lendir yang terus ngocor, sampai sampai bibir Mark basah oleh lendir lacur Donghyuck.

Donghyuck sudah tidak kuat lagi, simulasi ini begitu berlebihan! Gatal yang ia rasa semakin meraja lela! Maka Hyuck turunkan kaki, menjatuhkan seluruhnya, bikin memeknya semakin menancap pada wajah Mas Mark. Menutup akses pernapasan mas kenek kopaja, Hyuck colokan lubang becek penuh lendir pada hidung mancung Mark, menahannya kuat disana. Sampai ia merasakan paha dalamnya di tampar oleh lelaki yang wajahnya tengah ia duduki, Donghyuck mengangkat sedikit memberi sedikit akses untuk Mas Mark bernapas lega.

“Hnghmm Dek—” Tak memberi waktu untuk mas nyelesaikan kata, Hyuck kembali tancapkan memeknya. Kali ini sedikit ke bawah, dan ditekan kuat, ia gesek memek tembam itu dari kumis tipis si Mas Mark sampi janggutnya yang juga tumbuh rambut tipis.

“Aaaahh~~~!! Mas hngghh— enak banget mass......”

Setelah dirasa memek basah itu akan menyemburkan pelepasannya, Donghyuck mengangkat setengah tubuhnya tapi nahas sekali kali ini Mas Mark tidak membiarkan hal itu terjadi. Mark pegang kuat kedua paha Donghyuck, menahan suapaya tidak kabur.

“Mas hnghhmh ahhh~~! Aku mau—aahh.... mas gak!! Aaahh mass aku mau—”

“Basahi muka mas sama cairan lacur kamu dek,”

Donghyuck menggeleng tak setuju! Jangan, ini akan sangat kotor mengenai muka ganteng si leo, Hyuck gak mau ngompol di muka Mas Mark!

“Mas—ngga! Mas lepas, aku mau keluar–aaahhh.....!!”

Mark malah mendusalkan mukanya ke memek Donghyuck yang sudah berkedut, siap menyemburkan pelepasannya detik itu juga!

“Mass—aaahhh~~~!!” Donghyuck keluar. Bocor, memeknya bocor, nyembur cairan pelepasannya sangat kencang, sampai basahi muka Mas Mark dan mengalir turun ke leher.

Donghyuck turun dari wajah basah Mas Mark, ia lepas atasan bersmaan dengan bra yang menutup nenen besarnya. Kaos putih yang tadi ia kenakan dekatkan ke muka mas, mengelap cairannya sendiri yang tersisa disana.

“Mas sih, kan adek udah bilang mau keluar, malah ditahan, kan jadi nyembur ke muka ganteng mas!”

Mark dari bawah bisa lihat Hyuck yang lagi ngomel sambil tep-tep kaosnya ke muka, ia tarik nenen besar Donghyuck menggantung kemudian memasukan ke dalam mulutnya.

“MASS!!”

“Apasij demk,” jawabnya gak jelas, mulut mas masih tersumpal tetek milik si gemini.

“Udah dulu dong, mulutnya kan tadi udah dipake sumpel memek, masa udah sumpel tetek aja!”

Lantas Mas Mark lepaskan tetek besar pentil Dek Hyuck dari mulutnya. Ia tertawa kecil, “biarin aja, mas suka,” tuturnya, kemudian mengecup gemas bibir plum Donghyuck.

Mas Mark mengubah posisi dari terlentang jadi setengah duduk, kepala disandarkan pada sandaran ranjang, lalu ia tepuk pahanya dua kali, menyuruh si gemini untuk duduk disana.

Donghyuck nurut saja, ia dudukan bokongnya di paha Mas Mark, kemudian tundukan kepala, tangan kecilnya dengan sigap menggenggam penis mas kenek kopaja itu yang sudah berdiri tegang dan sedikit basah, keluarkan precum dari lubang pipisnya.

Satu tangan Dek Hyuck mengurut kontol tegang Mas Mark, sedang satunya lagi memainkan benda besi berukuran mungil yang terpasang disana. Peircing ikutan lengket, Hyuck gesek gesekan pakai jempol tangannya, sesekali gesekan jempol mungil itu bergerak ke atas menggesek lubang kencing Mas Mark.

Lelaki dengan zodiak leo itu mengaduh nikmat, mata terpejam mulut terbuka keluarkan suara seksi geraman keras merasakan permainan tangan si cantik di penis berurat miliknya.

Dua tangan berkerja dengan seksama, Donghyuck sambil gesekan memeknya pada paha sekal Mas Mark.

“Ssshhngh~! Masukin ke mulut dek!!”

“Mulut bawah apa mulut atas mas?”

Bangsat!

Bangsat!

Mulutnya lacur banget!

Mark menggeleng, gak kuat enak banget, bangsat! Tangan Donghyuck memang paling jago coliin kontol gede penuh erat punya Mark gini.

“Terserah.”

Donghyuck ngesmirk, lalu memasukan seluruh kontol besar itu ke dalam mulutnya. Mulut atas! Dek Hyuck jilati palkonnya, bikin suara geraman Mark semakin terdengar keras. Hyuck bisa lihat si mas kenek itu lagi dongak ke atas, menunjukan leher jenjangnya! Buat Donghyuck rasanya ingin memberi tanda disana.

Ingatkan Donghyuck untuk memberi banyak kissmark di leher jenjang sampai dada bidang Mas Mark!

Hyuck memasukan makin dalam kontol besar itu, Mark dengan sigap menekan kepala Donghyuck supaya tetap membiarkan kontol ngacengnya kejepit dalam waktu sedikit lama di tenggerokan gemini.

Dirasa si manisnya hampir kehabisan napas, ia lepaskan tekanan pada kepala Hyuck. Memberi jeda sebentar, sebelum akhirnya kembali menekan kepala Donghyuck lagi, memaksa gemini untuk melahap seluruh penisnya. Menjepit makin kuat kontol tegang itu. Mas Mark biarkan cukup lama, pinggulnya ikut bekerja mendorong keras kontolnya semakin dalam, sampai Donghyuck tersedak, tangan si cantik menepuk nepuk pergelangan tangan Mas Mark memberi tanda kalau ia sudah tak sanggup mendiamkan kontol berurat itu di dalam mulutnya.

Mark tarik kepala Hyuck, lalu memaju mundurkan kepala itu sampai rasanya Donghyuck mau menangis. Ia terus tersedak berkali-kali tapi Mas Mark gak peduli itu. Mas Mark mendorong terlalu kuat kontolnya hingga masuk terlalu dalam. Pun tekanan pada kepala Donghyuck tak lepas barang sedetik pun.

“Anghh—mass!!”

“Mas keluarin di mulut kamu, ditelan ya, dek?”

Donghyuck ngangguk pasrah. Selang gak lama Mas Mark menyemburkan sperma ke dalam mulut Dek Hyuck. Saking banyaknya sampai meluber keluar dari mulut kecil itu.

“Mass....haaa—capek....”

Mark seakan tuli, tak biarkan Donghyuck istiraha, dengan mudah ia ganti posisinya, mundur ke belakang Hyuck, menarik pinggang si model terkenak itu, satu kakinya diangkat ke atas, sampai bokong semoknya ikut terangkat ke atas. Mark lebarkan kaki Donghyuck, kemudian tanpa aba-aba memasukan seluruh kontolnya ke dalam liang memek Donghyuck sampai si empunya menjerit nyaring.

Mas Mark gerakan pinggangnya, mendorong masuk kontolnya di dalam memek becek Donghyuck.

Keluar

Masuk

Keluar

Masuk

Memompa dengen kasar, sampai perutnya menabrak dua daging kenyal di depannya. Bokong Donghyuck tertampar berkali-kali sama perut bawah Mas Mark.

Rasanya kebas,

Tapi enak!

Sedikit sakit!

Tapi enak!

Sedikit perih!

Tapi enak!

Tapi enak, enak, enakkk!

Donghyuck udah tolol memek lacurnya dirojok kontol besar Mas Mark, selain merasakan rasa nyeri bercampur enak, pun sensasi dingin pada dinding kelaminnya.

Donghyuck rasakan sensasi baru di memek tembam beceknya yang terus ngocor keluarin lendir, puncak kontol Mas Mark kenai titik ternikmatnya berkali-kali, lubang memek bagian dalam tergesek peircing yang nempel di kontol Mas Mark. Sensani dingin dingin memabukan, itu luar biasa nikmat! Donghyuck gila! Sensasi luar biasa nerpa seluruhnya.

“Asu! Memekmu jepit kontol mas kenceng banget, Dek!”

“Lonte banget kamu, Dek.”

“Mas hamili ya, kamu.”

Donghyuck udah goblok, perkataan kotor Mas Mark gak mampu ia balas, mulutnya sibuk desah. Hyuck tolol memeknya digempur terus-terusan sama kontol Mas Mark! Matanya juling ke atas, mulut mengaga lebar netesin liur, lidahnya menjulur keluar, bagian dagu sampai ke leher basah sama liurnya sendiri.

Nenen besar miliknya menggantung bebas, bergoyang kesana kemari mengikuti rojokan kontol Mas Mark di dalam memeknya. Bokongnya terasa sedikit perih, sebab si mas kenek sekali-kali menampar keras dua bongkahan kenyal di depannya pakai satu tangan bergantian. Kedua tangan Donghyuck bertapak pada sprei, mengerat, menahan badannya sendiri yang kian lama melemas merasakan gelenyar memabukan dari belakang.

Mas Mark ganti posisi, menjatuhkan satu kaki Dek Hyuck yang tadi ia angkat ke atas. Lalu membalikan badan Donghyuck untuk jadi terlentang. Mark tarik pergelangan kaki Hyuck, menekuknya kemudian ia majukan badan, dua jari Mas Mark merogoh lubang memek Dek Hyuck, yang udah lembek becek ngowoh kedutan minta jejelin kontol lagi, ditamparnya sekali dengen keras memek itu si empunya memekik keras.

“Aahhh~~!!!”

“Udah ngowoh memekmu, Dek. Udah gak rapet lagi, ini sih udah gak jepit kontol mas,”

Donghyuck ngegeleng ribut! Engga! Gak mungkin! Memek Hyuck selalu rapet! Mas salah, mau berapa lamapun digempur memek Donghyuck akan selalu rapet, dan mampu jepit kuat kontol siapapun yang masuk ke lubang memeknya!

“Mas! Masukin!!” Hyuck udah frustasi, memeknya udah kedutan minta diisi kontol gede berurat lagi tapi Mas Mark masih gak mau masukin. Malah lagi napsu banget ngemut peircing yang terpasang di puser Donghyuck. Lidah Mas Mark bergerak jilati peircing besi milik Dek Hyuck, lalu ia gesek lidahnya ke bawah sampai nyolok lubang memek Donghyuck. Sedang satu tangannya ngocok penisnya sendiri.

Mark ngambil mainan seks milik Donghyuck yang tergeletak gak berdaya, gak dimainin, tanpa mengunggu lama si mas kenek kembali masukan kontol ngacengnya ke dalam memek ngowoh Donghyuck, kemudian menambah dildo ungu itu ikut masuk ke dalam lubang lacur becek Dek Hyuck. Donghyuck jerit keras, “Aahhh~~!!! Mass! Gak ngmhh—gak, mas gak muat nghhh sakit sakit!”

Mark terus genjot memek Donghyuck, racauan si gemini seakan gak terdengar, satu tangan menggerakan merojok keluar masuk karet ungu yang ikut bergabung di dalam sana bersama kontolnya.

Kontol Mark bergerak beda arah, kontol masuk ke dalam dildo ungu keluar, lalu begitu kontolnya bergersek keluar dildo itu ngehantam masuk ke lubang sempit becek basah penuh lendir Donghyuck. Satu tangan Mark yang bebas ngeraup nenen Dek Hyuck, memilin pentil tegangnya, sekali kali ia tampar pentil itu bergantian kanan kiri sampai si empunya memekik.

Udah gila, Mark merasakan nikmat luar, jepitan dinding kelamin Dek Hyuck makin erat, memijat kontolnya semakin kuat, ditambah penis beruratnya itu bergesekan sama dildo ungu yang ukurannya gak kalah besar sama kontolnya sendiri.

Donghyuck udah gak sanggup nerima sensasi berlebihan ini, badannya ngegelinjang. Pipi Hyuck basah air matanya ngalir, suara desahan makin keras ngeracau merasakan sakit dan nikmat yang bersamaan ngehantam tubuhnya tanpa henti.


“Maaf ya, sayang...” Mark ciumi pipi Dek Hyuck, kanan kiri secara bergantian. Cup! Pucuk hidung dikecup.

Cup! Pindah ke dahi.

Cup! ganti ke dagu.

Dan terkahir cupp! dikecupnya bibir plumpy Donghyuck cukup lama.

Ia dekap erat tubuh lemas Donghyuck yang sudah bersih sehabis mandi bersama setelah sesi bermainnya selesai.

Kacau, permainan yang begitu kacau! Donghyuck belum pernah dientot sampai nangis nangis begini. Merasakan kebas bagian selangkangnya, bokong dan teteknya memerah kebanyakan ditamparin sama tangan besar Mas Mark.

Kamar Donghyuck yang semula rapi, jadi berantakan total sehabis permainan itu. Kain berserakan di lantai, seprei putih bersih yang acak-acakan, jadi penuh noda, sana sini basah, kena sperma Mas Mark dan bekas squirtnya sendiri.

Mas Mark merebah lebih dulu, tangannya terlentang. Ia tepuk bahunya, nyuruh Dek Hyuck untuk tidur disana. Donghyuck nurut, nyusul Mas Mark, tiduran, memposisikan kepalanya pada bahu mas kenek, lalu wajahnya diposisikan pada ceruk ketiak Mas Mark, mendusal disana, sesekali ia ciumi dan hirup ketiak yang sudah kering tapi masih ada aroma keringat yang tertinggal, tersisa sedikit bercampur harum sabun dan bau maskulin khas Mas kesayangannya.

“Jangan pergi!”

“Iya Dek,” Mas Mark rengkuh pinggang Donghyuck, ia cium sekali puncak kepalanya, kemudian memeluknya kian mengerat.

“Awas ya kalau aku bangun terus gak ada mas!”

“Iya, mas gak akan pergi, sayang. Disini aja sama adek, udah bobok yuk sayang, tuh udah mau pagi.”

Ngomong-ngomong mereka pindah tidur di kamar lain, karena kamar Donghyuck udah gak layak ditempati untuk tidur.

peircing penis

“Udah toh dek, jangan dimainin terus,”

Donghyuck masih sibuk mainan penis Mas Mark yang baru dipasangin peircing tepat pada bagian palkonnya. Jadi makin gagah, Hyuck udah bayangin memeknya dicolok kontol Mas Mark yang udah pakai peircing itu, pasti rasanya ada sensani dingin dingin enak hmm Donghyuck gak sabar. Sedang si Mas nyetir mobil milik Hyuck menuju apartemen Donghyuck.

“Jangan diremes dek, ya ampun, sakit lho.”

“Ih apaan sih diapain aja gak boleh!”

“Lho ya emang gak boleh, masih sakit itu belum boleh diapa-apain.”

“Jadi kita gak jadi ngentot dong?!”

“Belum bisa sayang, nanti yang ada lecet gimana?”

“Tapi adek udah sange tau mas! Adek udah bayangin memek becek adek digenjot sama kontol mas!”

“Gak bisa dek, itu kan masih baru, dimainin pakai tangan adek aja sakit loh, gimana nanti kalau dijepit pakai memek sempit adek hayo?”

Hyuck sedih....gara-gara kepala kontol Mas Mark habis dipasang peircing, jadi Donghyuck harus puasa.....

Mark pindahin satu tangannya ke tangan Donghyuck, mengelus pakai ibu jarinya, menenangkan kesayangannya. “Gapapa ya ditunda, nanti sampai apart adek mas kobelin aja pakai jari ya sayang? Oke, oke gak?” Dibawanya tangan cantik itu mendekat, kemudian diberi kecupan mesra.

Kontrakan Mas Kenek

“Bang lo apa-apaan sih?”

“Ini demi kebaikan karir lo Hyuck, lo gak bisa terus-terusan berhubungan sama manusia di bawah lo gitu. Lo itu model terkenal, apa kata nitizen kalau tau seorang Lee Donghyuck ngejar cintanya kenek kopaja? Dia miskin, kalangan bawah, orang gak mampu, gak pantes dapat cinta dari lo.”

Marah, Donghyuck marah banget kali ini sama managernya. Bisa-bisanya dia tega nyuruh mas kenek kopaja itu jauhin Donghyuck pakai iming-iming duit sepuluh juta. Nyuruh Mas kenek itu ngaku udah punya istri dan anak padahal kenyataannya tidak. Terus juga Mas Mark ini kenapa mau aja? Padahal cuma sepuluh juta. Donghyuck bahkan bisa kasih lebih dari itu. Donghyuck bisa kasih 100 juta, bisa kasih mobil, bisa kasih rumah, atau sepuluh kopaja sekalipun Hyuck akan kasih, semuanya, apapun yang Mas Mark mau Donghyuck akan kasih.

Lagi lagi Donghyuck berhasil godain supir yang perutnya membuncit seperti orang hamil delapan bulan.....padahal cuma modal duduk di pahanya dan sesekali gesek-gesek nenen di lengan pak supir. Kali ini Hyuck minta imbalan alamat Mas Mark.

Donghyuck gak peduli ini sudah larut, ia ingin cepat-cepat menemui Mas Mark. Kangen, Donghyuck kangen banget sama Mas Mark. Sudah lebih dari bulan sejak pertemuan terkahir kalinya pada malam itu di terminal.

Tok tok tok “Mas Mark...” Gak ada jawaban apapun dari dalam, pintu dari kayu yang sudah lapuk itu Donghyuck dorong pelan-pelan “lho gak dikunci....”

Kakinya perlahan masuk. Ini memang gak sopan, tapi gimana dong..... Donghyuck udah gak sabar nemuin Mas Mark!

“Nghhh~~Hyuck!”

Donghyuck terlonjak kaget, suara geraman rendah terdengar dari satu satunya kamar yang Donghyuck lihat. Maka dengan perlahan Donghyuck dekati kamar itu, membuka kenop pintu yang lagi lagi gak terkunci.

Lebih terkejut lagi melihat pemandangan di dalam kamar itu....... Mas Mark...... lagi coli...??

“Mas—”

“Iya Hyuck—suara kamu anghh nyangein banget! Sayang~hh Iya aaahh~~ terus sayang kaya gitu!!”

“Mas Mark!”

Barulah si Mas Mark sadar, dia buka matanya begitu kagetnya lihat sosok Lee Donghyuck berdiri di ambang pintu kamarnya. Jadi.....suara mas yang barusan Mark dengar itu bukan Mark yang halu? Tapi suara dari orangnya langsung!

“Mas coli bayanginnya aku...?” Telak Hyuck. Mark buru-buru narik selimut, nutupin setengah badannya yang polos.

“Eh—Hyuck maaf—itu kamu ngapain kesini? Kan saya udah bilang saya udah punya istri dan anak.”

“Kalau udah punya istri ngapain coli? Memek istrinya gak enak?”

“Donghyuck!”

“Aku nanya mas...”

“Kan mas ldr sama istri,”

“Oh iya? Kalau gitu pakai memek aku aja nih,”

Donghyuck gabung ke atas kasur lapuk, dan sedikit bau apek itu. Di tarik selimut yang nutupin bawahnya Mas Mark, badannya dengan sigap jongkok di hadapan Mas Mark bibirnya udah nyentuh kepala kontol Mas Mark, Hyuck ciumi, “Hyuck, engga! Say–saya gak mau, nanti istri saya marah, Hyuck!”

“Udahlah kan istri mas di kampung, dia gak akan tau.” Donghyuck masih pura-pura gak tau kebohongan itu.

“HYUCK! Gak! Saya gak mau! Donghyu–aahhh~~! Anjing anjing enak banget mulut kamu Hyuck!”

Donghyuck jilat-jilat penis Mas Mark yang udah keras banget. Ini pasti udah coli dari tadi tapi belum keluar-keluar...... “Aku kangen Mas...”

“Mas juga kangen kamu sayang....” tangan Mark neken kepala Hyuck, membenamkan kontol yang udah tegang banget itu ke dalam mulut Donghyuck.

Donghyuck tersenyum penuh kemenangan, di lepas kontol Mas Mark dari mulutnya kemudian kembali bersuara. “Mas enakan di sepongin istri mas atau enakan di sepongin aku?”

“Kamu, istri mas gak ada,” entah sadar atau nggak Mark ngomong gitu. Karena posisinya si Mark lagi merem keenakan kontolnya di jilatin sama lidah lacur Donghyuck.

“Gak ada?” Tanya Hyuck memastikan.

“Iya gak ada. Mas masih lajang dek...”

“Duitnya buat apa?” Tanya Donghyuck lagi. Lidahnya masih lincah, memanjakan kontol Mas Mark.

“Bayar hutang, mas kalah judi terus dek...mas butuh duit banyak.”

“Sepuluh juta cukup mas?”

Mas Mark cuma ngangguk, mulutnya dipakai buat desah.

“Adek kasih lebih tapi mas diem aja mau gak?” Tawaran menggirukan itu diangguki Mas Mark. Toh itu menguntungkan, kontol tenang hatipun senang.

Terlebih Donghyuck yang gak kalah senang karena ia mendapatkan mainan baru.

Donghyuck melepaskan penis Mas Mark dari mulutnya, berpindah poisisi, menduduki kontol tegak si Mas. Mark dengan sigap menangkap pinggang Donghyuck.

Donghyuck letakan tangannya pada sisi kanan dan kiri muka Mas Mark, dikecupnya sekali bibir hitam itu...... cup! kecup dua kali, cup! tiga kali, cup! cup! cup! berkali-kali, sampai kecupan itu perlahan berubah jadi hisapan, lidahnya melumat dengan agresif, Mark yang peka langsung imbangi gerakan bibir dan lidah Donghyuck.

“Mas—nghh~~~” Tangan Mark merambat naik, meremas nenen montok Donghyuck yang masih tertutupi kaos croptop super tipis berwarna putih, si empunya melengguh keenakan.

“Mas aahhh~~! Becek memek Hyuck!”

Si gemini tuntun tangan Mas Mark buat sentuh kelaminnya yang sudah becek. Mark elus-elus memek hyuck dari luar celana dalam, gak perlu lucuti bawahnya sebab rok yang Donghyuck pakai terlampau pendek, otomatis rok itu nyingkap ke atas, memperlihatkan celana dalam berwarna senada sama kaosnya yang sudah basah.

“Enak dek?”

Tanpa melepas ciumannya Donghyuck mengangguk semangat. Enak! Apapun yang di jamah sama tangan Mas Mark semuanya akan menjadi enak. Nafsu Hyuck makin meningkat, si gemini yang gak sabaran menarik kaosnya, melucuti semua bahan yang nempel di badannya. Pas semuanya udah lepas, Hyuck tarik kontol si Mas kenek yang masih berdiri tegak, ia selipkan ke bawah kemudian ia duduki sampai kontol itu tergencet antara memek becek dan bokong mulus Donghyuck.

Hyuck gerakan bokongnya maju mundur secara perlahan, menggesek memeknya di atas kontol ngaceng Mas Mark.

Mark tarik tangan Donghyuck, menaruh tangan cantik itu pada bahunya. Sedang si Mas Mark menarik pinggang gemini untuk semakin dekat sampai sampai nenen si manis yang terus berguncang nempel sama dada bidangnya. Gerakan pinggang si cantik semakin kencang, Mark semakin kuat menahan pinggang Donghyuck, bikin yang di bawah semakin memanas akibat tekanan yang terlalu kuat.

“Ughh—mas nghh~~ gatel! Memek adek gatel!”

“Sini mas garukin sayang—mas garuk pakai kontol mau?”

Donghyuck ngangguk goblok! Gini nih kalau udah nempel sama kontol Mas Mark, seorang Lee Donghyuck yang sangat pintar dalam segala hal langsung berubah jadi manusia paling goblok!

Mark dongakan kepalanya ke atas, menikmati pijatan kontolnya lewat esek-esek memek tembam Donghyuck. Posisi kaya yang sekarang bikin Mark hampir gila, walau cuma digesek gesek tapi rasanya gak kalah nikmat sama yang masuk ke liang kawin Donghyuck. Kontolnya terus-terusan di gesek sama memek basah, becek dan hangat si cantik, terhempit antara bokong semoknya yang mulus. Jangan lupakan tetek gede Donghyuck yang terus berguncang menabrak dada bidang Mark tanpa henti. Bangsat ini terlalu nikmat!!

“Adek— mas ahh— mas mau keluar....”

“Barengan mas, adek juga mau keluar—aaahhh~~!!”

Mark nahan pinggang Donghyuck supaya berhenti, kemudian menyemburkan spermanya, mengotori pahanya sendiri serta bokong semok Hyuck yang masih bertenggar di atas penis Mark. Disusul Donghyuck, menteskan sperma itu tepat di atas kontol Mas Mark.

Selang masa pelepasan keduanya sibuk menetralkan napas masing-masing.

Mark mindahin Donghyuck, yang tadinya duduk di atas pahanya ia pindahkan ke sisi kasur. “Mas sebat dulu sebentar,” yang langsung diangguki sama Donghyuck.

Si Mas Mark berdiri di depen jendela yang terbuka, membelakangi Donghyuck yang masih duduk anteng di kasur Mark sambil memperhatikan lelaki dengan punggung tegap dan keras itu. Asap dari benda nikotin yang terjepit antara dua jarinya mengahambur ke luar jendela, sebagian ada yang masuk ke dalam kamarnya.

“Kamu tau dari mana alamat mas, dek?” Mark sesap lagi rokoknya, sebelum berbalik badan menatap Donghyuck, asapnya ia hembuskan ke udara. Donghyuck yang lihat pemandangan itu, seketika otaknya langsung konek ngentot sambil lihat si mas nyebat ughh......

“Mas duduk sini aja,” Donghyuck nepuk sebelah kasur.

“Nanti asapnya kena kamu. Kamu gak ngerokok toh?”

“Ngerokok kok,” Hyuck berdiri, mendekati si Mas Mark yang masih berdiri membelakangi jendela, mata elangnya memperhatikan gerak gerik si cantik yang semakin mendekat. Ia mengerut bingung, melihat Donghyuck jongkok di depannya.... “rokok ini,” jawab Hyuck dengan bangganya genggam penis si leo yang mulai melemas.

“Hyuck.....” tangan nakal Hyuck mengocok kontol Mark yang semula mulai melemas seketika bangkit lagi.

“Mas capek, dek....”

“Mas duduk aja, aku yang kerja kan?”

Dan disinilah mereka, di sofa ruang tamu, dengan Mark yang duduk santai sambil lebarkan kaki, lebarkan tangan, dua jarinya menjepit rokok yang menyala, matanya memejam menikmati goyangan si manis di atasnya—di atasnya ada Donghyuck yang sibuk bergerak, maju mundur, naik turunkan badannya dengan memek tembam super becek tersumpal kontol ngaceng si Mas Kenek.

Mark hisap benda nikotin pada jepitan jari tengah dan telunjuk, asapnya ia semburkan di depan muka Donghyuck, “pinternya mas, pinter banget ngenakin kontol. Enak sayang?”

Donghyuck ngangguk goblok. Memutar bokongnya, menjepit lebih kuat lagi kontol si Mas di dalam memeknya. Bokongnya semakin nungging ke atas, membenamkan kontol berurat Mas Mark.

Posisi kaya gini benar-benar bikin Donghyuck mabuk. Kontol Mas Mark yang masuk lebih dalam, sampai mentok. G-spotnya berkali kali kegaruk sama kontol besar si mas, bikin memek tembamnya makin kedutan, sampai sampai kontol besar itu nyeplak di perutnya. Bokong semoknya terus bertabrakan sama paha sekal si Mas Mark, ciptakan suara plak! plak! Antar kulit ketemu kulit bikin suasana semakin panas. Di ruang tamu itu gak ada AC, cuma ada kipas angin yang menyala suara putaran kipas angin itu bersahutan sama suara desahan Donghyuck.

Belum lagi pemandangan di depannya....Mas Mark nyebat..... mata Donghyuck dipenuhi kabut nafsu. Panas, gerah. Memeknya gatel, semakin kontol Mark kenain G-spotnya semakin gatal.

Sekali-kali Mark menangkap tetek Hyuck yang berguncang, menyedot nenen besar itu bikin Donghyuck makin semangat menggila ngulek kontol Mas Mark.

Permainan panas itu berlanjut, berganti berbagai gaya, sampai suara pintu tetangga kontrakan Mark terbuka, menunjukan waktu malam sudah berubah menjadi pagi, keduanya ambruk bersamaan.

Terminal Malam

Jadwal pemotretan telah selesai, Donghyuck bergegas ke kamar mandi, mengganti pakaian yang sudah ia siapkan untuk menemui si Mas Kenek Kopaja yang ditemui dua minggu lalu. Jantungnya berdebar, senyumnya tak luntur sedari pagi. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Atau hanya napsu yang membara? Entahlah yang pasti Donghyuck pernah merasakan jatuh hati tapi rasanya gak sebinar ini. Ya mungkin cinta, mungkin nafsu, dan bisa jadi memang keduanya.

Ah iya, Donghyuck juga sudah beri tahu managernya untuk pulang lebih dulu pakai taksi atau kendaraan lain sebab mobilnya akan ia pakai laju menuju terminal untuk menemui Mas kenek pujaannya, yang ia ketahui bernama Mark—Mas Mark.

“Bawa kondom gak ya..? Emang Mas Mark mau pakai kondom? Ah gak usah lah.” Pemikiran Donghyuck memang seputar sex, sex, dan sex saja kalau urusannya sama si Mas Mark.

Sekarang sudah sampai di terminal, touch up lagi make up nya sebelum meninggalkan mobilnya.

Disisi lain Mark di dalam markas lagi bermain kartu, serta berbincang bersama rekan kerja lainnya, sampai tiba Pak supir yang dari luar memanggil “Mark, ada yang nyariin tuh di luar, cantik wuh bodynya sexy abiss, aduh siapa tuh Mark?” Goda Pak Supir di ujung kalimat.

“Tinggal dulu ya,”

Kawannya mengangguk, beri hormat dan di akhiri jempolan. Mark bergegas keluar.

“Hai!” Sapa Donghyuck lebih dulu, dengan nada suara melengking, serta godaan kecil seperti kedipan mata. Ia berdiri di samping kopaja yang terparkir, Mark dekati Donghyuck.

Mark meneguk ludah melihat pakaian yang dipakai cewe itu; dress ngepres badan berwarna merah menyala memberi sinyal godaan. Potongan leher dress itu rendah sekali, mempertontonkan setengah dada montoknya, pun kakinya pakai sepatu heels yang lumayan tinggi buat kakinya semakin jenjang, begitu terbuka menampakan paha yang mulus. Mark berdeham keras guna membalikan kewarasanya yang hampir hilang.

“Kenapa mas?” tanya Donghyuck. Badan maju, menghimpit si Mas Mark yang berdiri dengan tangan bersila, badannya nyender di kopaja.

“Eh em–nggak!”

Penampilan Mark jelas jauh beda sama Donghyuck, seperti biasa Mark dengan pakaian kumel dan bau keringat, tapi justru penampilan itu yang buat Donghyuck suka.

“Mau kamu apa nyari saya terus?” Tanya Mark.

Donghyuck hedikan bahu, bola matanya berputar ke kiri dan ke kanan seakan lagi mikir jawaban atas pertanyaan Mark. “Mau mas.” Jawab Donghyuck singkat.

“Hyuck—”

“Lho Mas Mark udah tau nama aku?” Donghyuck berseru ria, padahal Mark cuma sebut setengah namanya.

Ya gimana gak tahu... kegiatan cutinya Mark terganggu, lagi lagi para sahabatnya telvon, ngasih tahu kalau ada cewe cantik dan super seksi nyariin namanya Lee Donghyuck.

Mark ngangguk, “Donghyuck—” yang disebut namanya langsung tubruk badan Mark, buat yang didorong terhempit antara Kopaja dan badan Lee Donghyuck. Donghyuck udah gak sabar, denger Mas Mark sebut namanya aja udah bikin bawahnya becek! Suaranya seksi banget bangsat Mas Mark!!

Mark yang gak ada persiapan apapun kewalahan dapati serangan dadakan di bibirnya. Donghyuck gila, seperti orang kesetanan. “Hyuck— mhh...” Mark coba dorong dada Donghyuck, tapi tangan itu malah ditarik sama si gemini, bawa tangan itu pada gundukan nenennya.

“MARK GILIRAN LU NIH MARK!”

Suara dari salah satu teman Mark terdengar, Mark langsung dorong Donghyuck kemudian ditarik ia bawa masuk ke dalam kopaja yang sunyi, berjalan mengendap- ngendap memasuki kendaraan yang terparkir itu.

Setelah masuk Mark langsung dorong Donghyuck sampai terjatuh pada salah satu kursi penumpang, ia turunkan resleting pada bagian punggung Donghyuck, si gemini yang paham langsung berdiri, perosotkan dressnya sampai semata kaki, sebelum balik duduk ia lepas celana dalamnya. Sekarang satu-satunya benda yang masih nempel di badannya cuma heels.

Mark jongkok, menyambar memek Donghyuck yang sudah basah, berlendir. Ia lebarkan labianya, jari telunjuk mencolek lendir, dan menyerahkan pada Donghyuck. “Jilat!” Pinta Mark, yang langsung dituruti.

“Memek lonte, belum di apa-apain aja udah bocor!” Mark angkat satu kaki Donghyuck yang masih kenakan heels. Ia dekatkan mukanya, jilat memek bagian luarnya, becek. Mark buka labianya memperlihatkan memek kedutan Donghyuck udah banjir. Mark julurin lidahnya lagi, menyedot memek tembam itu masuk menyesapi lendir yang terus ngalir. Lidahnya bergerak lincah, menyedot memek bocor sampai sang empunya menggeleng nikmat, dongakan kepala dan pejamkan mata sangat erat. Kedua tangannya pegang rambut Mark, mendorong kepala itu supaya semakin masuk ciumi dan sedot sedot memeknya. “Mas—nghh pelan pelan~~”

Mark semakin rakus, bibirnya gak berhenti ciumi memek harum dan sedikit bau amis khas memek orang kaya, pasti sering dirawat makanya harumnya enak. Mark terbuai, ia menyukai harumnya memek Donghyuck.

Satu tangan Mark merambat naik, berhenti di gundukan nenen besar itu. Ia remas pelan, nenen itu, cubit dan tarik nipplenya. Kemudian ia tampar pentil berwarna ping itu sampai Donghyuck kelurkan lenguhan. “Aahh~ mh—mass~~!!”

Mulutnya gak berhenti ngerojorok memek Donghyuck, lidahnya bergesek–dari atas ke bawah, bawa masuk lendir yang terus ngocor ke dalam mulutnya. Lidah Mark mencolok lubang kawinnya berkali kali, ia gigit kecil kelentit kecil yang nyempil itu sampai merah.

Setelah dirasa puas, Mark jauhkan muka diganti dengan tangannya. Ia berdiri sedikit bungkukan tubuh supaya mempermudah untuk menyusu. Pertama-tama Mark tampar nenen besar yang ngegantung bebas itu sampai Donghyuck memekik, rasakan antara sakit dan enak yang bersamaan. Mark kecupi puting Donghyuck, jilat jilat sampai basah, gigit kecil kemudian ia tarik, kemudian kembali diesap seperti bayi lagi nyusu. Sedangkan di bawah jari jari kotornya menerobos masuk ke dalam liang kawin si gemini, merojok lubang memek becek itu pakai dua jari, jempolnya mengusap kasar kelentitnya.

“Kamu seksi banget...” bisik Mark.

Ahh gila! Donghyuck udah gila, kewarasannya entah kemana, ini berlebihan, dia gak bisa menerima ini semua dalam waktu bersamaan! Donghyuck sudah gila!! Ingat! Donghyuck gila karena permainan mulut dan tangan kotor mas kenek. Ditambah lagi suara dalam Mas Mark... Ugh! Donghyuck gak waras!

“Aahh! Mas Markk~~ aahh ahh enak! Enak bangett!! Fuck fuck enak banget nghhh mass—!!”

“Jangan terlalu kenceng, suka ada yang lewat samping sini.” Bisik Mark, Donghyuck langsung bekap mulutnya sendiri pakai satu tangan yang bebas. Satu tangannya digunakan buat ngelus-ngelus rambut Mark, sesekali ia dorong kepala itu buat Mark semakin tenggelam di nenen besarnya.

Sampai tiba si kenek nambah jari satu lagi... total ada tiga jari di dalam memek Hyuck. Mark semakin brutal merojok pepek tembam yang terus terusan bocor. Suara kotor itu semakin terdenger kenceng, clok clok clokk becek, becek banget memeknya. Mark tampar kasar memek itu sampai merah, dan bunyi plak plak yang lumayan kenceng, Donghyuck memekik lagi. Sakit perih tapi enakk!

Badan Donghyuck bergeter kelojotan, napasnya memburu, sampai tiba dimana memek itu keluarkan air mancur Cuuuurrrrr Squirt! Donghyuck berhasil squirt lagi, ah tidak! Mark berhasil buat Donghyuck squirt lagii!! Mark keluarkan tiga jarinya, cuuurrrrrrrr bocor! Memeknya makin bocor, ngocorr deress. Si cowo leo itu tampari memek sang lawan main dengan kasar, buat memeknya yang lagi ngocor deress jadi makin deres dan kenai bajunya.

“Basah baju saya, Hyuck...” titah Mark. Donghyuck gak peduli, ia sudah lemas.

Mark ajak Donghyuck berdiri, padahal dia sudah lemas bukan main walau permainan belum sampai ke inti. Donghyuck belum dientot! Memeknya belum dicolok kontol Mas Mark?? Dan bahkan, ia belum lihat punya Mark??? Pakaian Mark masih lengkap, tapi Donghyuck sudah lemas.

Sekarang gantian, Mark yang duduk, Donghyuck jongkok di depannya. “Sepongin kontol saya.” Hyuck segera turunkan celana Mark, bersamaan dengan celana dalamnya. Ia teguk ludahnya kasar, bola matanya membola, “gede banget...”

“Masukin semuanya ke mulut kamu bisa kan?” Tanya Mark. “Masa lonte gak bisa.” Telak Mark sebelum Donghyuck menjawab apapun.

Bukan masalah gak bisa, tapi Donghyuck itu sudah lemas!! Terlebih kakinya terasa pegal karena sepatu heelsnya gak dilepas.

Donghyuck raih penis Mark, genggam erat penis panjang nan berurat itu kemudian diurut naik turun secara perlahan, genggamannya semakin erat, ia dekatkan muka, kecupi palkonnya sampai Mas Mark mendongak. “Masukin hyuck.” Titah Mark. Donghyuck jilati kontol Mas Mark dari kepala sampai ujung, ia gerayangi dua bola kembarnya, remas remas pelan kemudian masukin ke dalam mulutnya. Donghyuck ngulum kontol bagian testisnya udah kaya ngemut lolipop. Sedang batangnya masih ia urut pelan, naik turun tempo teratur. Sekarang pindah, Hyuck keluarkan testis Mark dan mulai jilati bagian palkon, lidahnya berputar jilati lubang kencing Mark otomatis jambak rambut Hyuck merasakan sengatan bagian selatnya. “FUCK! Lee Donghyuck bangsat mulutnya lac–aahhh~ anjing! Lacur! Lacur bangsat!!”

Hyuck masukin batang penis Mark ke mulutnya, selang beberapa detik ia pompa maju mundur kontol ngaceng berurat milik Mas Mark. Mark gak sabar, jambakan di rambut Hyuck makin kenceng, ngontrol gerakan kepala yang maju mundur itu makin cepet sampai Donghyuck tersedak ludahnya sendiri. Pipinya merah sebab kena tamparan kulit Mark berkali-kali. Terus bukannya pelanin tempo genjotan, Mark malah dorong kontolnya masuk makin dalem ke tenggorokan Donghyuck dan nahan kepala itu, mendiamkan kontolnya terjepit mulut lacur Donghyuck. “Bangsat enak banget mulut lonte!”

Donghyuck pukul perut Mark ngasih isyarat kalau mulutnya butuh dibebaskan, hidungnya sudah merah, napasnya tersenggal, air mata ngalir dari pipi Mark melihat itu langsung lepasin dan tarik balik kontolnya dari mulut Hyuck.

Selagi Donghyuck ambil napas Mark tarik badan Hyuck, membalikan badan itu tanpa aba-aba dia coblos kontol beruratnya masuk ke dalam memek becek Donghyuck. “Aaahhh~~ mas! Pelan pelann!” Mark seakan tuli, matanya udah dipenuhi kabut napsu. Tangannya gerayangi nenen besar Donghyuck dari belakang, remes remes sampai cubit dan tarik pentilnya yang udah negang dan keras banget.

Donghyuck semakin merunduk, bokongnya dinaikin lagi memudahkan Mas Mark buat masukin kontolnya lebih dalem lagi ke dalem lubang beceknya. Tangannya pegangan besi yang digunakan penghalang kursi paling depan.

Mark tumbuk keras memek Donghyuck, sampai bunyi tubrukan antar kulit perut dan bokong semok si Hyuck. Sekali-kali dia tampar bokong bulat semok itu buat sang empunya memekik keras. Donghyuck pasrah aja, toh dia keenakan lubang memek lacurnya disumpel kontol gede dan berurat milik Mas Mark.

Sebenernya Donghyuck ngerasa kakinya pegel, sepatu heelsnya masih dipakai sampai sekarang, tapi tumbukan keras di memeknya bikin ngelupain rasa pegal di kakinya itu.

Mark balikan badan Donghyuck tanpa ngelepas tautan kelaminya, dia tarik satu kaki Hyuck, di sampirkn di bahunya, terus mulai ngegenjot lagi secara brutal. “Mas~~ nghh..!”

“Enak?”

Donghyuck cuma mampu ngangguk. “Hah? Jawab lonte! Mulutnya jangan dipake buat desah doang!” Plak Plak “AAHH!!” Mark tampar dua puting Donghyuck.

“Ena—enak! Aaahh~~ enak mas!! anghhh~enak banget!!!”

“Becek banget memek kamu Hyuck!”

“Memek kamu kuat banget jepit kontol saya,”

Lagi lagi Donghyuck cuma ngangguk. Mulut lacurnya beneran cuma bisa ngeluarin ahh ahh sama lengguhan kotor doang. Mark makin menggila genjot memek itu, poisi yang sekarang bikin kontolnya mentok banget di dalam memek Hyuck, pun ngenai g-spot Donghyuck terus. Suara kecipak antar kulit makin kenceng ngisi kopaja yang terparkir rapi di halaman depan itu.

“Saya keluarin di dalem ya?”

Donghyuck ngangguk goblok. Apapaun, apapun yang mau Mas Mark lakukan dipersilakan, Donghyuck gak akan nolak!

“Jawab Hyuck! Mulutnya dipake ngomong!”

“Iyaahh boleh mas aahh! Boleh! Boleh keluarin di dalem! Pejuin—pejuin memek aku pake peju Mas Markk!!”

“Kalau kamu hamil gimana?”

“Mau! Mau dihamilin Mas Mark!! Mau ngandung anak Mas ahh fuckk! enak enak banget aahhh mass~~!!”

Benar saja, Mark sembur pejunya di dalem memek Donghyuck, bersamaan sama memek Donghyuck yang bocor lagii, ngocor deres banget kaya air mancur sampai basahi kontol Mas Mark yang masih nyolok di dalem lubang becek itu.

“Hyuck,”

“Iya mas?” Donghyuck masih lemas, selepas pelepasannya tadi yang menurutnya sangat dasyat. Gila, Donghyuck benar-benar jatuh cinta sama Mas Mark, sama permainan Mas Mark, sama jari tangan Mas Mark, sama suara dalam Mas Mark, dan pastinya sama kontol berurat Mas Mark.

“Udah ya, jangan nyariin saya lagi...”

Donghyuck yang lagi nunduk lemas langsung ngangkat kepalanya, natap mata Mas Mark seakan nanya “kenapa? Kita baru aja ngentot brutal sampai mabok peju lho?” dan Hyuck baru aja ngakui perasaan sukanya sama si Mas Mark walau baru ia akui dalam dirinya, belum ia suarakan untuk di dengar Mas Mark.

“Kenapa mas?”

Mark nunduk lesu, “saya udah punya istri dan anak di kampung Hyuck. Udah ya, jangan nyari saya lagi.”

Jdarr!! Terus Hyuck harus apa dong sekarang?

Kenek Kopaja

“Hyuck, sorry banget, ini ban mobilnya bocor.”

“Yaaah, terus gue gimana, bang?”

“Naik taksi aja, kalau nungguin gue pasti bakal telat.”

“Ya udah.”

Sebel, sebel banget. Barusan manager Donghyuck ngasih kabar kalau ban mobilnya bocor di tengah jalan, terpaksa ia harus naik kendaraan umum. Tapi dilihat-lihat ini kok gak kelihatan ada taksi lewat...?? Donghyuck makin sebel.

“Duh taksiiii mana sih? Kenapa gak ada yang lewat.” Banyaknya kendaraan umum tapi gak ada satu taksi pun yang nampak, Donghyuck frustasi sampai akhirnya ia nekat lambaiin tangan pas ada kopaja.

“Ayoo naik, neng,” Donghyuck bergegas naik ke kopaja di bantu keneknya.

“Tujuan kemana?” Kenek itu berdiri di depan Donghyuck, sambil nyerahin karcis. Tapi bukannya ngambil karcisnya Donghyuck malah membeku denger suara kenek kopaja itu, selang beberapa detik ia angkat kepala.... ganteng, ganteng banget. Sejak kapan ada kenek kopaja dengan wajah se tampan itu?? Atau Donghyuck aja yang baru tau??? Donghyuck melihat dari atas sampai bawah, penampilan abang kenek itu kucel gak jauh beda dari para pekerja kendaraan ini. Kain handuk kumoh tersampir di lehernya, celana jeans di bawah lutut, serta atasan lengan buntung yang memperlihatkan ototnya tercetak jelas disana, dan yang buat Donghyuck menelan ludahnya itu jari-jarinya... telunjuk dan jempolnya bersatu guna menghempit karcis yang akan dia beri ke penumpang “panjang, lentik, dan tebal... gimana ya rasanya dikobelin jari kotor itu?” ujarnya dalam hati.

“Tujuannya kemana, neng?” Si kenek mengulang pertanyaan yang sama.

“Hah? Ohh! Ke studio newcity mas...”

“Oh oke, ini karcisnya ya.”

Ngomong-ngomong Donghyuck tadi masuk lewat pintu belakang, jadi sekarang pun ia berdiri pada bagian belakang. Di depan sana penuh penumpang.

Setelah menyerahkan karcis kenek mundur lagi, berdiri tepat di belakang Donghyuck dengan satu tangan pegang pegangan besi yang terpasang di atas. Donghyuck bisa cium aromanya... aroma keringat bercampur aroma khas mas kenek?? lagi lagi buat badan Donghyuck berdesir memanas.

Jiwa lacurnya Donghyuck ini memang kuat, maka tanpa ada rasa ragu mundur beberapa langkah sampai terasa bokong sintalnya nempel sama selangkangan si kenek. Donghyuck diamkan bokongnya menempel disana, gak ada tindakan apapun dari kenek, Donghyuck semakin berani, mulai menggesek pelan bokongnya kanan kiri hingga gerakan memutar, si kenek tetap diam. Tapi Donghyuck tahu, kalau mas kenek itu lagi natap dirinya dari belakang, seakan tanya apa maksud dari tindakan bejatnya.

Donghyuck senyum bangga setelah merasakan tonjolan yang nempel di bokongnya. Gak sia-sia usaha gesek-geseknya, kan, membuahkan hasil.

“Ngaceng ya mas?” Bisik Donghyuck. Kenek itu tak kunjung menjawab, Donghyuck tarik satu tangan mas kenek, menempatkan di pinggang rampingnya, selang beberapa detik Donghyuck geser tangan mas kenek itu, dari pinggang ia bawa ke perut kemudian ia turunkan, sampai dibagian paling intim Donghyuck tekan tangan itu cukup lama. “Basah kan, mas? Saya juga udah sange.” Ujarnya.

Donghyuck masih nuntun tangan mas kenek, ia bawa tangan itu masuk lewat bawah rok nya yang pendek, melewati celah celana dalam tangan itu bergerak masuk dengan sendirinya, Donghyuck lepas, keluarkan tangannya dari rok nya, dan membawa satu tangan mas kenek yang lagi pegang karcis ia tempatkan pada pinggang rampingnya.

Tangan yang di dalam rok itu sudah mulai lincah, mengelus memek berlendir, melebarkan labianya dari bawah ke atas dengan dua jari yang membentuk huruf V. Donghyuck melengguh, kegiatan tangan mas kenek semakin brutal. Mencolok tonjolan kecil yang berada di tengah, dia tekan-tekan bagian itu pakai jari tengah, sedang jari manis dan telunjuk masih setia mengelus bagian luarnya. Dia turunkan jari tengah itu, tampa aba-aba mas kenek masukin satu jarinya ke dalam lubang yang becek itu. Dia kocok brutal sampai terdengar bunyi percikan di dalam sana.

Donghyuck udah hampir gila, kepalanya dongak ke atas, matanya memutih, bibirnya ia gigit rapat-rapat supaya desahannya gak lolos, sebab di dalam kopaja yang ia tumpangi penuh dengan penumpang. Pegangan tangan di atas tangan mas kenek yang bertengger di pinggangnya semakin kuat, kakinya berusaha kuat untuk tetap berdiri.

Di belakang sana si kenek kopaja tersenyum seakan mendapat lotre berisi uang milyaran. laki-laki mana yang di beri rejeki berupa memek gratis gini nolak? Dia dekatkan mukanya, mengendus leher belakang Donghyuck, memberi rangsangan di sana. Lehernya Donghyuck ini wangi, wangi banget. Mas kenek bisa simpulkan kalau wanita yang sedang ia rojok memeknya ini adalah wanita tajir, wanginya saja seperti wangi parfum mahal, yang sudah pasti dia sendiri gak mampu beli.

“Aahh!!” Donghyuck membekap mulutnya sendiri pakai satu tangannya yang bebas. Gak bisa, desahannya memaksa keluar sebab mas kenek kopaja itu menambah dua jari sekaligus masuk, hingga saat ini ada tiga jari yang lagi ngerojok memeknya.

“Enak?”

“Hnghh...engh anghh” Donghyuck ngangguk. Enak! Enak banget!! Baru kali ini ia keenakan sebigininya cuma karena jari kotor kenek kopaja.

Tiga jari panjang nan tebal itu gak berhenti ngenai g-spotnya. Merojok tiada hentinya.

Permainan di bawah sana semakin kacau, kocokan tiga jari di dalam lubang memeknya sangat lihai, bunci clok clok clok dari dalam sana semakin terdengar jelas, Donghyuck kewalahan. Ia rapatkan kakinya, menghempit tangan mas kenek kopaja di dalam sana.

Tiba-tiba suara musik dangdut koplo terdengar... abang supir menyalakan musik, bahkan volumenya luar biasa keras, suaranya menggema sampai mengisi isi dalam kopaja. Donghyuck melepas bekapannya, bernapas lega.

“Aaahh!! Mas...”

“Lacur ya kamu?”

Donghyuck ngangguk goblok, “iyah! Lacur nghh ah aahhh! Lacur—lacurnya mas kenek!!”

Mas kenek senyum bangga, kocokannya semakin menggila. Jempolnya ngucek kasar itilnya gak kalah kenceng dari kocokan tiga jarinya. Becek, becek bangett! Celana dalam Donghyuck sudah basah luar biasa, bahkan rok span berwarna merah muda meninggalkan bercak basah di depannya.

“Mass! Mas mau keluar aahhhh!!”

Kakinya semakin rapat menghimpit jari-jari mas kenek. Badannya sedikit menurun, malah buat jari-jari di dalam sana semakin masuk, menekan g-spot Donghyuck.

“Keluarin aja, manis.” Jawab mas kenek, tapi jarinya tetep bergerak ngocok memek bocor milik sang penumpang, serta gesekan jempolnya semakin kencang, anat sangat brutal.

“Aahh mas mas saya mau pipis! Aahh ahh pipis ahh, memek saya bocor!!”

“Iya! Lonte memeknya gampang bocor ya? Dimainin pakai jari doang sampai bocor kaya gini, gimana kalau di rojok pakai kontol saya.”

“Mauu—aahh!! Mau dirojok pakai kontol mas!!”

Cuurrrrrrr bocor, memeknya beneran bocor! Donghyuck squirt?? Ia sendiri gak percaya kalau bisa squirt. Donghyuck gak percaya kalau memeknya bisa ngeluarin air mancur!! Selama ini gak pernah ada yang berhasil bikin Donghyuck squirt! Berbagai macam kontol yang pernah ngerojok memeknya gak pernah ada yang bikin sampe ia squirt begini. Donghyuck kagum sama mas kenek kopaja itu.

“Bentar lagi newcity,” mas kenek berbisik, bersamaan ngeluarin tangannya dari dalam rok ping penumpang.

Donghyuck berbalik badan, ia menatap mas kenek cukup lama, satu tangannya benyambar handuk kumul yang tersampir di leher mas kenek, kemudian ia usap keringat yang menetes di dahinya pakai handuk itu.

“Makasih.” Kata terkahir yang Donghyuck ucapkan. Menyerahkan handuk dengan selembar uang merah, sebelum akhirnya ia turun dari kopaja, karena tujuannya sudah sampai.

.

.

“Kanapa lo? Dateng-dateng senyum-senyum kaya orang gila.”

“Gue squirt!!”

“Ha...??”

“Sama kenek kopaja?”

“LO NAIK KOPAJA? SEORANG LEE DONGHYUCK NAIK KOPAJA??”

“Suara lo kecilin, Ren!”

Sorry sorry bentar, yang gue bingungkan adalah kenapa bisa lo squirt sama kenek kopaja?”

Donghyuck ceritain semuanya, dari awal sampai akhir ke sabahat se per-modelnya itu.

“Gila ya lu?!!”

“Besok gue bakal naik kopaja lagi! Mau ngajak ngentot mas kenek!!”

Rena geleng-geleng, gak habis pikir sama sahabatnya itu. Iya, sih, memang... Rena tahu sepanjang hidupnya Donghyuck gak pernah ngerasain squirt?? Tapi masa iya harus sampai segitunya??? Dan yang paling bermasalah itu Lee Donghyuck seorang model ternama, berhubungan seksual sama kenek kopaja?? Kenek kopaja kan kucel, kumuh, bau asem, bau keringet???

“Yakin mau ramean?” tanya Marka memecah keheningan teman-temannya yang sedang memantau laki-laki di samping mejanya.

“Nggak.” Aldo menentang, otomatis ketiga temannya menatap dirinya dengan pandangan bertanya: kenapa?

“Taruhan. Yang berhasil bawa dia keluar dari sini tanpa paksaan, dia yang menang—”

Aldo merogoh saku celana, mengeluarkan kartu kebanggaan. “nih, bawa black card gue dan bawa dia.”

.

.

“Ngeberontak anjir! Dipegang tangannya doang ngamuk.” Jidzan menyerah sebagai orang yang mendapat bagian pertama.

“Tolol sih, lo.” umpan Reza, kemudian berlalu menjalankan misinya.

“Menurut lo Reza berhasil nggak?” Aldo yang ditanya hanya menggeleng remeh sebagai jawaban.

“Yakin mau ramean?” tanya Marka memecah keheningan teman-temannya yang sedang memantau laki-laki di samping mejanya.

“Nggak.” Aldo menentang, otomatis ketiga temannya menatap dirinya dengan pandangan bertanya: kenapa?

“Taruhan. Yang berhasil bawa dia keluar dari sini tanpa paksaan, dia yang menang—”

Aldo merogoh saku celana, mengeluarkan kartu kebanggaan. “nih, bawa black card gue dan bawa dia.”

.

.

“Ngeberontak anjir! Dipegang tangannya doang ngamuk.” Jidzan menyerah sebagai orang pertama yang mendapat bagian pertama.

“Tolol sih, lo.” umpan Reza, kemudian berlalu menjalankan misinya.

Tepat pukul dua belas malam, Aldo memasuki club yang diberitahu oleh Jidzan, tentu saja di dalam sudah ada Jidzan dan kedua temannya itu.

Aldo memasuki kedua tangan ke dalam saku celana, netra anak muda itu melirik ke berbagai arah melihat tempat yang cukup ramai: tapi nggak seramai seperti club malam yang biasa di datangi bersama tiga sahabatnya. Suara bising dan bau alkohol menyeruak dimana-mana.

Brukg seseorang menabrak punggungnya.

“Oh shit—”

“Hey! you oke?”

“Mnghh—no!”

“Udah ya,”

“Apa?”

“Ini udah lima detik.”

” Si anjing.”

Tut

Hervi benar-benar melakukan apa yang ia katakan lewat bubble chatnya: menemani televon selama lima detik.

Juniel membanting benda pipih, mengusak rambutnya yang sudah berantakan kini bertambah berantakan. Hampir pukul dua belas malam, Juniel beranjak dari tempat duduk, meninggalkan ruangan kerja miliknya.